Jumat, 26 Februari 2010

DPRD Batam Minta Pemko tak Ikut Campur PSB


Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI--Wakil Ketua III DPRD Kota Batam, Aris Hardy Halim, meminta Pemerintah Kota Batam dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik), agar tidak ikut campur dalam urusan penerimaan siswa baru (PSB) yang dilakukan oleh sekolah swasta. Karena tidak ada larangan yang mengatur jadwal PSB bagi sekolah swasta untuk memulai.

Penegasan Aris ini, terkait pernyataan Kadisdik, Muslim Bidin, bahwa tidak ada yang mencuri star dalam PSB yang mulai dilakukan oleh pihak sekolah swasta, karena tidak ada kompetisi antara sekolah negeri dan swasta. "Kenapa meski diributkan, PSB swasta, justru lebih awal malah terbantu PSB sekolah negeri tidak membludak lagi," ujar Aris, Senin (25/1).

Menurutnya, pernyataan Muslim Bidin selaku orang nomor satu di Disdik sebetulnya tidak layak untuk disampaikan ke publik. Tapi seharusnya Disdik berterima kasih kepada pihak sekolah swasta, karena sekolah swasta masih mau menampung siswa. Apalagi sejauh ini kasus dialami PSB sekolah negeri selalu kekurangan daya tampung siswa.

"Kalau toh ada persaingan antar sekolah swasta, saya minta Disdik tak perlu ikut campur lah. Sekarang bagaimana mendukung langkah-langkah tersebut, dan silahkan mengurus segala kekurangan yang ada saat ini dialami pihak sekolah. Artinya, ketika PSB jangan lagi terjadi masalah-masalah yang rutin tiap tahun terjadi," jelas Aris lagi.
Siswa dan Guru SMK di Batam Protes
Try Out Bahasa Inggris Tak Sesuai SKL
Reporter : Arment 
SIJORI MANDIRI--Uji coba (try out) ujian nasional (UN) digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri secara serentak diberlakukan pada seluruh sekolah, menuai protes dari kalangan siswa dan guru SMK di Batam. Pasalnya soal try out untuk mata pelajaran bahasa Inggris, tidak sesuai dengan standar kopetensi lulusan (SKL) yang selama ini mereka pelajari ketika melakukan pemantapan UN. Dengan kata lain, Disdik mempola soal try out Bahasa Inggris bagi SMK ini, disamaratakan dengan siswa SMA. Padahal jelas-jelas dari sisi materi pemantapan siswa SMK, tidak sama dengan materi pemantapan dilakukan siswa SMA.

Protes pertama datangnya Humas SMK Multistudy Hight School (MHS), Arseto HP, kalau sejauh ini pihaknya ketika pemantapan selalu berpatokan pada SKL sesuai anjuran dari Disdik itu sendiri. Namun ia merasa kaget, tiba-tiba saat try out digelar provinsi, para siswanya melapor kesusahan dalam menjawab soal-soal bahasa Inggris karena tak satupun soal mengacu pada kisi-kisi SKL UN.

"Ya tidak bisa kalu try out bahasa Inggris untuk SMK ini disamakan dengan SMA. Karena pola pelajarannya sejak awal sudah berbeda, meski sama-sama mengacu pada SKL UN. Jadi wajar kalau siswa kebingungan mengerjakan soal-soal Bahasa Inggris ini,  dan nantinya hasil try out nilainya pada jeblok. padahal ketika kita melakukan try out sendiri, hasilnya cukup memuaskan," ujar Arseto dihadapan para wartawan, Senin (25/1).

Selain tidak mengacu pada SKL UN, kata Arseto, pada soal bahasa Inggris juga kebanyakan sistem listening. Padahal Disdik sendiri sejauh ini tidak pernah memberikan kaset untuk materi bahasa Inggris listening. Akhirnya siswa mengerjakan soal try out bahasa Inggris dengan reading. Begitu pula untuk kunci jawaban diberikan Disdik kepada pihak sekolah tidak sama, akhirnya sekolah memeriksa jawaban siswa dengan manual tidak melalui scaning.       

