Jumat, 19 Maret 2010

Hut SMPN 29 Batam

Cangkan Sekolah Bebas Sampah dan Berbasis IT
Laporan : Arment


SMPN 29 Batam, Senin (8/3) merayakan ulang tahun yang ke-3.  Perayaan ditandai dengan pencanangan program 'Sekolah Bebas Sampah' serta 'Sekolah Berbasis ilmu dan Teknologi (IT)'. Acara cukup meriah dengan mempertontonkan kebolehan para siswa-siswi SMPN 29 Batam dalam peragaan merakit, menginstal dan memprogram komputer.

Meski mereka baru siswa SMP, namun soal kebolehan hampir standar dengan siswa SMK jurusan IT. Hal ini dibuktikan langsung oleh para siswa di hadapan tamu undangan unsur Dinas Pendidikan, Camat, Lurah, Muspida, tokoh masyarakat, serta sejumlah tamu undangan dari sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Batuampar.

Bahkan Disdik sendiri ketika itu diwakili Kasi Tenaga Pendidik, Muchril SPd, sampai berdecak kagum atas kemahiran para siswa memperagakan keahlian dalam merakit komputer ini. Begitu pula dengan Lurah Tanjungsengkuang, Tahir, langsung memesan satu unit komputer yang akan digunakan di Kantornya.

Acara semakin meriah dengan persembahan Tari Laggam Melayu, Penampilan Musik Tradisional dan Band Sekolah. Ketiga penampilan tersebut merupakan kelompok kesenian yang kerap mendapat juara disetiap lomba dan sering dipakai untuk mengisi acara di masyarakat. Acara ditutup dengan potong tumpeng dan pelepasan puluhan balon yang cukup mendapat tepuk tangan gemuruh dari para siswa yang memadati lapangan sekolah.

Kepala Sekolah SMPN 29 Batam, Sularno SPd, usai acara menyatakan, program pencanangan Sekolah Bebas Sampah ini agar SMPN 29 Batam kedepannya punya karakter tersendiri, karena dengan sekolah bersih akan berdampak pada suasana proses belajar mengajar (PBM) yang baik dan nyaman. Maka dari itu untuk mensukseskan program ini semua penghuni sekolah ikut terlibat langsung, bahkan bagi siapa saja yang melanggar akan dikenakan sanksi membersihkan semua tong sampah serta tulisan corat coret yang ada di tembok. Selain itu, pihaknya juga mengadakan lomba kebersihan antar kelas.

Sementara terkait penerapan keterampilan IT di SMPN 29 ini, Disdik telah mengakuinya dan meminta untuk memberikan pelatihan komputer kepada 7 sekolah yang nantinya supaya menerapkan skill yang sama kepada para siswanya seperti dilakukan selama ini oleh SMPN 29 Batam ini. "Bahkan SMKN 1 Batam telah melihat keterampilan yang dimiliki anak didik kita dibidang komputer. Sekarang mereka sedang memantau mencari bibit-bibit yang mahir dalam IT ini. Dan saya sendiri telah mengajukan usulan kepada SMKN 1 Batam untuk diadakan MoU supaya siswa yang pandai IT ini bisa digaransi masuk SMKN 1 Batam. Apalagi disekolah itu sudah ada 20% kuota bagi siswa berprestasi masuk kesana" ujar Sularno yang tahun ini mewakili kecamatan ikut ajang pemilihan Kepala Sekolah berprestasi tingkat Kota Batam.

Diakui Sularno, prestasi bidang akademik SMPN 29 Batam belum menonjol seperti sekolah terdahulunya. Namun Sularno tidak ingin hanya bisa pejam mata saja, namun perlu ada upaya gebrakan baru dalam prestasi dibidang skill lainnya seperti penguasahan IT dan menjuarai setiap Lomba olahraga. Hal ini telah dibuktikannya pada Porseni tingkat Kecamatan Batuampar, semua lomba olahraga disapu bersih oleh SMPN 29 Batam untuk mewakili tingkat Kota Batam.

Kasi Tenaga Pendidik Disdik Kota Batam, Muchril SPd, pada saat itu, juga menyatakan rasa salutnya atas keberhasilan para siswa-siswi dalam menguasai skill dibidang komputer. Dinilainya merupakan terobosan bagus mempola pendidikan berprestasi dalam segala bidang, terutama dibidang penerapan skill seperti komputer ini. Namun agar program ini terus meningkat, ia minta semua steak holder perlu memberikan dukungannya, terutama para orang tua murid dan donatur. Karena ia merasa Disdik sendiri telah banyak upaya dalam memfasilitasi sarana dan prasaran, serta meningkatkan kesejahteraan guru di Batam ini.

"Pola skill yang diterapkan SMPN 29 ini, perlu dicontoh oleh sekolah lain. Karena selain siswa pandai ilmu pengetahuan, juga iptek juga harus menguasainnya, karena pada akhirnya pola pembelajaran ini akan mengarah berbasis pada IT," jelasnya.

Sementara Ketua Komite Sekolah SMPN 29 Batam, Marfin Timu AP, SH,SE, juga mengaku salut upaya-upaya dilakukan SMPN 29 Batam menjadikan siswanya berprestasi. Maka dari itu selaku komite, pihaknya sangat mendukung segala program diterapkan sekolah, terutama dalam peningkatan mutu pendidikan dan prestasi siswanya. "Kita dari komite tiap bulan selalu mengadakan rapat untuk melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan prestasi di SMPN 29 Batam ini. Hal ini telah terbukti seperti cabang olahraga telah ada yang berprestasi hingga tingkat nasional, dan UN kemarin kelulusan hampir mendekati 100 persen," kata pria yang juga menjadi Ketua Komite di SMAN 14 dan SDN 001 Batuampar ini.

Sebagai pengurus Komite, kata Marfin, telah memiliki program jangka pendek, menengah dan program jangka panjang. Untuk program jangka pendek, komite sedang berusaha melengkapi kekurangan sarana lab IPA dan Komputer, Sedangkan program jangka panjang, Marfin bersama pengurus lainnya sedang mengupayakan menambah lahan untuk memperluas sarana pembangunan rumah dinas bagi para guru agar mereka lebih dekat dan konsentrasi dalam mengajarnya. (arment)    

    

Nilai Try Out Semakin Membaik, Tinggal Mental Siswa Ditingkatkan

Disdik Pastikan Siap Gelar UN dan UASBN 2010

Laporan  : Arment
 

Hasil nilai try out terakhir yang dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) menunjukan ada peningkatan. Membuat Disdik Kota Batam optimis, sehingga memastikan diri siap menggelar ujian nasional (UN) dan Ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) 2010 yang mulai dihelat pada 22 Maret bulan ini untuk tingkat SMA/MA/SMK. Sedangkan jadual pelaksanaan UASBN bagi SD/MI/SDLB/Sederajat akan digelar pada 4 Mei 2010 medatang.

Begitu juga dengan sekolah dan Siswa yang akan mengikuti UN dan UASBN 2010 ini, pada umumnya menyatakan kesiapannya diri meski pelaksanaan UN dipercepat dari sebelumnya bulan April menjadi Maret ini. Karena para siswa telah mempersiapkan dengan pemantapan dan berulang kali melakukan try out, baik itu dari pihak sekolah, Disdik maupun lembaga pendidikan lainnya.

Melihat dari kesiapan sekolah maupun siswa ini, Disdik juga merasa yakin target kelulusan UN bagi siswa SLTP dan SLTA mencapai 90 persen itu bisa tercapai. Begitu pula untuk siswa SD/MI, malah ia mentargetkan lebih tinggi lagi bisa mencapai 95 persenan.    

Kepala Disdik Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, menyatakan bila sejauh ini melihat dari persiapan dilakukan siswa dan sekolah cukup maksimal telah siap menghadapi UN maupun UASBN. Hanya saja yang sekarang perlu digesa lagi adalah persiapan mentalitas dan motivasi siswa agar bersemangat menghadapi UN ini. Karena kata dia, bila mental tidak siap sepandai apapun siswa menguasai materi UN, hasilnya tidak akan maksimal yang diharapkan.

"Pokoknya kita telah meminta untuk semua jenjang sekolah agar meningkatkan mentalitas siswa, dan tugas para guru untuk memotivasi anak didiknya biar terpacu terus untuk memberikan hasil terbaik dalam UN nanti. Karena bila melihat persiapan pemberian materi sudah maksimal benar," ujar Muslim menjawab Sijori Mandiri, Senin (8/3).

Menurut Muslim , kesiapan sekolah dan siswa dalam menghadapi UN ini, terlihat dari hasil try out ada peningkatan dari try out pertama hingga terakhir semakin membaik. hanya saja untuk sekolah hinterland, hasil try out ini belum mengembirakan. Hal ini ia maklumi, karena daya serap siswa di hinterland dan mainland berbeda, meski dirinya telah menempatkan guru yang berkualitas.

"Untuk kedepannya, kita akan menempatkan semua guru di hinterland ini harus berkualitas dan telah sertifikasi, karena guru-guru yang seperti ini telah mengerti benar pola mengajar terhadap anak didiknya. Makanya bagi guru yang ditempatkan di hinterland ini akan diberi tunjangan lebih dan di kasih reward bila berprestasi nanti, agar mereka (guru-red) termotivasi terus dalam mengajarnya. Nah dengan demikian, kemampuan anak didik kedepannya akan seimbang, baik di hinterland maupun di mainland," kata Muslim.

Meski demikian, jelas Muslim, dalam meningkatkan mutu pendidikan ini bukan hanya sekedar tanggungjawab sekolah, guru dan Disdik semata. Melainkan tanggungjawab bersama semua steak holder, terlebih orang tua murid, karena bila diserahkan kepada sekolah dan guru kemampuannya terbatas. "Salah satunya upaya mensingkronisasikan keharmonisan dalam meningkatkan kemajuan pendidikan ini, kita minta Sekolah dan Komite bersama orang tua murid perlu mengadakan pertemuan minimal 3 bulan sekali, guna membahas permasalahan dihadapi sekolah dalam memajukan pendidikan ini," jelas Muslim lagi.

Sementara dari data diperoleh Disdik Kota Batam, perserta UN untuk siswa tingkat SLTP sebanyak 90 sekolah dengan jumlah peserta sebanyak 7.694 siswa, dan peserta UN tingkat SLTA berjumlah 61 sekolah dengan jumlah peserta 4.992 siswa. Sedangkan untuk peserta UASBN tingkat SD/MI berjumlah 201 sekolah dengan jumlah peserta sebanyak 10.478 siswa.   
    
