Rabu, 03 Maret 2010

Guru Swasta Protes Terkait Perbedaan Dana Insentif

Disdik Diminta Jangan Diskriminasi



 Laporan Arment
SIJORI MANDIRI---Dinas Pendidikan (Disdik) kota Batam diminta jangan diskriminasi terhadap pemberiaan dana insentif terhadap guru swasta. Karena pemberian dana tersebut terpaut jauh bila dibanding yang diterim guru honor dan PNS di sekolah negeri. Seperti insentif diterim guru honor dan PNS di sekolah negeri Rp600 ribu hingga Rp800 ribum sedangkan untuk guru yang mengajar di sekolah swasta hanya Rp Rp200 ribu hingga Rp400.000.


Keluhan guru swasta ini disampaikan kepada Ketua DPC PKB Batam, Rudi SE, saat rapat dengar pendapat (hearing) dengan guru swasta di MTsN Batam, beberapa waktu lalu. Selain perbedaan dana insentif, para guru swasta juga mengajukan keberatan atas rencana Pemko Batam meniadakan pemberian dana insentif bagi guru swasta ini. Mereka

(guru swasta-red0  menilai, Disdik Kota Batam telah menganggap seakan keberadaan guru swasta ini hanya sebagai pelengkap. Padahal, kata mereka, porsi dan tujuan mengajar guru sekolah swasta dan guru sekolah negeri sama-sama mendidik dan memajukan pendidikan.

"Kenapa harus dibeda-bedakan, bukannya tugas dan fungsinya sama dengan guru negeri, malah kami (guru swasta, red) malah lebih berat lagi menyiasati kurikulum yang harus dibarengi dengan praktek yang serba minim ini," ujar salah seorang guru swasta, Abdul Hamid, saat ditemui di MTs Darul Islam, Tanjungsengkuang, Batuampar, Rabu

(3/3).

Sementara Ketua DPC PKB, Rudi, saat itu terlihat kaget mendengar keluhan disampaiakan para guru-guru swasta tersebut. Ia mengaku, sejauh ini belum tahu bila dana insentif ini ada perbedaan antara guru swasta dan guru negeri. "Lho kok bisa begitu, enggak benar itu, seharusnya guru diberikan porsi yang sama tidak boleh

diskriminasi begitu. Tapi bapak ibu harap bersabar saja, nanti kami akan croscek ke Disdik sendiri. Bila memang itu benar, maka kita akan minta untuk ditinjau kembali kebijakan tersebut," jelas Rudi ketika itu.

Kepala Disdik Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, ketika dikonfirmasi via telepon, Rabu (3/3), membenarkan adanya perbedaan pemberian dana insentif pada guru ini.  Perbedaan ini alasan Muslim, karena guru swasta merupakan tanggungjawab dari yayasan dan sekolah tempat mereka mengajar dalam hal meningkatkan kesejahteraan gurunya.

"Perlu dipahami, namanya juga sebatas bantuan tentunya berdasarkan sebatas kemampuan pemerintah. Lagi pula untuk guru swasta ini merupakan tanggung jawab dari yayasan, lagi pula iuaran siswa cukup besar bila dibanding sekolah negeri, malah SD dan SMP di gratiskan. Kalau misalkan insentif ini kita sama ratakan, malah nanti guru negeri juga akan protes," jelas Muslim.

Terkait wacana penghapusan pemberian dana insentif bagi guru swasta, di bantah Muslim tidak pernah mewancanakan seperti itu. Hanya saja, untuk pemberian dana insentif  ini diperuntukkan bagi guru yang telah mengajar lebih dari dua tahun. Dan kemungkinan, bagi sekolah yang baru mengajukan gurunya akan dialokasikan pada APBD mendatang.

"Terus terang saja, pemberian dana insentif ini baru di Provinsi Kepri saja di berlakukan, untuk daerah lain belum ada. Jadi kita harus bersyukurlah pemerintah daerah  sangat memperhatikan akan kesejahteraan para guru ini," kata Muslim menandaskan.(arment)

Motivasi Belajar Siswa Dinilai Kurang

Sekolah Kuatir Siswanya Tak Lulus UN


Laporan Arment


SIJORI MANDIRI---Berdasarkan hasil evaluasi ujia coba (try out) ujian nasional (UN) pertama dan kedua dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam dimasing-masing sekolah, hasilnya belum begitu memuaskan. Perolehan nilai kelulusan paling tinggi mencapai 65 persen, bahkan ada sekolah hasil kelulusan try out UN ini hanya 30 persenan. Hal ini diakibatkan kebanyakan siswa belum serius menghadapi UN 2010 ini. Padahal, Disdik sendiri telah menargetkan angka kelulusan siswa pada UN 2010 ini mencapai 90 hingga 95 persenan, atau naik dari pencapaian kelulusan UN tahun sebelumnya.

