Rabu, 24 Februari 2010

200 Guru dan Kepala Sekolah Bakal Dibekali Sertifikat Kompetensi



200 Guru dan Kepala Sekolah 
Bakal Dibekali Sertifikat Kompetensi

Sijori Mandiri - Sebanyak 200 guru dan Kepala Sekolah di Batam akan dibekali sertifikat kualifikasi dan kompetensi agar mencukupi dalam mengajar di sekolah. Pembekalan kompetensi ini dialaksanakn pada bulan Pebruari kerjasama antara Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam dan PGRI bersama Yayasan Pengembangan & Pembinaan Pendidikan Nusantara. tahap awal pembekalan ini hanya membina 200 guru SD yang dijadikan pilot project keberhasilan dari program ini. Namun kedepannya seluruh guru di Batam akan ikut dalam program ini.

Pimpinan Yayasan Pengembangan & Pembinaan Pendidikan Nusantara (YP3N) , Ir HM Taufik Hazairin MM, menyatakan pembekalan Kompetensi guru ini agar proses belajar mengajar lebih terarah lagi dalam penyampain materi, terutama dalam mempersiapkan UASBN, MTK, Sain, dan bahasa Indonesia. Pembekalan kompetensi guru ini, akan dibina dosen berpengalaman YP3N bekerjasama dengan UPI Bandung dan Universitas Jakarta.

Sejauh ini menurut Taufik, kurikulum yang diterapkan cukup bagus, hanya saja belum bisa dibuktikan sebatas mana kurikulum tersebut penerapannya. Hal ini dikarenakan, masih ditemukan guru yang kurang berkompeten yang mengajar tidak sesuai rool yang telah ditentukan. Terutama para guru di daerah hinterland, mereka belum paham akan manajemen mutu pendidikan.

"Sejauh ini kalau saya lihat guru tersertifikasi, tapi pola mengajar belum ada perubahan. Sertifikasi yang ia dapat itu hanya sebatas formal admistrasi saja tidak sesaui dengan harapan," ujar taufik.

Disadari Taufik, keberhasilan program yang diterapkannya itu (kompetensi-red) tidak semerta-merta terlihat langsung peningkatan perubahannya. Karena kata dia, mendidik manusia itu perlu waktu. Namun langkah ini merupakan awal upaya dalam peningkatan proses mengajara, berhasil tidaknya tergantung motivasi personel gurunya itu sendiri.

Pasalnya kata dia, program ini untuk bekal ilmu pengetahuan guru sesuai bidang dan kompetensinya. Apalagi sejauh ini terkait teknologi, masih banyak guru yang belum melek teknologi. Dengan demikian, tidak hanya cukup guru itu dengan seminar-seminar pendidikan tentang teknologi yang perlu dilaksanakan. Tapi, belajar secara mandiri juga diperlukan untuk mengejar ketertinggalan, dalam hal ini adalah teknologi informasi. Makanya dalam pembekalan kompetensi nanti akan mengakomodir semuanya.

"Sewajarnya bila tenaga pendidik untuk mata pelajaran apa pun, dituntut mampu menguasai ilmu teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, paling tidak guru telah berupaya mewujudkan proses menuju profesionalisme, yang salah satunya adalah mampu mengikuti (tidak tertinggal) arus perkembangan informasi di masyarakat," jelasnya.(arment)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar