Jumat, 26 Februari 2010

DPRD Batam Minta Pemko tak Ikut Campur PSB


Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI--Wakil Ketua III DPRD Kota Batam, Aris Hardy Halim, meminta Pemerintah Kota Batam dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik), agar tidak ikut campur dalam urusan penerimaan siswa baru (PSB) yang dilakukan oleh sekolah swasta. Karena tidak ada larangan yang mengatur jadwal PSB bagi sekolah swasta untuk memulai.

Penegasan Aris ini, terkait pernyataan Kadisdik, Muslim Bidin, bahwa tidak ada yang mencuri star dalam PSB yang mulai dilakukan oleh pihak sekolah swasta, karena tidak ada kompetisi antara sekolah negeri dan swasta. "Kenapa meski diributkan, PSB swasta, justru lebih awal malah terbantu PSB sekolah negeri tidak membludak lagi," ujar Aris, Senin (25/1).

Menurutnya, pernyataan Muslim Bidin selaku orang nomor satu di Disdik sebetulnya tidak layak untuk disampaikan ke publik. Tapi seharusnya Disdik berterima kasih kepada pihak sekolah swasta, karena sekolah swasta masih mau menampung siswa. Apalagi sejauh ini kasus dialami PSB sekolah negeri selalu kekurangan daya tampung siswa.

"Kalau toh ada persaingan antar sekolah swasta, saya minta Disdik tak perlu ikut campur lah. Sekarang bagaimana mendukung langkah-langkah tersebut, dan silahkan mengurus segala kekurangan yang ada saat ini dialami pihak sekolah. Artinya, ketika PSB jangan lagi terjadi masalah-masalah yang rutin tiap tahun terjadi," jelas Aris lagi.
Siswa dan Guru SMK di Batam Protes
Try Out Bahasa Inggris Tak Sesuai SKL
Reporter : Arment 
SIJORI MANDIRI--Uji coba (try out) ujian nasional (UN) digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri secara serentak diberlakukan pada seluruh sekolah, menuai protes dari kalangan siswa dan guru SMK di Batam. Pasalnya soal try out untuk mata pelajaran bahasa Inggris, tidak sesuai dengan standar kopetensi lulusan (SKL) yang selama ini mereka pelajari ketika melakukan pemantapan UN. Dengan kata lain, Disdik mempola soal try out Bahasa Inggris bagi SMK ini, disamaratakan dengan siswa SMA. Padahal jelas-jelas dari sisi materi pemantapan siswa SMK, tidak sama dengan materi pemantapan dilakukan siswa SMA.

Protes pertama datangnya Humas SMK Multistudy Hight School (MHS), Arseto HP, kalau sejauh ini pihaknya ketika pemantapan selalu berpatokan pada SKL sesuai anjuran dari Disdik itu sendiri. Namun ia merasa kaget, tiba-tiba saat try out digelar provinsi, para siswanya melapor kesusahan dalam menjawab soal-soal bahasa Inggris karena tak satupun soal mengacu pada kisi-kisi SKL UN.

"Ya tidak bisa kalu try out bahasa Inggris untuk SMK ini disamakan dengan SMA. Karena pola pelajarannya sejak awal sudah berbeda, meski sama-sama mengacu pada SKL UN. Jadi wajar kalau siswa kebingungan mengerjakan soal-soal Bahasa Inggris ini,  dan nantinya hasil try out nilainya pada jeblok. padahal ketika kita melakukan try out sendiri, hasilnya cukup memuaskan," ujar Arseto dihadapan para wartawan, Senin (25/1).

Selain tidak mengacu pada SKL UN, kata Arseto, pada soal bahasa Inggris juga kebanyakan sistem listening. Padahal Disdik sendiri sejauh ini tidak pernah memberikan kaset untuk materi bahasa Inggris listening. Akhirnya siswa mengerjakan soal try out bahasa Inggris dengan reading. Begitu pula untuk kunci jawaban diberikan Disdik kepada pihak sekolah tidak sama, akhirnya sekolah memeriksa jawaban siswa dengan manual tidak melalui scaning.       

Disarankan Arseto, seharusnya ketika mempola soal-soal untuk try out bagi siswa SMK dibedakan dengan SMA, karena sejak awal materi pemantapan di sekolahnya selalu berpatokan hampir 100 persen mengacu pada SKL sesuai acuan materi UN bagi SMK yang diberikan Disdik sendiri. Maka dari itu Arseto mengusulkan, untuk pembuatan soal try out kedua nanti, sebaiknya Disdik melibatkan para guru SMK yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

"Soal bahasa Inggris ini melencengnya hampir 80 persenan jauh sekali dengan mengacu pada SKL SMK. Kami tidak tahu apakah ini kesalahan murni MGMP Provinsi dalam membuat atau Disdik sendiri yang membuat soal. namun demikian kita sarankan sebaiknya Disdik mengantisifasi dari sekarang, jangan sampai pada try out kedua nanti mempola soal yang salah juga. Apalagi katanya kalau hasil try out ini akan dijadikan acuan bagi Disdik dalam keberhasilan UN yang sebenarnya nanti," kata Arseto lagi.