Melihat kondisi seperti ini, bukan saja Disdik yang merasa cemas dan kuatir, terlebih lagi pihak sekolah takut bila nanti banyak siswanya tak lulus UN. Wajar bila pihak sekolah merasa kuatir, karena perolehan try out Un baik yang pertama maupun kedua belum ada peningkatan yang signipikan. Terutama untuk mata pelajaran matematika dan bahasa Inggeris. 

Kepala Dinas Disdik Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, mengakui bila angka kelulusan try out pada masing-masing sekolah dengan rata-rata tiap 65 persen saja bisa dibilang sudah memadai. Namun sayangnya sejauh ini masih banyak sekolah yang memperoleh nilai persentase kelulusan dibawah 65 persen, bahkan ada sekolah hanya 30 persenan kelulusannya. Meski demikian kata Muslim, dengan try out ini pihaknya telah melihat gambaran sebenarnya kesiapan dari masing-masing sekolah dalam mempersiapkan siswanya menghadapi UN yang akan digelar pada bulan Maret ini.      

Diyakini Muslim, persiapan pihak sekolah membekali siswa untuk menghadapi UN ini dinilai sudah lebih dari cukup, mulai dari pemantapan, pembahasan soal-soal dan lain sebagainya guna memperoleh nilai terbaik dalam UN nanti. Hanya saja tingkat keseriusan para siswa dalam menyiapkan diri menghadapi UN ini, dirasakan Muslim, masih kurang. Apalagi mereka (siswa-red) dihadapkan pada banyaknya godaan berupa pergaulan dilingkungan, pengaruh permainan elektronik dari komputer, serta telepon seluler. Sedangkan faktor lainnya, menyebabkan mereka enggan belajar dengan serius.

"Sekarang ini guru dihadapkan pada dilema yang serba sulit. Misalnya anak didik dihimbau dan ditegur, atau diberi PR oleh sang guru tidak dihiraukan. Sementara bila diberi sanksi, salah-salah guru bisa dipolisikan oleh orang tua murid. Jadi guru sekarang ini menjadi gamang, apalagi bila tidak ada kesadaran dan perhatian dari orang tuanya, maka produk pendidikan dipastikan akan seperti ini terus. Padahal kita tahu upaya guru dan sekolah cukup luar biasa dalam mendidik anak muridnya ini," ujar Muslim menjawab Sijori Mandiri terkait kekuatiran pihak sekolah terhadap hasil UN nanti.

Untuk itu Muslim menghimbau, agar orang tua bisa kerjasama dengan pihak sekolah sama-sama mengawasi dan mendisiplinkan anaknya supaya punya tanggungjawab terhadap dirinya sebagai pelajar yang tugasnya hanya belajar. "Kita inginkan guru dan orang tua saling kerjasama dalam merubah sikap dan mental anak, jadi ada hubungan sinergilitas" pinta Muslim.

Guru Harus Jadi Presenter

Sementara itu Muslim juga menginginkan, supaya guru juga bisa berperan sebagai presenter dalam mendidik siswanya. Maksud Muslim, guru harus bisa membawa diri dalam segala situasi, artinya bisa sebagai kawan bercanda, sahabat, guru dan orang tua. Hal ini dipastikan Muslim, akan memunculkan pigur guru yang bisa menjadi kebanggaan bagi anak didiknya, tentunya akan melahirkan rasa segan dan kepercayaan dari anak didiknya. Maka disarankan Muslim, dalam proses pendidikan itu, guru dengan orang tua itu harus ada sinergilitas dalam mendidik anak. Dikuatirkan Muslim bila ini tidak terjadi, maka pendidikan anak kedepannya tidak punya kekuatan dan percaya diri. Malah Ia (anak didik-red) akan jadi pemalas dan tidak punya motivasi belajar.

Pantau Kelapangan

Kekuatiran Muslim akan hasil UN nanti, terlihat jelas, ia rutin turun kelapangan mendatangi sekolah-sekolah yang biasanya hanya satu minggu sekali, sekarang dilakukannya 3 hingga 4 kali dalam seminggu. "Saya turun kelapangan selain melihat kendala dihadapi sekolah, juga memotivasi para guru agar jangan menyerah dan patah semangat dalam mendidik siswa. Begitu pula dengan guru yang ada di pulau, meski nanti hasil UN-nya kurang memuaskan, kita maklumi karena sarana dan prasarana yang kurang," jelas Muslim.