Misalnya persiapan UASBN di SDN 003 Batuampar dan SDN 003 Bengkong, serta SDN 005 Bengkong. Baik Kepala Sekolah, guru, maupun siswa umumnya menyatakan sudah mempersiapkan diri dari awal tahun ajaran, sejak siswa kelas akhir naik kelas 6. Seperti diungkapkan Kepala Sekolah SDN 005 Bengkong, Kartina Nengsih, SPd, kalau pihaknya telah mempersiapkan siswanya sejak dari awal dengan pemantapan dan penambahan satu jam untuk mata pelajaran yang di UASBN-kan. Namun Kartina juga telah mengingatkan kepada orang tua siswa agar siswanya diikutkan les-lesa atau bimbel supaya mendapat pelajaran lebih, karena usaha guru sudah maksimal mungkin mengasah kemamapuan anak dalam mempersiapkan bekal menghadapi UASBN ini.

"Uji coba UASBN (try out) telah beberapa kali kita lakukan, belum lagi membahas bank-bank soal, buku persiapan UASBN dan pemanggilan orang tua bagi anaknya yang mendapat nilai try out terendah. Sekarang ini kita sedang menanamkan mentalitas dan motivasi kepada siswa, dan rencananya sebelum UASBN dilaksanakan kita akan mengadakan yasinan bersama di sekolah," jelas Kartina.

SDN 005 Bengkong, kata Kartina, sejak dirinya menjadi kepala Sekolah telah digesa agar bisa meraih prestasi dari segala bidang. Hal ini telah dibuktikan dengan masuk dalam rangking perolehan nilai UN tingkat kota Batam. Maka dari itu Kartina telah mentargetkan bisa meraih UASBN tahun ini bisa lulus 100 persen dengan perolehan nilai cukup baik.

 Tanggungjawab Bersama     
Ketua Komite SMKN 1 Batam, Drs Darlispon, MM, menilai bila bila tanggungjawab pendidikan itu bermula dari siswa sendiri, orangtua, masyarakat, organisasi, lembaga pendidikan dan pemerintah selaku pengawas pengendalian mutu, kata Darlispon ketika dimintai komentarnya terkait UN.  Ia menjelaskan, melihat secara nyata di lapangan terutama jika dikaitkan dengan minat baca siswa maka jelas sekali benang merahnya masalah UN adalah unsur tanggungjawab siswa untuk mengikuti pendidikan secara benar yang diawasi, dievaluasi oleh orangtua masing-masing. "Banyak siswa yang takut mengikuti UN karena siswa tersebut memang tidak belajar atau tidak pernah membaca buku," ungkapnya.

Bahkan, kata dia, peran orangtua mengawasi anaknya belajar juga kurang sehingga sebahagian orangtua juga merasa ketakutan menghadapi UN. Padahal, tidak perlu ditakui karena seharusnya siswa mempersiapkan diri jauh sebelum pelaksanaan UN dimulai. "Kalau mau lulus UN, buku-buku di rumah harus dibaca jangan hanya menjelang UN saja," katanya.

Namun disamping itu juga, kata Darlispon, upaya memperkuat mental para siswa, baik  SD, SLTP mupun SLTA yang hendak mengikuti UN,  perlu terus ditanamkan rasa percaya diri dan motivasi yang kuat. Seharusnya kata Darlispon, Disdik menegaskan kepada sekolah agar bisa membimbing anak-anak didik mereka baik dalam hal pelajaran atau pun mental siswanya. Karena kata Darlispon, kesiapan siswa dalam menghadapi UN ini tidak hanya dalam hal materi pelajaran saja, melainkan mental dan motivasi juga harus diterapkan. Karena tidak sedikit siswa yang sudah menguasai materi pelajaran, ketika menghadapi soal UN malah grogi dan gugup serta hilang konsentrasi. Akhirnya tak lulus UN, sedangkan ia mampu mengerjakan soal tersebut. (arment)

Rabu, 03 Maret 2010

Guru Swasta Protes Terkait Perbedaan Dana Insentif

Disdik Diminta Jangan Diskriminasi



 Laporan Arment
SIJORI MANDIRI---Dinas Pendidikan (Disdik) kota Batam diminta jangan diskriminasi terhadap pemberiaan dana insentif terhadap guru swasta. Karena pemberian dana tersebut terpaut jauh bila dibanding yang diterim guru honor dan PNS di sekolah negeri. Seperti insentif diterim guru honor dan PNS di sekolah negeri Rp600 ribu hingga Rp800 ribum sedangkan untuk guru yang mengajar di sekolah swasta hanya Rp Rp200 ribu hingga Rp400.000.


Keluhan guru swasta ini disampaikan kepada Ketua DPC PKB Batam, Rudi SE, saat rapat dengar pendapat (hearing) dengan guru swasta di MTsN Batam, beberapa waktu lalu. Selain perbedaan dana insentif, para guru swasta juga mengajukan keberatan atas rencana Pemko Batam meniadakan pemberian dana insentif bagi guru swasta ini. Mereka

(guru swasta-red0  menilai, Disdik Kota Batam telah menganggap seakan keberadaan guru swasta ini hanya sebagai pelengkap. Padahal, kata mereka, porsi dan tujuan mengajar guru sekolah swasta dan guru sekolah negeri sama-sama mendidik dan memajukan pendidikan.

"Kenapa harus dibeda-bedakan, bukannya tugas dan fungsinya sama dengan guru negeri, malah kami (guru swasta, red) malah lebih berat lagi menyiasati kurikulum yang harus dibarengi dengan praktek yang serba minim ini," ujar salah seorang guru swasta, Abdul Hamid, saat ditemui di MTs Darul Islam, Tanjungsengkuang, Batuampar, Rabu

(3/3).

Sementara Ketua DPC PKB, Rudi, saat itu terlihat kaget mendengar keluhan disampaiakan para guru-guru swasta tersebut. Ia mengaku, sejauh ini belum tahu bila dana insentif ini ada perbedaan antara guru swasta dan guru negeri. "Lho kok bisa begitu, enggak benar itu, seharusnya guru diberikan porsi yang sama tidak boleh

diskriminasi begitu. Tapi bapak ibu harap bersabar saja, nanti kami akan croscek ke Disdik sendiri. Bila memang itu benar, maka kita akan minta untuk ditinjau kembali kebijakan tersebut," jelas Rudi ketika itu.

Kepala Disdik Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, ketika dikonfirmasi via telepon, Rabu (3/3), membenarkan adanya perbedaan pemberian dana insentif pada guru ini.  Perbedaan ini alasan Muslim, karena guru swasta merupakan tanggungjawab dari yayasan dan sekolah tempat mereka mengajar dalam hal meningkatkan kesejahteraan gurunya.

"Perlu dipahami, namanya juga sebatas bantuan tentunya berdasarkan sebatas kemampuan pemerintah. Lagi pula untuk guru swasta ini merupakan tanggung jawab dari yayasan, lagi pula iuaran siswa cukup besar bila dibanding sekolah negeri, malah SD dan SMP di gratiskan. Kalau misalkan insentif ini kita sama ratakan, malah nanti guru negeri juga akan protes," jelas Muslim.

Terkait wacana penghapusan pemberian dana insentif bagi guru swasta, di bantah Muslim tidak pernah mewancanakan seperti itu. Hanya saja, untuk pemberian dana insentif  ini diperuntukkan bagi guru yang telah mengajar lebih dari dua tahun. Dan kemungkinan, bagi sekolah yang baru mengajukan gurunya akan dialokasikan pada APBD mendatang.

"Terus terang saja, pemberian dana insentif ini baru di Provinsi Kepri saja di berlakukan, untuk daerah lain belum ada. Jadi kita harus bersyukurlah pemerintah daerah  sangat memperhatikan akan kesejahteraan para guru ini," kata Muslim menandaskan.(arment)

Motivasi Belajar Siswa Dinilai Kurang

Sekolah Kuatir Siswanya Tak Lulus UN


Laporan Arment


SIJORI MANDIRI---Berdasarkan hasil evaluasi ujia coba (try out) ujian nasional (UN) pertama dan kedua dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam dimasing-masing sekolah, hasilnya belum begitu memuaskan. Perolehan nilai kelulusan paling tinggi mencapai 65 persen, bahkan ada sekolah hasil kelulusan try out UN ini hanya 30 persenan. Hal ini diakibatkan kebanyakan siswa belum serius menghadapi UN 2010 ini. Padahal, Disdik sendiri telah menargetkan angka kelulusan siswa pada UN 2010 ini mencapai 90 hingga 95 persenan, atau naik dari pencapaian kelulusan UN tahun sebelumnya.

Melihat kondisi seperti ini, bukan saja Disdik yang merasa cemas dan kuatir, terlebih lagi pihak sekolah takut bila nanti banyak siswanya tak lulus UN. Wajar bila pihak sekolah merasa kuatir, karena perolehan try out Un baik yang pertama maupun kedua belum ada peningkatan yang signipikan. Terutama untuk mata pelajaran matematika dan bahasa Inggeris. 

Kepala Dinas Disdik Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, mengakui bila angka kelulusan try out pada masing-masing sekolah dengan rata-rata tiap 65 persen saja bisa dibilang sudah memadai. Namun sayangnya sejauh ini masih banyak sekolah yang memperoleh nilai persentase kelulusan dibawah 65 persen, bahkan ada sekolah hanya 30 persenan kelulusannya. Meski demikian kata Muslim, dengan try out ini pihaknya telah melihat gambaran sebenarnya kesiapan dari masing-masing sekolah dalam mempersiapkan siswanya menghadapi UN yang akan digelar pada bulan Maret ini.      

Diyakini Muslim, persiapan pihak sekolah membekali siswa untuk menghadapi UN ini dinilai sudah lebih dari cukup, mulai dari pemantapan, pembahasan soal-soal dan lain sebagainya guna memperoleh nilai terbaik dalam UN nanti. Hanya saja tingkat keseriusan para siswa dalam menyiapkan diri menghadapi UN ini, dirasakan Muslim, masih kurang. Apalagi mereka (siswa-red) dihadapkan pada banyaknya godaan berupa pergaulan dilingkungan, pengaruh permainan elektronik dari komputer, serta telepon seluler. Sedangkan faktor lainnya, menyebabkan mereka enggan belajar dengan serius.