Ketua Pemilik Yayasan SMK MHS Batam, Bambang Soediono, juga menyarankan agar kedepannya Disdik lebih baik lagi dalam mempola soal disesuaikan dengan kisi-kisi UN bila ingin melihat persentase kelulusan siswa sebelum UN sesungguhnya di gelar. Sebaiknya, kata Bambang, pelaksanaan try out ini ditinjau ulang agar try out selanjutnya tidak terjadi kesalahan lagi. Apalagi melihat waktu pelaksanaan UN semakin dekat, dikuatirkan Bambang, hasil UN nanti meleset dari target yang telah Disdik tentukan.

"Pemantapan kita sudah lebih dari cukup, malah kita mengandeng Primagama dalam pemantapan ini agar siswa berhasil UN nanti dengan memuaskan. Tapi setelah melihat pola soal try out disusun Disdik, melenceng dari materi pemantapan yang kita berikan selama ini. Padahal kita mengikuti arahan dari Disdik, 100 persen mengacu pada kisi-kisi SKL UN," jelas Bambang sedikit kecewa.

Protes yang sama juga dilontarkan Kepala Sekolah SMK Harmoni Batam, Dra. N. Nong Triadiah, bila dirinya telah menginformasikan kejanggalan soal bahasa Inggris ini kepada pihak Disdik Provinsi. Begitu pula Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) provinsi, juga telah mengetahuinya.

"Apakah ini salah memberikan soal atau apa ya. Kita sendiri kurang tahu persis. Tapi bagimana pun kesalahan ini harus segera di evaluasi biar tidak terjadi pada try out kedua yang akan digelar Disdik pada bulan Pebruari nanti. Mudah-mudahan saja kita berharap try out kedua ini lebih baik lagi," jelas Nong.

Selama ini, kata Nong, SMK Kartini telah melakukan 3 kali try out dan keberhasilannya cukup baik. Hanya saja yang masih perlu dibina lagi adalah materi matematika baru 50 persen lebih angka keberhasilannya. Namun demikian untuk pola pemantapan di SMK kartini sendiri, telah menambah jam belajar menjadi 8 jam diantaranya 3 jam perhari untuk pemantapan materi yang di UN-kan. "Dengan menjadi 8 jam belajar lebih memfokuskan pada materi UN, dan ada beberapa mata pelajaran kita masukan dalam ektrakurikuler," jelasnya.

Ajukan Protes

Sementara Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMKN 1 Batam, Deden Suryana, MPd, malah melayangkan surat protesnya kepada Disdik provinsi, karena soal listening tidak dibarengi dengan kaset. Sehingga siswa mengerjakan listering dengan sistem reading. Begitu pula soal reading tidak sesuai dengan SKL yang selama ini pihaknya pelajari dalam pemantapan UN, dan soal-soal try out banyak kesalahan dalam pengetikan membingungkan para siswa.

Menurut Deden, surat yang ia layangkan pada Disdik itu agar dijadikan masukan untuk try out kedua yang akan digelar pada 16 Pebruari mendatang supaya soal try out SMK sesuai dengan SKL dan tidak disamaratakan dengan SMA. Begitu pula dalam mempola soal untuk try out, kata Deden alangkah bijaksananya bila melibatkan guru mata pelajaran ikut merumuskan soal try out agar sesui dengan SKl yang mereka ajarkan pada pemantapan selama ini.

"Kalau melihat hasil bahasa Inggris pada try out dilakukan Disdik perolehan siswa kita sangat rendah hanya 30 persen keberhasilannya. Malah ada siswa kita memperoleh nilai bahasa inggris 3, dan secara keseluruhan rata-rata perolehan try out ini hanya 5 saja. Nah ini lah yang sekarang kita analisa, tentunya untuk perubahan yang lebih baik lagi pada try out mendatang," jelas Deden lagi.