Sementara dalam pelaksanaan UN nanti, Muslim juga akan mengerahkan seluruh pengawas sekolah serta stafnya di kantor agar ikut serta memantau jalannya pelaksanaan UN ini. Bahkan, Muslim merasa berterima kasih kepada pihak Kepolisian, Polda dan Poltabes yang menanyakan langsung atas pelaksanaan UN ini. "Saya sangat memberikan apresiasi kepada pihak Kepolisian yang proaktif ingin mensukseskan UN. Malah langsung datang menanyakan kepada saya," kata Muslim.

Pada bagian lain Muslim juga berniat akan memberikan reward bila siswa Batam masuk 10 besar semuanya. Hal ini kata dia, akan dibahas bersama DPRD dan Walikota Batam, reward apa yang pantas diberikan bagi siswa yang berprestasi itu. Upaya Muslim ini, dalam menyemangati siswa memperoleh nilai sebaik mungkin dalam Un nanti.                        

Kepala Sekolah SMPN 10 Batam, Drs Fahrul, saat diminta komentarnya terkait persiapan UN, menyatakan bila dilihat dari hasil perolehan siswa pada try out UN kedua ini ada sedikit peningkatan dari dari hanya 50 persen menjadi 66 persenan. Secara umum perolehan nilai rata-rata ada peningkatan, hanya saja untuk pelajaran matematika sedikit mengalami penurunan. Dirincikan Fahrul, perolehan try out UN pada try out pertama untuk pelajaran matematika mendapat nilai rata-rata 5,6 dan try out UN kedua menurun menjadi 4,69. Begitu pula untuk pelajaran bahasa Inggris pada try out Un pertama mendapat 6,92 menurun menjadi 6,48. Berbeda dengan pelajaran bahasa Indonesia dari try out UN pertama 5,90 ada kenaikan pada try out Un kedua menjadi 6,80. Begitu pula untuk pelajaran IPA try out Un pertama hanya rata-rata 5,72 naik menjadi 6,52.

Tak Lulus Try Out UN, Siswa Dimasukan Kelas Ektra

Menurutnya, soal try out UN baik yang pertama maupun kedua tingkat kesulitannya hampir sama, hanya saja pola yang diterapkan mengunakan sistem A dan B. Maka dari itu untuk mengesa dalam pemantapan soal yang sulit dievaluasi dan dibahas bersama para siswa. "Try uot kedua ini pertama kita prediksikan anak didik bisa lulus 75 persen, tapi meleset dari perkiran kita. Kenapa kita prediksikan segitu, karena kita tahu upaya para guru dalam pemantapan cukup luar bisa. Bahkan soal yang kita berikan saat pemantapan diambill dari mana-mana. Hanya persaolannya anak didik yang kurang konsentrasi dan tidak fokus serta kurang konsentrasi mengerjakan  soal-soal tersebut yang di try outkan," jelas Fahrul.

Kendati demikian, kata Fahrul, dengan waktu yang cukup singkat ini pihaknya telah mengambil langkah cepat dengan memaksimalkan materi yang di UN-kan, salah satunya menonaktifkan sementara waktu dua mata pelajaran kesenian dan olahraga digunakan untuk membahas soal-soal UN sambil melakukan ulangan harian bagi mata pelajaran di UN-kan. Bahkan ia sendiri telah mengklasifikasikan siswa, terutama yang tidak lulus pada try out UN kedua dilaksanakan Disdik Provinsi dimasukan pada kelas ektra. Disamping itu juga dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan mentalitas, peserta Un setiap hari Jumat diadakan baca yasinan.

Meski perolehan try out UN hanya 65 persenan, namun Fahrul optimis hasil UN nanti akan bagus, makanya ia telah mentargetkan bisa lulus 95 persen. Target seperti ini telah dibuktikan oleh Fahrul pada UN tahun lalu, mulanya ia hanya ditargetkan 97,7 persen ternyata tercapai menjadi 99 persenanan. Namun ia tak menapik kalau dirinya masih gamang, karena input siswa lebih bagus dari lulusan tahun lalu. 

"Kalau soal pemantapan rutin kita lakukan, bahkan saya sendiri mengawasi hingga pukul 16.00 WIB di sekolah. Begitu pula ada anak didik satu kali saja tidak ikut pemantapan, kita panggil. Dan rencananya kita akan mengundang lagi orang tua murid agar sama-sama mengawasi belajar anaknya dan mngasih tahu hasil UN dari mulai try out pertama dan kedua yang diadakan Disdik Provinsi sambil mensosialisasikan pentinya UN ini," kata pria yang terpilih jadi Wakil Ketua MKKS ini. Seraya mengatakan bila peserta UN tahun ini di SMPN 10 Batam berjumlah 250 siswa (arment)