"Sekarang ini guru dihadapkan pada dilema yang serba sulit. Misalnya anak didik dihimbau dan ditegur, atau diberi PR oleh sang guru tidak dihiraukan. Sementara bila diberi sanksi, salah-salah guru bisa dipolisikan oleh orang tua murid. Jadi guru sekarang ini menjadi gamang, apalagi bila tidak ada kesadaran dan perhatian dari orang tuanya, maka produk pendidikan dipastikan akan seperti ini terus. Padahal kita tahu upaya guru dan sekolah cukup luar biasa dalam mendidik anak muridnya ini," ujar Muslim menjawab Sijori Mandiri terkait kekuatiran pihak sekolah terhadap hasil UN nanti.

Untuk itu Muslim menghimbau, agar orang tua bisa kerjasama dengan pihak sekolah sama-sama mengawasi dan mendisiplinkan anaknya supaya punya tanggungjawab terhadap dirinya sebagai pelajar yang tugasnya hanya belajar. "Kita inginkan guru dan orang tua saling kerjasama dalam merubah sikap dan mental anak, jadi ada hubungan sinergilitas" pinta Muslim.

Guru Harus Jadi Presenter

Sementara itu Muslim juga menginginkan, supaya guru juga bisa berperan sebagai presenter dalam mendidik siswanya. Maksud Muslim, guru harus bisa membawa diri dalam segala situasi, artinya bisa sebagai kawan bercanda, sahabat, guru dan orang tua. Hal ini dipastikan Muslim, akan memunculkan pigur guru yang bisa menjadi kebanggaan bagi anak didiknya, tentunya akan melahirkan rasa segan dan kepercayaan dari anak didiknya. Maka disarankan Muslim, dalam proses pendidikan itu, guru dengan orang tua itu harus ada sinergilitas dalam mendidik anak. Dikuatirkan Muslim bila ini tidak terjadi, maka pendidikan anak kedepannya tidak punya kekuatan dan percaya diri. Malah Ia (anak didik-red) akan jadi pemalas dan tidak punya motivasi belajar.

Pantau Kelapangan

Kekuatiran Muslim akan hasil UN nanti, terlihat jelas, ia rutin turun kelapangan mendatangi sekolah-sekolah yang biasanya hanya satu minggu sekali, sekarang dilakukannya 3 hingga 4 kali dalam seminggu. "Saya turun kelapangan selain melihat kendala dihadapi sekolah, juga memotivasi para guru agar jangan menyerah dan patah semangat dalam mendidik siswa. Begitu pula dengan guru yang ada di pulau, meski nanti hasil UN-nya kurang memuaskan, kita maklumi karena sarana dan prasarana yang kurang," jelas Muslim.

Sementara dalam pelaksanaan UN nanti, Muslim juga akan mengerahkan seluruh pengawas sekolah serta stafnya di kantor agar ikut serta memantau jalannya pelaksanaan UN ini. Bahkan, Muslim merasa berterima kasih kepada pihak Kepolisian, Polda dan Poltabes yang menanyakan langsung atas pelaksanaan UN ini. "Saya sangat memberikan apresiasi kepada pihak Kepolisian yang proaktif ingin mensukseskan UN. Malah langsung datang menanyakan kepada saya," kata Muslim.

Pada bagian lain Muslim juga berniat akan memberikan reward bila siswa Batam masuk 10 besar semuanya. Hal ini kata dia, akan dibahas bersama DPRD dan Walikota Batam, reward apa yang pantas diberikan bagi siswa yang berprestasi itu. Upaya Muslim ini, dalam menyemangati siswa memperoleh nilai sebaik mungkin dalam Un nanti.                        

Kepala Sekolah SMPN 10 Batam, Drs Fahrul, saat diminta komentarnya terkait persiapan UN, menyatakan bila dilihat dari hasil perolehan siswa pada try out UN kedua ini ada sedikit peningkatan dari dari hanya 50 persen menjadi 66 persenan. Secara umum perolehan nilai rata-rata ada peningkatan, hanya saja untuk pelajaran matematika sedikit mengalami penurunan. Dirincikan Fahrul, perolehan try out UN pada try out pertama untuk pelajaran matematika mendapat nilai rata-rata 5,6 dan try out UN kedua menurun menjadi 4,69. Begitu pula untuk pelajaran bahasa Inggris pada try out Un pertama mendapat 6,92 menurun menjadi 6,48. Berbeda dengan pelajaran bahasa Indonesia dari try out UN pertama 5,90 ada kenaikan pada try out Un kedua menjadi 6,80. Begitu pula untuk pelajaran IPA try out Un pertama hanya rata-rata 5,72 naik menjadi 6,52.

Tak Lulus Try Out UN, Siswa Dimasukan Kelas Ektra

Menurutnya, soal try out UN baik yang pertama maupun kedua tingkat kesulitannya hampir sama, hanya saja pola yang diterapkan mengunakan sistem A dan B. Maka dari itu untuk mengesa dalam pemantapan soal yang sulit dievaluasi dan dibahas bersama para siswa. "Try uot kedua ini pertama kita prediksikan anak didik bisa lulus 75 persen, tapi meleset dari perkiran kita. Kenapa kita prediksikan segitu, karena kita tahu upaya para guru dalam pemantapan cukup luar bisa. Bahkan soal yang kita berikan saat pemantapan diambill dari mana-mana. Hanya persaolannya anak didik yang kurang konsentrasi dan tidak fokus serta kurang konsentrasi mengerjakan  soal-soal tersebut yang di try outkan," jelas Fahrul.

Kendati demikian, kata Fahrul, dengan waktu yang cukup singkat ini pihaknya telah mengambil langkah cepat dengan memaksimalkan materi yang di UN-kan, salah satunya menonaktifkan sementara waktu dua mata pelajaran kesenian dan olahraga digunakan untuk membahas soal-soal UN sambil melakukan ulangan harian bagi mata pelajaran di UN-kan. Bahkan ia sendiri telah mengklasifikasikan siswa, terutama yang tidak lulus pada try out UN kedua dilaksanakan Disdik Provinsi dimasukan pada kelas ektra. Disamping itu juga dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan mentalitas, peserta Un setiap hari Jumat diadakan baca yasinan.

Meski perolehan try out UN hanya 65 persenan, namun Fahrul optimis hasil UN nanti akan bagus, makanya ia telah mentargetkan bisa lulus 95 persen. Target seperti ini telah dibuktikan oleh Fahrul pada UN tahun lalu, mulanya ia hanya ditargetkan 97,7 persen ternyata tercapai menjadi 99 persenanan. Namun ia tak menapik kalau dirinya masih gamang, karena input siswa lebih bagus dari lulusan tahun lalu. 

"Kalau soal pemantapan rutin kita lakukan, bahkan saya sendiri mengawasi hingga pukul 16.00 WIB di sekolah. Begitu pula ada anak didik satu kali saja tidak ikut pemantapan, kita panggil. Dan rencananya kita akan mengundang lagi orang tua murid agar sama-sama mengawasi belajar anaknya dan mngasih tahu hasil UN dari mulai try out pertama dan kedua yang diadakan Disdik Provinsi sambil mensosialisasikan pentinya UN ini," kata pria yang terpilih jadi Wakil Ketua MKKS ini. Seraya mengatakan bila peserta UN tahun ini di SMPN 10 Batam berjumlah 250 siswa (arment)   

Jumat, 26 Februari 2010

DPRD Batam Minta Pemko tak Ikut Campur PSB


Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI--Wakil Ketua III DPRD Kota Batam, Aris Hardy Halim, meminta Pemerintah Kota Batam dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik), agar tidak ikut campur dalam urusan penerimaan siswa baru (PSB) yang dilakukan oleh sekolah swasta. Karena tidak ada larangan yang mengatur jadwal PSB bagi sekolah swasta untuk memulai.

Penegasan Aris ini, terkait pernyataan Kadisdik, Muslim Bidin, bahwa tidak ada yang mencuri star dalam PSB yang mulai dilakukan oleh pihak sekolah swasta, karena tidak ada kompetisi antara sekolah negeri dan swasta. "Kenapa meski diributkan, PSB swasta, justru lebih awal malah terbantu PSB sekolah negeri tidak membludak lagi," ujar Aris, Senin (25/1).

Menurutnya, pernyataan Muslim Bidin selaku orang nomor satu di Disdik sebetulnya tidak layak untuk disampaikan ke publik. Tapi seharusnya Disdik berterima kasih kepada pihak sekolah swasta, karena sekolah swasta masih mau menampung siswa. Apalagi sejauh ini kasus dialami PSB sekolah negeri selalu kekurangan daya tampung siswa.

"Kalau toh ada persaingan antar sekolah swasta, saya minta Disdik tak perlu ikut campur lah. Sekarang bagaimana mendukung langkah-langkah tersebut, dan silahkan mengurus segala kekurangan yang ada saat ini dialami pihak sekolah. Artinya, ketika PSB jangan lagi terjadi masalah-masalah yang rutin tiap tahun terjadi," jelas Aris lagi.
Siswa dan Guru SMK di Batam Protes
Try Out Bahasa Inggris Tak Sesuai SKL
Reporter : Arment 
SIJORI MANDIRI--Uji coba (try out) ujian nasional (UN) digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri secara serentak diberlakukan pada seluruh sekolah, menuai protes dari kalangan siswa dan guru SMK di Batam. Pasalnya soal try out untuk mata pelajaran bahasa Inggris, tidak sesuai dengan standar kopetensi lulusan (SKL) yang selama ini mereka pelajari ketika melakukan pemantapan UN. Dengan kata lain, Disdik mempola soal try out Bahasa Inggris bagi SMK ini, disamaratakan dengan siswa SMA. Padahal jelas-jelas dari sisi materi pemantapan siswa SMK, tidak sama dengan materi pemantapan dilakukan siswa SMA.

Protes pertama datangnya Humas SMK Multistudy Hight School (MHS), Arseto HP, kalau sejauh ini pihaknya ketika pemantapan selalu berpatokan pada SKL sesuai anjuran dari Disdik itu sendiri. Namun ia merasa kaget, tiba-tiba saat try out digelar provinsi, para siswanya melapor kesusahan dalam menjawab soal-soal bahasa Inggris karena tak satupun soal mengacu pada kisi-kisi SKL UN.

"Ya tidak bisa kalu try out bahasa Inggris untuk SMK ini disamakan dengan SMA. Karena pola pelajarannya sejak awal sudah berbeda, meski sama-sama mengacu pada SKL UN. Jadi wajar kalau siswa kebingungan mengerjakan soal-soal Bahasa Inggris ini,  dan nantinya hasil try out nilainya pada jeblok. padahal ketika kita melakukan try out sendiri, hasilnya cukup memuaskan," ujar Arseto dihadapan para wartawan, Senin (25/1).