Kepala Sekolah SMKN 2 Batam, Syahrial SPd, selaku Ketua K3S SMK di Batam, akan segera membantu guru bahasa Inggris yang tergabung dalam MGMP untuk menelaah soal-soal yang diberikan Disdik pada try out lalu supaya sesuai dengan SKL UN. Malah Syahrial sendiri mengaku, dirinya telah melaporkan kejanggalan soal bahasa Inggris ini kepada pihak Kabid Pendidikan Menengah agar segera ditindak lanjuti supaya try out yang kedua nanti sesaui dengan SKL. Hanya saja untuk pada soal-soal try out yang telah dilakukan itu, dirinya tidak begitu paham, karena yang membuat adalah Disdik Provinsi. (sm/aa)

=========
Try Out Hanya Simulasi UN
Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI---Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, mengatakan soal try out khususnya Bahasa Inggris bagi siswa SMK agak sulit dan tidak sesesuai dengan SKL. Namun demikian Muslim menegaskan, bila kesulitan soal try out ini sengaja dilakukan Disdik Provinsi Kepri, tujuanya untuk membiasakan siswa mengerjakan soal pada tingkat kesulitan ketika menghadapi Ujian Nasional (UN) nanti. Di samping itu juga, try out merupakan simulasi membiasaan siswa mengisi lembar jawaban komputer (LKJ) agar tidak ada kesalahan.

"Try out ini merupakan simulasi, melatih siswa agar terbiasa mengerjakan soal-soal pada tingkat kesulitan yang ada. Karena banyak siswa ketika ikut UN, grogi dan salah menjawab pada lembaran soal. Dan try out ini juga untuk membantu kesiapan para siswa dan pihak sekolah menghadapi UN. Juga bertujuan menganalisa titik kesalahan yang ditemukan pada pelaksanaan try out ini. Sehingga dapat memperbaikinya agar tidak terulang kembali saat berlangsungnya UN/UASBN nanti," ujar Muslim menjawab Sijori Mandiri ketika diminta komentarnya tehadap soal try out yang tidak mengacu pada kisi-kisi SKL UN ini.

Namun demikian, Muslim akan mengevaluasi perolehan hasil UN tiap sekolah nanti. Bila mana soal ini benar-benar tidak sesuai dengan SKL, maka akan memberikan masukan-masukan kepada Disdik Provinsi supaya pola penerapan soal try out itu untuk kedua kalinya lebih mengacu pada kisi-kisi SKL UN.


Ditegaskan Muslim, pelaksanaan try out ini secara serentak se provinsi ini, merupakan kesepakatan bersama kepala sekolah ketika mengadakan rapat koordinasi UN di kabupaten Linggu beberapa bulan lalu. Pada rapat tersebut, kata Muslim, kepala sekolah juga setuju kalau pada try out bersama ini dimasukan ada soal-soal pada tingkat kesulit dalam pengerjaan oleh siswa itu sendiri. Begitu pula soal-soal try out ini berdasarkan rumusan yang dibuat berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) tingkat provinsi.

"Kalau ada soal pada tingkat kesulitan yang tinggi, malah bagus. Artinya siswa harus bisa mengantisifasinya, karena kita tidak tahu persis sejauh mana tingkat kesulitan soal pada UN ini, meski soal-soal UN nanti mengacu pada SKL UN. Dengan cara seperti ini, menjadikan siswa terbiasa dengan soal-soal yang sulit ini," jelasnya.

Persiapan UN Hampir 90 Persen
Sementara ditanya terkait kesiapan Disdik dalam menghadapi UN nanti, jawab Muslim, persiapan Disdik Kota Batam sudah 90 persen. Ia optimis untuk UN kali ini akan berjalan lancar dan perolehan nilai dan kelulusan siswa akan lebih meningkat lagi dari tahun sebelumnya. Hanya saja sekarang ini tinggal dukungan dari orang tua saja dalam menggiatkan siswa untuk lebih meningkatkan lagi belajarnya. (sm/aa)       


    

 

Hari ini Disdik Kepri Gelar Try Out serentak

Reporter : Arment

SIJORI MANDIRI-Menjelang ujian nasional (UN) yang akan dilaksanakan serentak pertengan Maret 2010 mendatang, peserta UN tingkat SD/MI, SLTP dan SLTA se provinsi Kepri, hari ini, Selasa (19/1) mengadakan try out UN serentak diselenggarakan di masing-masing sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri, Drs H Arifin Nasir, beberapa hari lalu mengatakan, bila pelaksanaan try out UN secara serentak ini diharapkan para siswa dapat mengerjakan soal try out dengan baik. Karena hasil try out, merupakan gambaran dari kesiapan para peserta UN secara rill. Makanya ia berharap agar siswa mengerjakan soal sebisa mungkin menjawab soal secara sungguh-sungguh.

Karena, katanya, meski yang dilaksanakan ini bukan UN sungguhan, tapi cara-cara pengisian identitas dan jenis soal yang dibahas pasti banyak kesamaannya. “Kita mengharapkan para siswa bisa mengikuti try out ini secara serius sehingga pada UN yang akan digelar Maret nanti bisa berjanlan dengan baik," ujar Arifin.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 12 Batam, Drs Guswandinata, mengatakan, try out UN bagi siswa SMPN 12  Batam sudah dilaksanakan beberapa kali dan ujicoba ini hasilnya ada peningkatan. Meski meteri yang diberikan lebih diperlengkap lagi.



Sama halnya dengan SMPN 29 Batam, siswanya telah siap menghadapi try out serentak ini. Karena dengan mengikuti try out, diharapkan para siswanya jauh lebih siap mengikuti UN yang akan dilaksanakan pada bulan Maret yang akan datang.
Menurut Kepala Sekolah SMPN 29 Batam, Sularno, SPd, dengan adanya try out serentak oleh Disdik ini diharapkan dapat memotivasi siswa agar mencapai nilai UN yang tinggi. Disamping itu juga dengan banyaknya try out tentu akan merangsang otak siswa. Sehingga siswa diharapkan sudah terbiasa untuk mengerjakan soal-soal UN dan menjawabnya dengan baik.

"Hasil dari Try out nanti akan kami analisa dan akan diinformasikan kepada orang tua siswa sehingga para orang tua pun  menjadi tahu kemampuan putra-putrinya  dalam menjawab soal-soal UN dalam try out ini," kata Sularno.

Begitu pula kata Sularni, bagi siswa yang mendapatkan nilai try out yang kurang memuaskan, pihaknya akan memberikan proses “driling” dimana guru memberikan remedial dan latihan-latihan soal sampai siswa yang bersangkutan memahami betul materi yang diujikan.
"Memang butuh kesabaran dari para guru untuk membimbing siswa. Namun tak masalah, karena hasilnya nanti akan kita rasakan. Makanya kita harapkan peran serta orang tua sama-sama mengawasi cara belajar anak di rumah," kata Sularno lagi.

SMK Al Jabar Paling Siap hadapi Uji Kompetensi

Reporter : Arment

SIJORI MANDIRI----Meski sarana dan prasarana penunjang praktek masih terbatas, namun persiapan dalam menghadapi uji kompetensi para siswa SMK Al Jabar paling siap. Hal ini terbukti dari msing-masing jurusan saat diwawancarai Tim Fokus Pendidikan Sijori Mandiri, rata-rata menyatakan siap menghadapinya. Hanya saja untuk ujian nasional (UN), para siswa kelihatannya masih terus mengesanya dengan pendalaman materi yang di Un-kan, seperti matematika, bahasa  Indonesia dan bahasa Inggris.  

Seperti pengakuan dari Muhammad Fajri siswa kelas III jurusan Electronika, kalau ia sejak semester awal sudah merasa siap mengikuti ujian kompetensi ini, karena bahan praktek yang diujikan telah ia kuasai dengan benar. Hal ini tiada lain, karena saat prakin, ditempatkan pada bidang yang sesuai dengan jurusannya. "Seperti pelajaran esiloskop, reparation, dan materi lainnya telah saya kuasai saat prakin, karena pelajaran yang diterapkan oleh guru di SMK Al Jabar sangat pas sekali dengan ditempat prakin saya itu. Malah saya merasa siap dan pede tuh, bersaing dibursa tenaga kerja nanti. Apalagi tempat saya prakin telah menawarkan pekerjaan setelah lulus nanti," ujar Fajri.

Bukan hanya Fajri saja, seperti Aldi Irwandi siswa kelas III jurusan Mesin Produksi SMK Al Jabar, mengaku siap menghadapi uji konpetensi ini, karena semua teori yang dipelajari seperti mesin bubut, las, capling dan lainnya telah ia kusai dengan baik. Aldi juga sama ditawari perusahaan untuk bekerja di tempat prakinnya itu selepas lulus nanti.
"Sesuai bidang saya jurusan mesin produksi, kayanya sudah dipahami semuanya karen diperdalam saat prakin tadi. Ini berkat sekolah yang menempatkan saya untuk prakin sangat cocok dengan jurusan saya ini," kata Aldi dengan bangga. Meski demikian, baik Aldi maupun Fajri, tetap harus berjuang saat uji kompetensi dan UN nanti, karena faktor grogi dan lainnya bisa saja mempengaruhi meski dirinya merasa percaya diri menghadapinya.

Siasati Keterbatasan

Sementara menurut Kepala Sekolah SMK Al Jabar, Drs Refio, meski keterbatasan sarana yang dimiliki sekolahnya untuk praktek siswa, tapi ia bisa menyiasatinya dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan dan sekolah negeri (SMKN 1-red) dalam memanfaatkan fasilitas praktek yang dibutuhkan siswanya itu. Bahkan guru SMKN 1 sendiri diminta untuk mengajar di sekolahnya minimal 1 kali dalam seminggu.

Hal ini dalam ia lakukan dalam upaya menstandarkan pelajaran di SMK Al Jabar dengan SMKN 1 Batam. "Kita memang mengharapkan bantuan pemerintah untuk melengkapi sarana ini, karena pemerintah sendiri sudah tahu apa saja yang kita butuhkan itu. Hanya saja sejauh ini belum ada bantuan yang kita terima," jelas Rafio.

Meski demikian, Refio merasa optimis, kalau SMK Al Jabar bisa lebih maju lagi dan standar dengan SMK yang telah memadai. Bahkan tahun ajaran mendatang, Refio berencana akan membuka jurusan Informatika Komputer, karena ia merasa mampu menciptakan SDM yang unggul dengan kemampuan guru didik dan sarana yang ia miliki itu. 
"SMK kita sekarang telah ditunjuk menjadi SMK Aliansi dan menjadi SMK Model. Karena melihat prestasi yang kita tunjukan dari tahun ketahun terus meningkat. Makanya pada 2010 ini, kita akan mengadakan pelatihan SDM guru yang menguasai ilmu dan teknologi, serta paham betul mengatur manajemen sekolah," katany.

Walaupun SMK Al Jabar masih keterbatasan sarana, tapi sejauh ini telah memberikan beasiswa belajar bagi siswa kurang mampu dengan menglang bantuan dari donator, seperti bantuan beasiswa dari Yayasan Mesjid Raya, Poltek Batam, dan beasiswa dari dana BKM. (arment)                    

Tim Penguji Didatangkan dari Perusahaan

Reporter : Arment
2.128 Siswa SMK, Pebruari Jalani Uji Kompetensi
SIJORI MANDIRI---Para siswa di sekolah menengah kejuruan  (SMK) di Batam siap menghadapi uji kompetensi keahlian yang akan di gelar pada awal Pebruari 2010 mendatang. Berdasarkan keterangan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, siswa yang akan mengikuti uji kompetensi ini berjumlah 2.128 orang.

Uji kompetensi ini merupakan bekal bagi siswa dalam memasuki dunia kerja. Karrena, sertifikat kompetensi yang akan mereka dapatkan adalah syarat penting ketika para lulusan memasuki profesi spesifik mereka. Uji kompetensi ini meliputi ujian tulis (teori kejuruan) dan praktik kejuruan yang bersifat penugasan perorangan. Serta merupakan wajib diikuti siswa SMK, karena ini merupakan persyaratan untuk mengikuti ujian nasional. Bila siswa tidak mengikuti uji kompetensi ini, maka siswa tersebut tidak lulus pada ujian nasional tahun ini.

Kepala Disdik Kota Batam Drs H  Muslim Bidin, menyatakan  pelaksanaan ujian teori kejuruan akan dilaksanakan pada awal Pebruari 2010 mendatang.  Namun Tim Penguji kompetensi ini melibatkan pihak luar, misalnya untuk perhotelan melibatkan tenaga hotel yang mempuanyi sertifikat keahlian. Begitu pula jurusan Otomotif, industri, elekto dan lainnya melibatkan pihak luar yang berkompeten.    

Dikatakan Muslim, uji praktek kompetensi ini merupakan salah satu ujian yang harus di ikuti oleh siswa kelas 3 SMK, dimana hasil dari ujian ini akan menjadi tolak ukur kompentensi siswa setelah menempuh pendidikan di SMK. Menurut Muslim, dalam uji kompetensi ini terbagi menjadi 2 bagian, yakni teori dan praktik. Misalnya untuk uji kompetensi teori akan dilakukan bersamaan dengan Uji Nasional (UN).  Sedangkan prakteknya dilakukan sebulan lebih dahulu sebelum UN dilaksanakan.

Dijelaskan Muslim, untuk durasi waktu pelaksanaan ujian praktek ini antara 18 hingga 24 jam sesuai dengan karakteristik program keahlian. Dalam kegiatan tersebut, kata dia, penyelenggara ditingkat satuan pendidikan melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan industri (DUDI) yang merupakan pasangan dalam pelaksanaan ujian praktek kejuruan.

Selain itu, sekolah juga bisa melaksanakan ujian praktek kejuruan di SMK yang memenuhi persyaratan dan kelayakan maupun di DUDI pasangannya. Sekolah pun juga menggunakan ketiga paket soal yang tersedia atau dapat memilih diantara ketiga paket soal praktek kejuruan sesuai dengan kecocokan materi pembelajaran, ketersediaan peralatan dan bahan praktik kejuruan, jelasnya.

Tak hanya itu saja, dijelaskan Muslim,  sekolah juga harus menerapkan bahan peralatan dan alat penunjang praktek tersebut.  Sekolah pun diperkenankan memberikan soal praktek kejuruan kepada peserta uji sebelum pelaksanaan ujian. Serta kata dia, penilaian ujian praktek kejuruan ini dengan menggunakan format penilaian yang tersedia.

Sedangkan Penguji sendiri, melakukan penilaian sesuai dengan karakteristik program keahlian berdasarkan produk yang dihasilkan oleh peserta. Selain itu, penguji juga memberikan bobot dan skor untuk setiap komponen yang dinilai. Sementara untuk pengumuman hasil penilian ini dilakukan setelah sekolah mengirimkan ke Disdik Kota untk diteruskan kepada Disdik provinsi, selanjutnya dikirimkan ke Puspendik bersama-sama dengan hasil pemindaian Lembar Jawaban UN  ke 4 mata pelajaran lainnya.

Penguji Kerjasama Arsita dan Perhotelan
Sementara Tim Penguji pada uji kompetensi dilaksanakan di SMKN 2 Batam, rencananya akan kerjasama dengan pihak Arsita dan Perhotelan untuk jurusan Usaha Jasa Pariwisata dan Jurusan Perhotelan. Sedangkan untuk jurusan Akutansi, SMKN 2 Batam, akan kerjasama dengan Akuntan Public.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 2 Batam,  Sisrayanti, menyatakan meski  Tim Penguji untuk Uji Kompetensi ini dilakukan pihak luar, namun tetap mengacu pada prosedur operasional standar (POS) UN  (Memakai kisi-kisi UN). Sedangkan pelaksanaannya tetap akan dipantau dan diawas pihak Disdik dan sekolah.  Meski Tim Penguji didatangkan dari luar, namun pihak sekolah terlebih dahulu telah melakukan seleksi, minimal memiliki sertifikat keahlian, jabatan manager, dan memiliki pengalaman bekerja diatas 5 tahun.        

 "Kalau melihat persiapan siswa menghadapi uji kompetensi nanti terlihat cukup siapa. Karena memanag sejak awal hingga sekarang ini masih terus diberi pembekalan. Dan kebetulan untuk tahun ini,  SMKN 2 Batam ada tiga jurusan ikut UN, yakni Akutansi, UJP, dan Perhotelan yang baru tahun ini ikut UN," jelas Sisrayanti.

Untuk uji kompetensi di SMKN 2 Batam akan didakan di sekolah, karena melihat dari sarana yang dimiliki sudah memadai. Seperti pada UN tahun lalu, pelaksaan uji kompetensi berjalan lancar dan tak ada kendala. Malah melihat dari lulusan, hampir semua siswa terserap dunia kerja. "Kita bersyukur baru pertama ikut UN tahun kemarin hampir 98 persen siswa lulus. Ini merupakan prestasi yang patut kita banggakan," kata Sisrayanti lagi.

Pemantapan Digesa

Sementara melihat persiapan uji kompetensi maupun persiapan UN di SMK Al Azhar, para siswa terus menerus digesa, karena sekolah merasa khawatir perolehan dari try out dilakukan pihaknya kurang memuaskan. Berbeda dengan persiapan uji kompetensi, merasa yakin bahwa para siswa dapat menempuh dengan baik. Hal ini dikarenakan hasil dari praktek kerja lapangan (PKL) di perusahaan inputnya cukup bagus, bahkan keberadaan siswa merasa dibutuhkan oleh perusahaan ditempat PKL-nya.

"Mulai dari pemantapan sampai uji kompetensi telah kita siapakan dengan sungguh-sungguh. Karena untuk uji kompetensi ini kita sengaja mendatangkan tim penguji dari perushaan. Tapi kami optimis, anak didik kami bisa menempuhnya dengan baik," jelas Waka Kurikulum SMK Al Azhar, Reni Fitriareni, SPd, menjawab Sijori Mandiri.

Pemantapan UN dan pelatuhan uji kompetensi yang diterapkan SMK Al Azhar, semuanya mengacu pada kisi-kisi UN. Seperti untuk Akutansi, kata Reni, pihaknya menambah lagi jam pelajaran, karena melihat waktu yang dibutuhkan untuk uji kompetensi siswa hingga 5 jam.  Meski demikian, ia merasa bangga, berkat usaha gigih para gurunya menyiapkan UN ini, para siswa tahun lalu lulus UN 100 persen. Serta daya serap di dunia usaha cukup bagus.

"Bahkan banyak perusahaan yang menawarkan pekerjaan kepada para siswa sewaktu PKL meski belum lulus sekolah," kata Reni lagi. (arment).   

Komentar
 
 Sulastri
Jurusan UJP
SMKN 2 Batam








Tour Planing dan Schadule Masih Kurang 
Sejauh ini persiapan menghadapi uji kompetensi  yang harus aku mengesa lagi adlah pelajaran tour planing dan schadule masih kurang paham. Tapi itu bisa aku atasi, karena melihat dari prakin yang aku lakukan di travel cukup lancar-lancar saja tak ada kendala. Malah pernah tempat aku prakin dulu ditawari untuk bekerja bila lulus sekolah nanti. Selain itu materi UN harus lebih aku mantapkan lagi dengan banyak belajar di rumah.