Selain tidak mengacu pada SKL UN, kata Arseto, pada soal bahasa Inggris juga kebanyakan sistem listening. Padahal Disdik sendiri sejauh ini tidak pernah memberikan kaset untuk materi bahasa Inggris listening. Akhirnya siswa mengerjakan soal try out bahasa Inggris dengan reading. Begitu pula untuk kunci jawaban diberikan Disdik kepada pihak sekolah tidak sama, akhirnya sekolah memeriksa jawaban siswa dengan manual tidak melalui scaning.       

Disarankan Arseto, seharusnya ketika mempola soal-soal untuk try out bagi siswa SMK dibedakan dengan SMA, karena sejak awal materi pemantapan di sekolahnya selalu berpatokan hampir 100 persen mengacu pada SKL sesuai acuan materi UN bagi SMK yang diberikan Disdik sendiri. Maka dari itu Arseto mengusulkan, untuk pembuatan soal try out kedua nanti, sebaiknya Disdik melibatkan para guru SMK yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

"Soal bahasa Inggris ini melencengnya hampir 80 persenan jauh sekali dengan mengacu pada SKL SMK. Kami tidak tahu apakah ini kesalahan murni MGMP Provinsi dalam membuat atau Disdik sendiri yang membuat soal. namun demikian kita sarankan sebaiknya Disdik mengantisifasi dari sekarang, jangan sampai pada try out kedua nanti mempola soal yang salah juga. Apalagi katanya kalau hasil try out ini akan dijadikan acuan bagi Disdik dalam keberhasilan UN yang sebenarnya nanti," kata Arseto lagi.


Ketua Pemilik Yayasan SMK MHS Batam, Bambang Soediono, juga menyarankan agar kedepannya Disdik lebih baik lagi dalam mempola soal disesuaikan dengan kisi-kisi UN bila ingin melihat persentase kelulusan siswa sebelum UN sesungguhnya di gelar. Sebaiknya, kata Bambang, pelaksanaan try out ini ditinjau ulang agar try out selanjutnya tidak terjadi kesalahan lagi. Apalagi melihat waktu pelaksanaan UN semakin dekat, dikuatirkan Bambang, hasil UN nanti meleset dari target yang telah Disdik tentukan.

"Pemantapan kita sudah lebih dari cukup, malah kita mengandeng Primagama dalam pemantapan ini agar siswa berhasil UN nanti dengan memuaskan. Tapi setelah melihat pola soal try out disusun Disdik, melenceng dari materi pemantapan yang kita berikan selama ini. Padahal kita mengikuti arahan dari Disdik, 100 persen mengacu pada kisi-kisi SKL UN," jelas Bambang sedikit kecewa.

Protes yang sama juga dilontarkan Kepala Sekolah SMK Harmoni Batam, Dra. N. Nong Triadiah, bila dirinya telah menginformasikan kejanggalan soal bahasa Inggris ini kepada pihak Disdik Provinsi. Begitu pula Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) provinsi, juga telah mengetahuinya.

"Apakah ini salah memberikan soal atau apa ya. Kita sendiri kurang tahu persis. Tapi bagimana pun kesalahan ini harus segera di evaluasi biar tidak terjadi pada try out kedua yang akan digelar Disdik pada bulan Pebruari nanti. Mudah-mudahan saja kita berharap try out kedua ini lebih baik lagi," jelas Nong.

Selama ini, kata Nong, SMK Kartini telah melakukan 3 kali try out dan keberhasilannya cukup baik. Hanya saja yang masih perlu dibina lagi adalah materi matematika baru 50 persen lebih angka keberhasilannya. Namun demikian untuk pola pemantapan di SMK kartini sendiri, telah menambah jam belajar menjadi 8 jam diantaranya 3 jam perhari untuk pemantapan materi yang di UN-kan. "Dengan menjadi 8 jam belajar lebih memfokuskan pada materi UN, dan ada beberapa mata pelajaran kita masukan dalam ektrakurikuler," jelasnya.

Ajukan Protes

Sementara Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMKN 1 Batam, Deden Suryana, MPd, malah melayangkan surat protesnya kepada Disdik provinsi, karena soal listening tidak dibarengi dengan kaset. Sehingga siswa mengerjakan listering dengan sistem reading. Begitu pula soal reading tidak sesuai dengan SKL yang selama ini pihaknya pelajari dalam pemantapan UN, dan soal-soal try out banyak kesalahan dalam pengetikan membingungkan para siswa.

Menurut Deden, surat yang ia layangkan pada Disdik itu agar dijadikan masukan untuk try out kedua yang akan digelar pada 16 Pebruari mendatang supaya soal try out SMK sesuai dengan SKL dan tidak disamaratakan dengan SMA. Begitu pula dalam mempola soal untuk try out, kata Deden alangkah bijaksananya bila melibatkan guru mata pelajaran ikut merumuskan soal try out agar sesui dengan SKl yang mereka ajarkan pada pemantapan selama ini.

"Kalau melihat hasil bahasa Inggris pada try out dilakukan Disdik perolehan siswa kita sangat rendah hanya 30 persen keberhasilannya. Malah ada siswa kita memperoleh nilai bahasa inggris 3, dan secara keseluruhan rata-rata perolehan try out ini hanya 5 saja. Nah ini lah yang sekarang kita analisa, tentunya untuk perubahan yang lebih baik lagi pada try out mendatang," jelas Deden lagi.

Kepala Sekolah SMKN 2 Batam, Syahrial SPd, selaku Ketua K3S SMK di Batam, akan segera membantu guru bahasa Inggris yang tergabung dalam MGMP untuk menelaah soal-soal yang diberikan Disdik pada try out lalu supaya sesuai dengan SKL UN. Malah Syahrial sendiri mengaku, dirinya telah melaporkan kejanggalan soal bahasa Inggris ini kepada pihak Kabid Pendidikan Menengah agar segera ditindak lanjuti supaya try out yang kedua nanti sesaui dengan SKL. Hanya saja untuk pada soal-soal try out yang telah dilakukan itu, dirinya tidak begitu paham, karena yang membuat adalah Disdik Provinsi. (sm/aa)

=========
Try Out Hanya Simulasi UN
Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI---Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, mengatakan soal try out khususnya Bahasa Inggris bagi siswa SMK agak sulit dan tidak sesesuai dengan SKL. Namun demikian Muslim menegaskan, bila kesulitan soal try out ini sengaja dilakukan Disdik Provinsi Kepri, tujuanya untuk membiasakan siswa mengerjakan soal pada tingkat kesulitan ketika menghadapi Ujian Nasional (UN) nanti. Di samping itu juga, try out merupakan simulasi membiasaan siswa mengisi lembar jawaban komputer (LKJ) agar tidak ada kesalahan.

"Try out ini merupakan simulasi, melatih siswa agar terbiasa mengerjakan soal-soal pada tingkat kesulitan yang ada. Karena banyak siswa ketika ikut UN, grogi dan salah menjawab pada lembaran soal. Dan try out ini juga untuk membantu kesiapan para siswa dan pihak sekolah menghadapi UN. Juga bertujuan menganalisa titik kesalahan yang ditemukan pada pelaksanaan try out ini. Sehingga dapat memperbaikinya agar tidak terulang kembali saat berlangsungnya UN/UASBN nanti," ujar Muslim menjawab Sijori Mandiri ketika diminta komentarnya tehadap soal try out yang tidak mengacu pada kisi-kisi SKL UN ini.

Namun demikian, Muslim akan mengevaluasi perolehan hasil UN tiap sekolah nanti. Bila mana soal ini benar-benar tidak sesuai dengan SKL, maka akan memberikan masukan-masukan kepada Disdik Provinsi supaya pola penerapan soal try out itu untuk kedua kalinya lebih mengacu pada kisi-kisi SKL UN.


Ditegaskan Muslim, pelaksanaan try out ini secara serentak se provinsi ini, merupakan kesepakatan bersama kepala sekolah ketika mengadakan rapat koordinasi UN di kabupaten Linggu beberapa bulan lalu. Pada rapat tersebut, kata Muslim, kepala sekolah juga setuju kalau pada try out bersama ini dimasukan ada soal-soal pada tingkat kesulit dalam pengerjaan oleh siswa itu sendiri. Begitu pula soal-soal try out ini berdasarkan rumusan yang dibuat berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) tingkat provinsi.

"Kalau ada soal pada tingkat kesulitan yang tinggi, malah bagus. Artinya siswa harus bisa mengantisifasinya, karena kita tidak tahu persis sejauh mana tingkat kesulitan soal pada UN ini, meski soal-soal UN nanti mengacu pada SKL UN. Dengan cara seperti ini, menjadikan siswa terbiasa dengan soal-soal yang sulit ini," jelasnya.

Persiapan UN Hampir 90 Persen
Sementara ditanya terkait kesiapan Disdik dalam menghadapi UN nanti, jawab Muslim, persiapan Disdik Kota Batam sudah 90 persen. Ia optimis untuk UN kali ini akan berjalan lancar dan perolehan nilai dan kelulusan siswa akan lebih meningkat lagi dari tahun sebelumnya. Hanya saja sekarang ini tinggal dukungan dari orang tua saja dalam menggiatkan siswa untuk lebih meningkatkan lagi belajarnya. (sm/aa)       


    

 

Hari ini Disdik Kepri Gelar Try Out serentak

Reporter : Arment

SIJORI MANDIRI-Menjelang ujian nasional (UN) yang akan dilaksanakan serentak pertengan Maret 2010 mendatang, peserta UN tingkat SD/MI, SLTP dan SLTA se provinsi Kepri, hari ini, Selasa (19/1) mengadakan try out UN serentak diselenggarakan di masing-masing sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri, Drs H Arifin Nasir, beberapa hari lalu mengatakan, bila pelaksanaan try out UN secara serentak ini diharapkan para siswa dapat mengerjakan soal try out dengan baik. Karena hasil try out, merupakan gambaran dari kesiapan para peserta UN secara rill. Makanya ia berharap agar siswa mengerjakan soal sebisa mungkin menjawab soal secara sungguh-sungguh.

Karena, katanya, meski yang dilaksanakan ini bukan UN sungguhan, tapi cara-cara pengisian identitas dan jenis soal yang dibahas pasti banyak kesamaannya. “Kita mengharapkan para siswa bisa mengikuti try out ini secara serius sehingga pada UN yang akan digelar Maret nanti bisa berjanlan dengan baik," ujar Arifin.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 12 Batam, Drs Guswandinata, mengatakan, try out UN bagi siswa SMPN 12  Batam sudah dilaksanakan beberapa kali dan ujicoba ini hasilnya ada peningkatan. Meski meteri yang diberikan lebih diperlengkap lagi.



Sama halnya dengan SMPN 29 Batam, siswanya telah siap menghadapi try out serentak ini. Karena dengan mengikuti try out, diharapkan para siswanya jauh lebih siap mengikuti UN yang akan dilaksanakan pada bulan Maret yang akan datang.
Menurut Kepala Sekolah SMPN 29 Batam, Sularno, SPd, dengan adanya try out serentak oleh Disdik ini diharapkan dapat memotivasi siswa agar mencapai nilai UN yang tinggi. Disamping itu juga dengan banyaknya try out tentu akan merangsang otak siswa. Sehingga siswa diharapkan sudah terbiasa untuk mengerjakan soal-soal UN dan menjawabnya dengan baik.

"Hasil dari Try out nanti akan kami analisa dan akan diinformasikan kepada orang tua siswa sehingga para orang tua pun  menjadi tahu kemampuan putra-putrinya  dalam menjawab soal-soal UN dalam try out ini," kata Sularno.

Begitu pula kata Sularni, bagi siswa yang mendapatkan nilai try out yang kurang memuaskan, pihaknya akan memberikan proses “driling” dimana guru memberikan remedial dan latihan-latihan soal sampai siswa yang bersangkutan memahami betul materi yang diujikan.
"Memang butuh kesabaran dari para guru untuk membimbing siswa. Namun tak masalah, karena hasilnya nanti akan kita rasakan. Makanya kita harapkan peran serta orang tua sama-sama mengawasi cara belajar anak di rumah," kata Sularno lagi.

SMK Al Jabar Paling Siap hadapi Uji Kompetensi

Reporter : Arment

SIJORI MANDIRI----Meski sarana dan prasarana penunjang praktek masih terbatas, namun persiapan dalam menghadapi uji kompetensi para siswa SMK Al Jabar paling siap. Hal ini terbukti dari msing-masing jurusan saat diwawancarai Tim Fokus Pendidikan Sijori Mandiri, rata-rata menyatakan siap menghadapinya. Hanya saja untuk ujian nasional (UN), para siswa kelihatannya masih terus mengesanya dengan pendalaman materi yang di Un-kan, seperti matematika, bahasa  Indonesia dan bahasa Inggris.  

Seperti pengakuan dari Muhammad Fajri siswa kelas III jurusan Electronika, kalau ia sejak semester awal sudah merasa siap mengikuti ujian kompetensi ini, karena bahan praktek yang diujikan telah ia kuasai dengan benar. Hal ini tiada lain, karena saat prakin, ditempatkan pada bidang yang sesuai dengan jurusannya. "Seperti pelajaran esiloskop, reparation, dan materi lainnya telah saya kuasai saat prakin, karena pelajaran yang diterapkan oleh guru di SMK Al Jabar sangat pas sekali dengan ditempat prakin saya itu. Malah saya merasa siap dan pede tuh, bersaing dibursa tenaga kerja nanti. Apalagi tempat saya prakin telah menawarkan pekerjaan setelah lulus nanti," ujar Fajri.

Bukan hanya Fajri saja, seperti Aldi Irwandi siswa kelas III jurusan Mesin Produksi SMK Al Jabar, mengaku siap menghadapi uji konpetensi ini, karena semua teori yang dipelajari seperti mesin bubut, las, capling dan lainnya telah ia kusai dengan baik. Aldi juga sama ditawari perusahaan untuk bekerja di tempat prakinnya itu selepas lulus nanti.
"Sesuai bidang saya jurusan mesin produksi, kayanya sudah dipahami semuanya karen diperdalam saat prakin tadi. Ini berkat sekolah yang menempatkan saya untuk prakin sangat cocok dengan jurusan saya ini," kata Aldi dengan bangga. Meski demikian, baik Aldi maupun Fajri, tetap harus berjuang saat uji kompetensi dan UN nanti, karena faktor grogi dan lainnya bisa saja mempengaruhi meski dirinya merasa percaya diri menghadapinya.

Siasati Keterbatasan

Sementara menurut Kepala Sekolah SMK Al Jabar, Drs Refio, meski keterbatasan sarana yang dimiliki sekolahnya untuk praktek siswa, tapi ia bisa menyiasatinya dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan dan sekolah negeri (SMKN 1-red) dalam memanfaatkan fasilitas praktek yang dibutuhkan siswanya itu. Bahkan guru SMKN 1 sendiri diminta untuk mengajar di sekolahnya minimal 1 kali dalam seminggu.

Hal ini dalam ia lakukan dalam upaya menstandarkan pelajaran di SMK Al Jabar dengan SMKN 1 Batam. "Kita memang mengharapkan bantuan pemerintah untuk melengkapi sarana ini, karena pemerintah sendiri sudah tahu apa saja yang kita butuhkan itu. Hanya saja sejauh ini belum ada bantuan yang kita terima," jelas Rafio.

Meski demikian, Refio merasa optimis, kalau SMK Al Jabar bisa lebih maju lagi dan standar dengan SMK yang telah memadai. Bahkan tahun ajaran mendatang, Refio berencana akan membuka jurusan Informatika Komputer, karena ia merasa mampu menciptakan SDM yang unggul dengan kemampuan guru didik dan sarana yang ia miliki itu. 
"SMK kita sekarang telah ditunjuk menjadi SMK Aliansi dan menjadi SMK Model. Karena melihat prestasi yang kita tunjukan dari tahun ketahun terus meningkat. Makanya pada 2010 ini, kita akan mengadakan pelatihan SDM guru yang menguasai ilmu dan teknologi, serta paham betul mengatur manajemen sekolah," katany.

Walaupun SMK Al Jabar masih keterbatasan sarana, tapi sejauh ini telah memberikan beasiswa belajar bagi siswa kurang mampu dengan menglang bantuan dari donator, seperti bantuan beasiswa dari Yayasan Mesjid Raya, Poltek Batam, dan beasiswa dari dana BKM. (arment)                    

Tim Penguji Didatangkan dari Perusahaan

Reporter : Arment
2.128 Siswa SMK, Pebruari Jalani Uji Kompetensi
SIJORI MANDIRI---Para siswa di sekolah menengah kejuruan  (SMK) di Batam siap menghadapi uji kompetensi keahlian yang akan di gelar pada awal Pebruari 2010 mendatang. Berdasarkan keterangan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, siswa yang akan mengikuti uji kompetensi ini berjumlah 2.128 orang.

Uji kompetensi ini merupakan bekal bagi siswa dalam memasuki dunia kerja. Karrena, sertifikat kompetensi yang akan mereka dapatkan adalah syarat penting ketika para lulusan memasuki profesi spesifik mereka. Uji kompetensi ini meliputi ujian tulis (teori kejuruan) dan praktik kejuruan yang bersifat penugasan perorangan. Serta merupakan wajib diikuti siswa SMK, karena ini merupakan persyaratan untuk mengikuti ujian nasional. Bila siswa tidak mengikuti uji kompetensi ini, maka siswa tersebut tidak lulus pada ujian nasional tahun ini.

Kepala Disdik Kota Batam Drs H  Muslim Bidin, menyatakan  pelaksanaan ujian teori kejuruan akan dilaksanakan pada awal Pebruari 2010 mendatang.  Namun Tim Penguji kompetensi ini melibatkan pihak luar, misalnya untuk perhotelan melibatkan tenaga hotel yang mempuanyi sertifikat keahlian. Begitu pula jurusan Otomotif, industri, elekto dan lainnya melibatkan pihak luar yang berkompeten.    

Dikatakan Muslim, uji praktek kompetensi ini merupakan salah satu ujian yang harus di ikuti oleh siswa kelas 3 SMK, dimana hasil dari ujian ini akan menjadi tolak ukur kompentensi siswa setelah menempuh pendidikan di SMK. Menurut Muslim, dalam uji kompetensi ini terbagi menjadi 2 bagian, yakni teori dan praktik. Misalnya untuk uji kompetensi teori akan dilakukan bersamaan dengan Uji Nasional (UN).  Sedangkan prakteknya dilakukan sebulan lebih dahulu sebelum UN dilaksanakan.

Dijelaskan Muslim, untuk durasi waktu pelaksanaan ujian praktek ini antara 18 hingga 24 jam sesuai dengan karakteristik program keahlian. Dalam kegiatan tersebut, kata dia, penyelenggara ditingkat satuan pendidikan melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan industri (DUDI) yang merupakan pasangan dalam pelaksanaan ujian praktek kejuruan.

Selain itu, sekolah juga bisa melaksanakan ujian praktek kejuruan di SMK yang memenuhi persyaratan dan kelayakan maupun di DUDI pasangannya. Sekolah pun juga menggunakan ketiga paket soal yang tersedia atau dapat memilih diantara ketiga paket soal praktek kejuruan sesuai dengan kecocokan materi pembelajaran, ketersediaan peralatan dan bahan praktik kejuruan, jelasnya.

Tak hanya itu saja, dijelaskan Muslim,  sekolah juga harus menerapkan bahan peralatan dan alat penunjang praktek tersebut.  Sekolah pun diperkenankan memberikan soal praktek kejuruan kepada peserta uji sebelum pelaksanaan ujian. Serta kata dia, penilaian ujian praktek kejuruan ini dengan menggunakan format penilaian yang tersedia.

Sedangkan Penguji sendiri, melakukan penilaian sesuai dengan karakteristik program keahlian berdasarkan produk yang dihasilkan oleh peserta. Selain itu, penguji juga memberikan bobot dan skor untuk setiap komponen yang dinilai. Sementara untuk pengumuman hasil penilian ini dilakukan setelah sekolah mengirimkan ke Disdik Kota untk diteruskan kepada Disdik provinsi, selanjutnya dikirimkan ke Puspendik bersama-sama dengan hasil pemindaian Lembar Jawaban UN  ke 4 mata pelajaran lainnya.

Penguji Kerjasama Arsita dan Perhotelan
Sementara Tim Penguji pada uji kompetensi dilaksanakan di SMKN 2 Batam, rencananya akan kerjasama dengan pihak Arsita dan Perhotelan untuk jurusan Usaha Jasa Pariwisata dan Jurusan Perhotelan. Sedangkan untuk jurusan Akutansi, SMKN 2 Batam, akan kerjasama dengan Akuntan Public.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 2 Batam,  Sisrayanti, menyatakan meski  Tim Penguji untuk Uji Kompetensi ini dilakukan pihak luar, namun tetap mengacu pada prosedur operasional standar (POS) UN  (Memakai kisi-kisi UN). Sedangkan pelaksanaannya tetap akan dipantau dan diawas pihak Disdik dan sekolah.  Meski Tim Penguji didatangkan dari luar, namun pihak sekolah terlebih dahulu telah melakukan seleksi, minimal memiliki sertifikat keahlian, jabatan manager, dan memiliki pengalaman bekerja diatas 5 tahun.        

 "Kalau melihat persiapan siswa menghadapi uji kompetensi nanti terlihat cukup siapa. Karena memanag sejak awal hingga sekarang ini masih terus diberi pembekalan. Dan kebetulan untuk tahun ini,  SMKN 2 Batam ada tiga jurusan ikut UN, yakni Akutansi, UJP, dan Perhotelan yang baru tahun ini ikut UN," jelas Sisrayanti.

Untuk uji kompetensi di SMKN 2 Batam akan didakan di sekolah, karena melihat dari sarana yang dimiliki sudah memadai. Seperti pada UN tahun lalu, pelaksaan uji kompetensi berjalan lancar dan tak ada kendala. Malah melihat dari lulusan, hampir semua siswa terserap dunia kerja. "Kita bersyukur baru pertama ikut UN tahun kemarin hampir 98 persen siswa lulus. Ini merupakan prestasi yang patut kita banggakan," kata Sisrayanti lagi.

Pemantapan Digesa

Sementara melihat persiapan uji kompetensi maupun persiapan UN di SMK Al Azhar, para siswa terus menerus digesa, karena sekolah merasa khawatir perolehan dari try out dilakukan pihaknya kurang memuaskan. Berbeda dengan persiapan uji kompetensi, merasa yakin bahwa para siswa dapat menempuh dengan baik. Hal ini dikarenakan hasil dari praktek kerja lapangan (PKL) di perusahaan inputnya cukup bagus, bahkan keberadaan siswa merasa dibutuhkan oleh perusahaan ditempat PKL-nya.

"Mulai dari pemantapan sampai uji kompetensi telah kita siapakan dengan sungguh-sungguh. Karena untuk uji kompetensi ini kita sengaja mendatangkan tim penguji dari perushaan. Tapi kami optimis, anak didik kami bisa menempuhnya dengan baik," jelas Waka Kurikulum SMK Al Azhar, Reni Fitriareni, SPd, menjawab Sijori Mandiri.

Pemantapan UN dan pelatuhan uji kompetensi yang diterapkan SMK Al Azhar, semuanya mengacu pada kisi-kisi UN. Seperti untuk Akutansi, kata Reni, pihaknya menambah lagi jam pelajaran, karena melihat waktu yang dibutuhkan untuk uji kompetensi siswa hingga 5 jam.  Meski demikian, ia merasa bangga, berkat usaha gigih para gurunya menyiapkan UN ini, para siswa tahun lalu lulus UN 100 persen. Serta daya serap di dunia usaha cukup bagus.

"Bahkan banyak perusahaan yang menawarkan pekerjaan kepada para siswa sewaktu PKL meski belum lulus sekolah," kata Reni lagi. (arment).   

Komentar
 
 Sulastri
Jurusan UJP
SMKN 2 Batam








Tour Planing dan Schadule Masih Kurang 
Sejauh ini persiapan menghadapi uji kompetensi  yang harus aku mengesa lagi adlah pelajaran tour planing dan schadule masih kurang paham. Tapi itu bisa aku atasi, karena melihat dari prakin yang aku lakukan di travel cukup lancar-lancar saja tak ada kendala. Malah pernah tempat aku prakin dulu ditawari untuk bekerja bila lulus sekolah nanti. Selain itu materi UN harus lebih aku mantapkan lagi dengan banyak belajar di rumah.

 
Syahriani
Jurusan Perhotelan
SMKN 2 Batam
  






Siap Hadapi Uji Kompetensi 
Untuk menghadapi uji kompetensi nanti aku sudah siap, hanya tinggal memantapkan lagi bidang kereceptionisan saja, terutama dalam pengusaan bahasa Inggris. Sekarang yang masih kurang adalah untuk UN pada pelajaran matematika harus lebih ditingkatkan lagi. Makanya upaya aku sekarang ini banyak belajar sama guru dan kerja kelompok bersama kawan. Mudah-mudahan saja bisa lebih mantap lagi.

Fatmawati
Jurusan Akutansi
SMK Al Azhar








Materi UN Masih Kurang 
Kalau persiapan uji kompetensi sudah siap, karena ketika prakin sesuai dengan penempatan jurusan. Hanya saja sejauh ini tinggal mempersiapkan materi UN saja, terutama pelajaran matematika yang masih lemah perlu digesa lagi. Salah satunya yang aku lakukan banyak belajar dan bertanya pada guru serta teman yang sudah mengerti.

Rendi Zandra
Jurusan Pemasaran
SMK Al Jabar








Pengelola Alat Transaksi Belum Paham 
Yang perlu aku gesa lagi dalam menghadapi uji kompetensi nanti adalah pemahaman pengelolaan alat transaksi, karena memang terlalu rumit. Kalau soal marketing atau pemasaran, kayanya sudah lebih dari cukup. Apalagi aku sendiri pernah mempraktekan cara memasarkan produk sabun cukup laku juga. Begitu juga materi UN yang perlu digesa adalah pelajaran matematika masih dibawah standar SKL saat try out kemarin.   

                    






Nilai UN Jeblok Kepsek Akan Dievaluasi

Disdik Tingkatkan UN
 Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI--Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam optimis hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2010 ini akan lebih bagus dari hasil  UN tahun 2009 sebelumnya. Hal ini dikarenakan pola pemantapan dilakukan pihak sekolah cukup bagus. Namun  apabila nanti hasil UN malah sebaliknya kurang memuaskan atau ada penurunan dari UN 2009 lalu, maka Disdik akan segera mengevaluasi pihak sekolah bersangkutan.

"Ya kalau nanti hasil UN 2010 ini kurang memuaskan atau malah sebaliknya ada penurunan, maka kita akan melakukan evaluasi terhadap sekolah. Karena Kepala Sekolah kurang serius menggenjot persiaoan UN ini," ujar Kepala Disdik Kota batam, Drs H Muslim Bidin usai menghadiri  ulang tahun Yayasan Keluarga Batam ke-31 beberapa hari lalu.

Muslim juga menyarankan agar kepsek yang tidak mampu menjalankan fungsinya, untuk mundur dari pada nantinya mempola manajemen sekolah kurang bagus. Maka dari itu, ia telah menyiapkan tim evaluasi yang bertugas menilai kepsek yang hasil UN-nya kurang memuaskan, karena Disdik sendiri telah banyak upaya memberikan pelatihan dalam mempersiapkan UN. Bahkan tiap sekolah akan menggelar try out sebanyak 5 kali.

"Karena melihat persiapan UN cukup matang, maka kita telah mentargetkan UN 2010 mendatang bisa mencapai kelulusan 85-90 persen. Apalagi sistem UN untuk tahun 2010 ini agak longgar dua kali digelar peluang lulus itu cukup besar, yakni UN utama dan UN ulangan bagi siswa yang tidak lulus UN pada salah satu mata pelajaran saja," jelas Muslim.   

Terkait pelaksanaan UN, kata Muslim, masih mengacu pada pola lama masih mengakomodir soal-soal dari derah 25 persen hasil dari rumusakan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) sekitar 25 persenan. Selebihnya Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang membuat.

Berusaha Sebaik Mungkin

Sementara Kepala Sekolah SMPN 12 Batam, Drs. Guswandinata, menyatakan untuk persiapan UN ini pihaknya bersama para guru berusaha sebaik mungkin, salah satunya dengan pemantapan sore hari selama 1 jam dan melakukan try out sesering mungkin. Bahkan tiap anak didik telah diklasifikasikan sesuai dengan kemampuan anak. Hal ini ia lakukan agar lebih efektif dalam pemantapan.

"Try out malah akan kita gelar lagi pada tanggal 19 sampai 21 Januari mendatang, bahkan soal try out kita buat sama dengan UN biar si anak terbiasa. Dari try out ini kita targetkan anak didik bisa memperoleh nilai rata-rata 7 keatas, baru merasa puas anak didik siap menghadapi UN ini," kata .Guswandinata.

Sejujurnya Guswandinata sendiri tidak setuju dengan kebijakan UN dijadikan tolak ukur penentu kelulusan siswa. Seharusnya kata dia, kelulusan itu bisa mengakomodir faktor lainnya menyangkut prestasi siswa yang diperoleh selama tiga tahun di sekolah.

"Seharusnya sekolah dilibatkan dalam penentu kelulusan ini, minimal diberi porsi 25 persen untu menentukan kelulusan siswa ini. Karena yang lebih tahu anak itu berprestasi atau tidaknya adalah sekolah itu sendiri, bukan pusat," kata pria yang saat ini tergabung dalam Tim Pengembang Provinsi Kepri ini.

Apalagi kata Guswandinata bila mengacu pada PP no 19 tahun 2005 pada pasal 72 ayat 2, menyebutkan siswa dianggap layak lulus itu, apabila bila tuntas belajar, nilai minimal 75 memuat ahlak mulia, nilai UN dan UAS, dan pengembangan diri.

Sementara sejauh ini, Guswandinata menilai, bila soal-soal UN selalu disamaratakan antara sekolah perkotaan dengan sekolah di pulau yang diketahui  minim akan fasilitas sarana penunjang pendidikannya. Namun ia heran, justru sekolah di pulau lah bisa lulus 100 persen, bila dibanding sekolah di perkotaan masih banyak siswanya tidak lulus UN. Hal ini lah kata Guswandinata lagi, yang perlu disikapi kemurnian dari hasil UN itu sendiri.  

Setuju Kepsek Dievaluasi

Komite Sekolah SMKN 2 Batam, Lailan SE, sangat mendukung upaya Disdik Kota Batam akan mengevaluasi Kepsek yang UN-nya nanti jeblok itu. Karena ia menilai, Disdik setiap pelaksanaan UN selalu  memfokuskan memyiapkan pelaksanaan UN yang akan dilaksanakan Maret 2010 mendatang. Apalagi Disdik juga punya terus menerus memantau dan melakukan rapat evalauasi agar pelaksanaan pra-UN dan UN dapat berjalan dengan baik dan para siswa dapat lulus 100 persen.

Dengan langkah Disdik seperti itu, Lailan optimis, siswa-siswi yang akan mengikuti UN Maret 2010 nanti tetap terhadap persiapan dan UN nanti. Begitu pula upaya sekolah, ia  merasa salut dengan tetap melakukan pengayaan mempelajari kembali soal-soal yang telah diberikan untuk ujian-ujian dan pra-UN. Bahkan para siswa yang akan mengikuti UN dipersipakan dengan berbagai macam pola belajar, baik pengajaran, dan mempelajari soal-soal yang telah diberikan. (arment)

Komentar

Kerjasa Primagama
Hasil try out saat penempatan untuk pemantapan MTK masih jeblok, tapi setelah try out yang kedua ada peningkatan karena kita gesa dengan pelatihan dan memotivasi belajar anak didik. Apalagi pemantapan di SMK MHS ini, kerjasama dengan Primagama kami yakin hasilnya akan lebih baik. Makanya kita taergetkan siswa bisa lulus minimal 80 persen, tapi keinginan kita lulus semua.




 







Jaren Hiskia Pinem
Guru MTK SMK MHS Batam
   

Tergantung Motivasi Anak
Berhasil tidaknya dalam pemantapan ini, tergantung dari motivasi belajar anak, karena kita sebagai guru telah memberikan yang terbaik sebisa kita dalam pemantapan ini. Disamping itu juga orang tua perlu juga mengawasi di rumah dan membatasi bermain anak, karena guru hanya sebatas lingkungan sekolah saja. Tapi sejauh ini siswa kelas III SMPN 12, motivasi belajarnya cukup meningkat.









 



Titin Ari Frianti
Guru MTK SMPN 12 Batam

   

Fisika Masih Lemah
Sejauh ini hasil aku masih lemah pelajaran Fisika, karena susah banyak rumus yang tidak dimengerti. Makanya belajar lebih aku insentifkan lagi. Begitu juga saat try out, MTK jatuh karena soal tidak sesuai dengan waktu yang disediakan. Meski demikian akau tetap berusaha yang terbaik agar nilai nanti memuaskan.







 




M Fadil Fahleva
Siswa SMPN 12 Batam


Bahasa Inggris Susah
Kalau pelajaran lain sudah lumayan bagus, tapi bahasa Inggris ini masih lemah susah sekali mempelajarinya. Makanya sejak kelas III ini aku belajar lebih digiatkan lagi dan banyak bertanya. Tapi kalau boleh meminta, guru juga harus lebih pres cara mengajar agar tidak stres dan tak membosankan biar pelajaran mudah dicerna.    

 



 





Rekiko R Putri
Siswi SMPN 12 Batam  
   


Kamis, 25 Februari 2010

Pendidikan di Batam Masih Jalan Ditempat

Disdik Perlu Melakukan Pemetaan Permasalah Pendidikan

Berbagai kalangan ketika diminta komentarnya seputar pendidikan di Batam beragam pendapat.  Namun berdasarkan hasil pendapat secara randum dilakukan pada berbagai pelaku pendidikan, mereka menilai,  bila pendidikan di Batam ini masih berjalan ditempat  masih perlu pembenahan dan perbaikan disana sini.  Apalagi sejauh ini masih ditemukan adanya masyarakat yang termajinalkan dengan
layanan pendidikan wajib belajar (Wajar) 9 tahun dan program  pendidikan gratis, masih banyak anak yang putus sekolah dan buta huruf ditemukan di lapangan.

Contoh sederhana saja, tidak sedikit anak dibawah umur berkeliaran  menjadi pengemis jalanan, pengamen, penjual koran, dan menjadi anak jalanan.  Padahal mereka ini,  tergolong anak wajib belajar.  Realita ini tidak bisa dipungkiri, karena kerap ditemukan potret nyata kehidupan anak putus sekolah masih marak dilapangan. Namun sejauh ini pemerintah mengkalim, pihaknya merasa telah berhasil mengulirkan program peningkatan pendidikan ini dengan baik.

Seperti diungkapkan Dosen Perguruan Tinggi di Batam,  Cici Ratnaningsih, SPd, bila persoalan pendidikan yang masih mengiringi pada 2009  lalu dan  hingga sekarang ini.  Salah satunya terkait  banyaknya guru yang belum bersertifikasi guru,  insentif guru yang selalu dipermainkan, kualifikasi guru, ujian nasional (UN), dan kinerja daerah dalam mendukung mutu pendidikan tersebut.

Disarankan Cici, sebaiknya pemerintah Kota Batam segera  mengambil langkah kongkrit dengan melakukan pemetaan masalah pendidikan yang ada.  Karena kata dia, pemetaan masalah pendidikan ini tujuan utamanya untuk menggambarkan kondisi dan data pendidikan di daerah yang sebenarnya. Terlebih lagi untuk layanan pendidikan di hinterland masih butuh perhatian yang besar dari pemerintah Kota Batam yang sejauh ini sangat termarjinalkan.

Padahal sejauh ini dana untuk pendidikan, kata Cici cukup besar dikucurkan di APBD, hanya saja arahnya tak tepat sasaran. Belum lagi adanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Block Grant (BG), serta sejumlah alokasi dana bantuan sosial lainnya dalam upaya  peningkatan pendidikan, tapi hasilnya pendidikan masih berjalan di tempat.

Perkataan Cici tadi di benarkan  Pemerhati Pendidikan, Drs H Darlispon, MM. Kata mantan anggota DPRD Provinsi Kepri ini,  melihat dari pemerataan pendidikan  di Batam masih harus perlu di tingkatkan lagi dan masih banyak yang perlu diperbaiki pada tahun 2010 ini. Salah satunya terkait  persoalan sertifikasi guru yang belum berjalan sempurna.  Sejauh ini, dirinya sendiri banyak menerima keluhan dari para guru, karena masih berstatus Ketua Komite di SMPN 10 Batam, terkait keikutsertaannya dalam program sertifikasi. Mereka (para guru-red) memandang, kata Darlispon, sertifikasi ini telah terjadi diskriminasi, karena banyak guru yang masa mengajarnya singkat sudah mendapatkan sertifikasi.  Sementara  guru yang sudah mengajar puluhan tahun belum juga mendapat kesempatan tersertifikasi.  Hal ini dikarenakan faktor politik, kedekatan, dan ikatan saudara dengan  pihak pemangku kebijakan.

"Padahal dalam aturan Peraturan Pemerintah (PP) No 74 sudah jelas bahwa mereka berhak disertifikasi walaupun kualifikasi pendidikannya tidak sarjana. Jadi, ini wajib diprioritaskan lebih dahulu dibandingkan guru-guru yang masa mengajarnya singkat. Jangan karena ada lobi-lobi politik, kedekatan atau ikatan saudara," jelas Darlispon.

Untuk itu, sebaiknya Disdik bisa melihat realita yang ada dan pengaturan kuota sertifikasi guru dapat diperhatikan sehingga berkeadilan bagi para guru. Mereka (guru-red) harus  lebih memperhatikan daftar urutan kepangkatan (DUK) guru.  Hal lain yang menjadi catatan adalah koordinasi dalam program sertifikasi tersebut.

Begitu pula dengan muitu pendidikan yang ada, dikatakan Cici, perlunya ada penataan lebih baik lagi dan Disdik tahu pemetaan pendidkan ditiap wilayah dengan baik . Karena kata dia, dengan dukungan anggaran 20% baik dari pemerintah pusat, provinsi, dan kota Batam , seharusnya kualitas dan mutu pendidikan lebih baik lagi.

Disdik Disarankan Buka Excellent Class

Sementara  untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kota Batam sendiri, disarankan Darlispon, agar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam  menerapkan kebijakan kepada setiap sekolah  baik SMP maupun SMA negeri untuk  menerapkan excellent class atau kelas Akselerasi.

Sesuai dengan artinya, kata Darlispon,  kelas akselerasi ini hanya diisi oleh para siswa yang berkualitas atau benar-benar excellent yang bisa cepat menyelesaikan masa studi yang tadinya ditempuh dalam tiga tahun bisa hanya dua tahun saja.  Hal ini sangat efektive, karena siswa yang berprestasi ini waktunya tidak tersita dalam mengembangkan IQ dan potensinya.

"Bagi anak yang sering menjadi juara I terus, harus dikasih kesempatan untuk mencoba masuk kelas Akselerasi  ini. Nah bila nanti dia tidak mampu menyelesaikan studinya, tidak masalah anak tersebut di kembalikan lagi pada kelas leguler. Hal ini telah dilakukan di salah satu pesantren di Jawa dan ternyata cukup berhasil," ujar Darlispon.  

Sejauh ini pada sekolah negeri di Batam, diakui Darlispon, belum menerapkan adanya kelas Akselerasi baru sebatas sekolah unggulan  dan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) saja. Berbeda dengan sekolah swasta telah menerapkan sistem tersebut.

Hanya saja konsekwensinya,  kata Darlispon, pihak sekolah juga harus menempatkan tenaga pengajar yang benar-benar guru berkualitas. Serta siswa yang masuk ke kelas Akselerasi ini, minimal memiliki IQ 125 dan harus mengikuti beberapa tes akademi, dan ada persetujuan dari orang tua.  Namun untuk excellent class ini, tidak semua siswa bisa mengikutinya tentunya bagi  siswa yang punya kemampuan tertentu yang bisa masuk kelas ini.

UN Bukan Indikator Keberhasilan Pendidikan

Sementara Ketua Yayasa Pendidikan Al Kaffah, Said Indra,  mengisyaratkan agar pemerintah tidak menjadikan Ujian Nasional (UN) sebagai satu indikator menilai keberhasilan pendidikan suatu daerah, karena sejauh ini UN tersebut hanya menilai kemampuan intelektual saja, sebagian kecil dari aspek pendidikan. Karena ruang lingkup pendidikan itu sendiri sangat luas.

Indra menilai, sejauh ini pemerintah daerah selalu mengkait-kaitkan menjadikan UN ini sebagai satu indikator keberhasilan pendidikan. Padahal pendidikan secara keseluruhan meliputi empat aspek, yakni intelektual yang bisa diukur melalui UN, spiritual, emosional dan kinestetik atau jasmani.

Sejauh ini, ia melihat bila UN ini bisa mengukur satu aspek saja dalam pendidikan, yakni intelektual. Sedangkan indikator keberhasilan pendidikan lainnya tidak bisa dipantau melupakan aspek pendidikan lainnya. Padahal, kenyataannya hakekat pendidikan itu sangat luas, tidak hanya keberhasilan dan nilai tinggi ketika UN, namun yang paling  penting adalah perubahan perilaku dan emosional yang bagus dari peserta didik.

Ia meghimbau, agar pemerintah dan masyarakat juga bisa melihat bila proses pendidikan itu secara menyeluruh tidak hanya dari nilai UN saja. Sebaiknya ke depannya pemerintah perlu membuat terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan mutu pendidikan. " Harus ada inovasi baru dalam mempola pendidikan ini, karena kalau bicara soal dana kita sudah lebih dari cukup. Hanya tinggal bagaimana saja  kita membuat inovasi baru dalam peningkatan mutu pendidikan di Batam ini," jelasnya.  (arment)


-------------------------------

Komentar


Prestasi Siswa Terus Ditingkatkan

Sebagai guru tentunya kami terus berusaha untuk meningkatkan mortivasi belajar dan prestasi siswa. Disamping itu juga pola kurikulum terus menerus disempurnakan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini terbukti n kelas unggulan semua siswa menunjukan nilai semesteran yang cukup menggembirakan. Sama halnya kelas reguler hanya beberapa orang saja yang kurang. Namun bila hal ini terjadi, komunikasi dengan orang tua selalu kita lakukan .

Zuhernawati
Waka Kurikulum SMPN 4 Batam.

------------
Motivasi Selalu Ditanamkan

Supaya mutu pendidikan baik dan anak berprestasi, kami sebagai guru tak henti-hentinya untuk memotivasi siswa. disamping itu juga pola belajar lebih mengarah kepada IT dan Multi media, serta infocus. Hal ini supaya anak menerima pelajaran mudah dicerna dan tidak bosan . Begitupula pola kurikulum IPA disiati dengan mediasi alam terbuka.

Suwiati
Guru Fiqih MTsN Batam

------------

Selain KKM Ahlak Perlu Tanamkan

Pola belajar dianggap berhasil  selain memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)/ tuntas belajar dan anak pintar, ahlak dan budi pekerti juga perlu ditanamkan. Artinya bila si anak memperoleh nilai kecil, dan prilakunya kurang baik, maka sebagai guru harus memberi kesempatan remidial dan merubah sikap anak didik lebih santun lagi. Kebetulan melihat hasil semesteran pelajaran dan akhlak anak didik di MTsN Batam ini cukup bagus, maka anak pun tidak jarang sekali yang ikut remidial atau pembinan akhlak..

Anedi, S.Ag
Guru Aqidah Ahlak   

Rabu, 24 Februari 2010

Upaya MAN 2 Batam Siasati Keterbatasan Sarana

Praktek Numpang di MTs


Madrasah Aliayah Negeri (MAN) 2 Batam, merupakan salah satu sekolah Islam yang tahun ini akan meluluskan siswanya di Ujian Nasional (UN) berjumlah 48 peserta. Meski dilihat fasilitas dimiliki sangat terbatas, namun bagi para siswa, guru dan kepala sekolah bukan menjadi halangan untuk berprestasi. Karena mereka pandai menyiasatinya dengan cara memanfaatkan menumpang fasilitas yang dimiliki MTs Negeri Batam yang satu lingkingan dengan sekolahnya.

Selain kekurangan fasilitas, labolatorium, perpustakaan, ruang kelas baru dan tempat ibadah, MAN 2 ini juga masih kekurangan tenaga pengajar (guru). Terutama guru untuk bidang studi umum, seperti Matematika dan IPA. Meski semua itu bisa disiasati, namun tetap saja dalam proses belajar mengajar (PBM) untuk kedua mata pelajaran tersebut dirasakan kurang maksimal. Misalnya ketika try out bersama yang digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri belum lama ini, perolehan nilai try out kurang memuaskan alias jeblok, terutama jatuh pada pelajaran Matematika dan IPA.

"Pada try out Pelajaran IPA yang jatuh sekali, karena kita tidak memiliki lab, padahal untuk mengamplikasikan materi IPA itu harus di praktekan di dalam Labor. Meski guru telah menyiasati dengan membawa mediasi alat praktek ke kelas, masih saja kurang mengenai sasaran yang kita inginkan," ujar Kepala Sekolah MAN 2 Batam, Ulfa Ismiyati, S.Pd, saat Tim Fokus Pendidikan Sijori Mandiri menjambangi MAN 2 Batam beberapa hari lalu.

Dijelaskan Ulfa, bila pelaksanaan PBM di MAN 2 Batam cukup padat, malah agar waktu belajar siswa lebih panjang pihaknya memberlakukan jam belajar dimulai 6.30 WIB hingga 14.30 WIB. Upaya ini, kata Ulfa dalam rangka menambah jam pelajaran untuk pembahasan materi mata pelajaran yang akan di UN-kan. Hal ini Ulfa terapkan dalam upaya kiat-kiat membina anak didiknya agar menjadi siswa terbaik dalam pencapaian hasil UN. Setidaknya hasil nilai UN lebih baik lagi dari perolehan try out.

Meski hasil try out bersama Disdik kurang memuaskan, namun Ulfa merasa bangga karena murni hasil dari siswanya, malah dari hasil tersebut kata Ulfa, dirinya bersama para guru bisa mengevaluasi dan dijadikan spirit serta motivasi bagi anak didiknya supaya bisa lebih baik lagi dalam mempersiapkan diri menghadapi UN mendatang. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan selanjutnya ketika antar madrasah mengadakan try out bersama, perolehan nilai siswanya cukup mengembirakan hampir lulus try out semuanya.

"Motivasi belajar anak didik cukup meningkat, mereka bersemangat belajar untuk mengejar ketertinggalan. Ya kita harapkan anak didik kita bisa lulus semuanya, meski baru pertama kali menjadi peserta UN," kata Ulfa berharap.

Menurutnya, hasil try out belum menjadi gambaran bahwa siswa tidak mampu. Karena ia menilai, banyak faktor yang mengakibatkan siswa gagal pada try out. Yakni, karena pengalaman pertama siswa sehingga masih memungkinkan cara menjawab siswa banyak salah tarsir. Dan inilah kata dia fungsinya try out menjadi bahan evaluasi. Di mana kelemahan murid, apakah kesalahan tarsir, atau kemampuan materi yang belum terpenuhi, kata Ulfa. Dan ia merasa optimis, pada try out kedua nanti hasilnya akan lebih meningkat dari yang pertama. Saat ini, dirinya juga selain mengesa materi UN juga sedang menyiapkan mental para siswa.

Selaku kepala sekolah, Ulfa memang punya aturan dalam menerapkan kedisiplinan kepada siswa dan guru dalam PBM, ia pun selalu memantau kegiatan setiap hari terutama untuk kelas akhir. Ia sendiri meski kepala sekolah, ikut memberikan pelajaran kepada siswanya dengan harapan semua siswa bisa tuntas dalam menerima pelajaran. Ulfa juga merupakan sosok kepala sekolah yang cukup terbuka dan kerap berkonsultasi dengan komite dalam pelaksanaan PBM, agar mendapat dukungan setiap program yang dijalankan pihak sekolah dengan tujuan MAN 2 Batam ini dapat maju seperti sekolah lainnya. "Prestasi non akademik cukup banyak diraih para siswa MAN 2 Batam ini, baik bidang olahraga, MTQ, dan bidang lainnya selalu meraih juara," kata Ulga lagi menandaskan. (arment)

200 Guru dan Kepala Sekolah Bakal Dibekali Sertifikat Kompetensi



200 Guru dan Kepala Sekolah 
Bakal Dibekali Sertifikat Kompetensi

Sijori Mandiri - Sebanyak 200 guru dan Kepala Sekolah di Batam akan dibekali sertifikat kualifikasi dan kompetensi agar mencukupi dalam mengajar di sekolah. Pembekalan kompetensi ini dialaksanakn pada bulan Pebruari kerjasama antara Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam dan PGRI bersama Yayasan Pengembangan & Pembinaan Pendidikan Nusantara. tahap awal pembekalan ini hanya membina 200 guru SD yang dijadikan pilot project keberhasilan dari program ini. Namun kedepannya seluruh guru di Batam akan ikut dalam program ini.

Pimpinan Yayasan Pengembangan & Pembinaan Pendidikan Nusantara (YP3N) , Ir HM Taufik Hazairin MM, menyatakan pembekalan Kompetensi guru ini agar proses belajar mengajar lebih terarah lagi dalam penyampain materi, terutama dalam mempersiapkan UASBN, MTK, Sain, dan bahasa Indonesia. Pembekalan kompetensi guru ini, akan dibina dosen berpengalaman YP3N bekerjasama dengan UPI Bandung dan Universitas Jakarta.

Sejauh ini menurut Taufik, kurikulum yang diterapkan cukup bagus, hanya saja belum bisa dibuktikan sebatas mana kurikulum tersebut penerapannya. Hal ini dikarenakan, masih ditemukan guru yang kurang berkompeten yang mengajar tidak sesuai rool yang telah ditentukan. Terutama para guru di daerah hinterland, mereka belum paham akan manajemen mutu pendidikan.

"Sejauh ini kalau saya lihat guru tersertifikasi, tapi pola mengajar belum ada perubahan. Sertifikasi yang ia dapat itu hanya sebatas formal admistrasi saja tidak sesaui dengan harapan," ujar taufik.

Disadari Taufik, keberhasilan program yang diterapkannya itu (kompetensi-red) tidak semerta-merta terlihat langsung peningkatan perubahannya. Karena kata dia, mendidik manusia itu perlu waktu. Namun langkah ini merupakan awal upaya dalam peningkatan proses mengajara, berhasil tidaknya tergantung motivasi personel gurunya itu sendiri.

Pasalnya kata dia, program ini untuk bekal ilmu pengetahuan guru sesuai bidang dan kompetensinya. Apalagi sejauh ini terkait teknologi, masih banyak guru yang belum melek teknologi. Dengan demikian, tidak hanya cukup guru itu dengan seminar-seminar pendidikan tentang teknologi yang perlu dilaksanakan. Tapi, belajar secara mandiri juga diperlukan untuk mengejar ketertinggalan, dalam hal ini adalah teknologi informasi. Makanya dalam pembekalan kompetensi nanti akan mengakomodir semuanya.

"Sewajarnya bila tenaga pendidik untuk mata pelajaran apa pun, dituntut mampu menguasai ilmu teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, paling tidak guru telah berupaya mewujudkan proses menuju profesionalisme, yang salah satunya adalah mampu mengikuti (tidak tertinggal) arus perkembangan informasi di masyarakat," jelasnya.(arment)