 
Syahriani
Jurusan Perhotelan
SMKN 2 Batam
  






Siap Hadapi Uji Kompetensi 
Untuk menghadapi uji kompetensi nanti aku sudah siap, hanya tinggal memantapkan lagi bidang kereceptionisan saja, terutama dalam pengusaan bahasa Inggris. Sekarang yang masih kurang adalah untuk UN pada pelajaran matematika harus lebih ditingkatkan lagi. Makanya upaya aku sekarang ini banyak belajar sama guru dan kerja kelompok bersama kawan. Mudah-mudahan saja bisa lebih mantap lagi.

Fatmawati
Jurusan Akutansi
SMK Al Azhar








Materi UN Masih Kurang 
Kalau persiapan uji kompetensi sudah siap, karena ketika prakin sesuai dengan penempatan jurusan. Hanya saja sejauh ini tinggal mempersiapkan materi UN saja, terutama pelajaran matematika yang masih lemah perlu digesa lagi. Salah satunya yang aku lakukan banyak belajar dan bertanya pada guru serta teman yang sudah mengerti.

Rendi Zandra
Jurusan Pemasaran
SMK Al Jabar








Pengelola Alat Transaksi Belum Paham 
Yang perlu aku gesa lagi dalam menghadapi uji kompetensi nanti adalah pemahaman pengelolaan alat transaksi, karena memang terlalu rumit. Kalau soal marketing atau pemasaran, kayanya sudah lebih dari cukup. Apalagi aku sendiri pernah mempraktekan cara memasarkan produk sabun cukup laku juga. Begitu juga materi UN yang perlu digesa adalah pelajaran matematika masih dibawah standar SKL saat try out kemarin.   

                    






Nilai UN Jeblok Kepsek Akan Dievaluasi

Disdik Tingkatkan UN
 Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI--Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam optimis hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2010 ini akan lebih bagus dari hasil  UN tahun 2009 sebelumnya. Hal ini dikarenakan pola pemantapan dilakukan pihak sekolah cukup bagus. Namun  apabila nanti hasil UN malah sebaliknya kurang memuaskan atau ada penurunan dari UN 2009 lalu, maka Disdik akan segera mengevaluasi pihak sekolah bersangkutan.

"Ya kalau nanti hasil UN 2010 ini kurang memuaskan atau malah sebaliknya ada penurunan, maka kita akan melakukan evaluasi terhadap sekolah. Karena Kepala Sekolah kurang serius menggenjot persiaoan UN ini," ujar Kepala Disdik Kota batam, Drs H Muslim Bidin usai menghadiri  ulang tahun Yayasan Keluarga Batam ke-31 beberapa hari lalu.

Muslim juga menyarankan agar kepsek yang tidak mampu menjalankan fungsinya, untuk mundur dari pada nantinya mempola manajemen sekolah kurang bagus. Maka dari itu, ia telah menyiapkan tim evaluasi yang bertugas menilai kepsek yang hasil UN-nya kurang memuaskan, karena Disdik sendiri telah banyak upaya memberikan pelatihan dalam mempersiapkan UN. Bahkan tiap sekolah akan menggelar try out sebanyak 5 kali.

"Karena melihat persiapan UN cukup matang, maka kita telah mentargetkan UN 2010 mendatang bisa mencapai kelulusan 85-90 persen. Apalagi sistem UN untuk tahun 2010 ini agak longgar dua kali digelar peluang lulus itu cukup besar, yakni UN utama dan UN ulangan bagi siswa yang tidak lulus UN pada salah satu mata pelajaran saja," jelas Muslim.   

Terkait pelaksanaan UN, kata Muslim, masih mengacu pada pola lama masih mengakomodir soal-soal dari derah 25 persen hasil dari rumusakan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) sekitar 25 persenan. Selebihnya Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang membuat.

Berusaha Sebaik Mungkin

Sementara Kepala Sekolah SMPN 12 Batam, Drs. Guswandinata, menyatakan untuk persiapan UN ini pihaknya bersama para guru berusaha sebaik mungkin, salah satunya dengan pemantapan sore hari selama 1 jam dan melakukan try out sesering mungkin. Bahkan tiap anak didik telah diklasifikasikan sesuai dengan kemampuan anak. Hal ini ia lakukan agar lebih efektif dalam pemantapan.

"Try out malah akan kita gelar lagi pada tanggal 19 sampai 21 Januari mendatang, bahkan soal try out kita buat sama dengan UN biar si anak terbiasa. Dari try out ini kita targetkan anak didik bisa memperoleh nilai rata-rata 7 keatas, baru merasa puas anak didik siap menghadapi UN ini," kata .Guswandinata.

Sejujurnya Guswandinata sendiri tidak setuju dengan kebijakan UN dijadikan tolak ukur penentu kelulusan siswa. Seharusnya kata dia, kelulusan itu bisa mengakomodir faktor lainnya menyangkut prestasi siswa yang diperoleh selama tiga tahun di sekolah.

"Seharusnya sekolah dilibatkan dalam penentu kelulusan ini, minimal diberi porsi 25 persen untu menentukan kelulusan siswa ini. Karena yang lebih tahu anak itu berprestasi atau tidaknya adalah sekolah itu sendiri, bukan pusat," kata pria yang saat ini tergabung dalam Tim Pengembang Provinsi Kepri ini.

Apalagi kata Guswandinata bila mengacu pada PP no 19 tahun 2005 pada pasal 72 ayat 2, menyebutkan siswa dianggap layak lulus itu, apabila bila tuntas belajar, nilai minimal 75 memuat ahlak mulia, nilai UN dan UAS, dan pengembangan diri.

Sementara sejauh ini, Guswandinata menilai, bila soal-soal UN selalu disamaratakan antara sekolah perkotaan dengan sekolah di pulau yang diketahui  minim akan fasilitas sarana penunjang pendidikannya. Namun ia heran, justru sekolah di pulau lah bisa lulus 100 persen, bila dibanding sekolah di perkotaan masih banyak siswanya tidak lulus UN. Hal ini lah kata Guswandinata lagi, yang perlu disikapi kemurnian dari hasil UN itu sendiri.  

Setuju Kepsek Dievaluasi

Komite Sekolah SMKN 2 Batam, Lailan SE, sangat mendukung upaya Disdik Kota Batam akan mengevaluasi Kepsek yang UN-nya nanti jeblok itu. Karena ia menilai, Disdik setiap pelaksanaan UN selalu  memfokuskan memyiapkan pelaksanaan UN yang akan dilaksanakan Maret 2010 mendatang. Apalagi Disdik juga punya terus menerus memantau dan melakukan rapat evalauasi agar pelaksanaan pra-UN dan UN dapat berjalan dengan baik dan para siswa dapat lulus 100 persen.

Dengan langkah Disdik seperti itu, Lailan optimis, siswa-siswi yang akan mengikuti UN Maret 2010 nanti tetap terhadap persiapan dan UN nanti. Begitu pula upaya sekolah, ia  merasa salut dengan tetap melakukan pengayaan mempelajari kembali soal-soal yang telah diberikan untuk ujian-ujian dan pra-UN. Bahkan para siswa yang akan mengikuti UN dipersipakan dengan berbagai macam pola belajar, baik pengajaran, dan mempelajari soal-soal yang telah diberikan. (arment)

Komentar

Kerjasa Primagama
Hasil try out saat penempatan untuk pemantapan MTK masih jeblok, tapi setelah try out yang kedua ada peningkatan karena kita gesa dengan pelatihan dan memotivasi belajar anak didik. Apalagi pemantapan di SMK MHS ini, kerjasama dengan Primagama kami yakin hasilnya akan lebih baik. Makanya kita taergetkan siswa bisa lulus minimal 80 persen, tapi keinginan kita lulus semua.




 







Jaren Hiskia Pinem
Guru MTK SMK MHS Batam
   

Tergantung Motivasi Anak
Berhasil tidaknya dalam pemantapan ini, tergantung dari motivasi belajar anak, karena kita sebagai guru telah memberikan yang terbaik sebisa kita dalam pemantapan ini. Disamping itu juga orang tua perlu juga mengawasi di rumah dan membatasi bermain anak, karena guru hanya sebatas lingkungan sekolah saja. Tapi sejauh ini siswa kelas III SMPN 12, motivasi belajarnya cukup meningkat.









 



Titin Ari Frianti
Guru MTK SMPN 12 Batam

   

Fisika Masih Lemah
Sejauh ini hasil aku masih lemah pelajaran Fisika, karena susah banyak rumus yang tidak dimengerti. Makanya belajar lebih aku insentifkan lagi. Begitu juga saat try out, MTK jatuh karena soal tidak sesuai dengan waktu yang disediakan. Meski demikian akau tetap berusaha yang terbaik agar nilai nanti memuaskan.







 




M Fadil Fahleva
Siswa SMPN 12 Batam


Bahasa Inggris Susah
Kalau pelajaran lain sudah lumayan bagus, tapi bahasa Inggris ini masih lemah susah sekali mempelajarinya. Makanya sejak kelas III ini aku belajar lebih digiatkan lagi dan banyak bertanya. Tapi kalau boleh meminta, guru juga harus lebih pres cara mengajar agar tidak stres dan tak membosankan biar pelajaran mudah dicerna.    

 



 





Rekiko R Putri
Siswi SMPN 12 Batam