Disarankan Arseto, seharusnya ketika mempola soal-soal untuk try out bagi siswa SMK dibedakan dengan SMA, karena sejak awal materi pemantapan di sekolahnya selalu berpatokan hampir 100 persen mengacu pada SKL sesuai acuan materi UN bagi SMK yang diberikan Disdik sendiri. Maka dari itu Arseto mengusulkan, untuk pembuatan soal try out kedua nanti, sebaiknya Disdik melibatkan para guru SMK yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

"Soal bahasa Inggris ini melencengnya hampir 80 persenan jauh sekali dengan mengacu pada SKL SMK. Kami tidak tahu apakah ini kesalahan murni MGMP Provinsi dalam membuat atau Disdik sendiri yang membuat soal. namun demikian kita sarankan sebaiknya Disdik mengantisifasi dari sekarang, jangan sampai pada try out kedua nanti mempola soal yang salah juga. Apalagi katanya kalau hasil try out ini akan dijadikan acuan bagi Disdik dalam keberhasilan UN yang sebenarnya nanti," kata Arseto lagi.


Ketua Pemilik Yayasan SMK MHS Batam, Bambang Soediono, juga menyarankan agar kedepannya Disdik lebih baik lagi dalam mempola soal disesuaikan dengan kisi-kisi UN bila ingin melihat persentase kelulusan siswa sebelum UN sesungguhnya di gelar. Sebaiknya, kata Bambang, pelaksanaan try out ini ditinjau ulang agar try out selanjutnya tidak terjadi kesalahan lagi. Apalagi melihat waktu pelaksanaan UN semakin dekat, dikuatirkan Bambang, hasil UN nanti meleset dari target yang telah Disdik tentukan.

"Pemantapan kita sudah lebih dari cukup, malah kita mengandeng Primagama dalam pemantapan ini agar siswa berhasil UN nanti dengan memuaskan. Tapi setelah melihat pola soal try out disusun Disdik, melenceng dari materi pemantapan yang kita berikan selama ini. Padahal kita mengikuti arahan dari Disdik, 100 persen mengacu pada kisi-kisi SKL UN," jelas Bambang sedikit kecewa.

Protes yang sama juga dilontarkan Kepala Sekolah SMK Harmoni Batam, Dra. N. Nong Triadiah, bila dirinya telah menginformasikan kejanggalan soal bahasa Inggris ini kepada pihak Disdik Provinsi. Begitu pula Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) provinsi, juga telah mengetahuinya.

"Apakah ini salah memberikan soal atau apa ya. Kita sendiri kurang tahu persis. Tapi bagimana pun kesalahan ini harus segera di evaluasi biar tidak terjadi pada try out kedua yang akan digelar Disdik pada bulan Pebruari nanti. Mudah-mudahan saja kita berharap try out kedua ini lebih baik lagi," jelas Nong.

Selama ini, kata Nong, SMK Kartini telah melakukan 3 kali try out dan keberhasilannya cukup baik. Hanya saja yang masih perlu dibina lagi adalah materi matematika baru 50 persen lebih angka keberhasilannya. Namun demikian untuk pola pemantapan di SMK kartini sendiri, telah menambah jam belajar menjadi 8 jam diantaranya 3 jam perhari untuk pemantapan materi yang di UN-kan. "Dengan menjadi 8 jam belajar lebih memfokuskan pada materi UN, dan ada beberapa mata pelajaran kita masukan dalam ektrakurikuler," jelasnya.

Ajukan Protes

Sementara Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMKN 1 Batam, Deden Suryana, MPd, malah melayangkan surat protesnya kepada Disdik provinsi, karena soal listening tidak dibarengi dengan kaset. Sehingga siswa mengerjakan listering dengan sistem reading. Begitu pula soal reading tidak sesuai dengan SKL yang selama ini pihaknya pelajari dalam pemantapan UN, dan soal-soal try out banyak kesalahan dalam pengetikan membingungkan para siswa.

Menurut Deden, surat yang ia layangkan pada Disdik itu agar dijadikan masukan untuk try out kedua yang akan digelar pada 16 Pebruari mendatang supaya soal try out SMK sesuai dengan SKL dan tidak disamaratakan dengan SMA. Begitu pula dalam mempola soal untuk try out, kata Deden alangkah bijaksananya bila melibatkan guru mata pelajaran ikut merumuskan soal try out agar sesui dengan SKl yang mereka ajarkan pada pemantapan selama ini.

"Kalau melihat hasil bahasa Inggris pada try out dilakukan Disdik perolehan siswa kita sangat rendah hanya 30 persen keberhasilannya. Malah ada siswa kita memperoleh nilai bahasa inggris 3, dan secara keseluruhan rata-rata perolehan try out ini hanya 5 saja. Nah ini lah yang sekarang kita analisa, tentunya untuk perubahan yang lebih baik lagi pada try out mendatang," jelas Deden lagi.

Kepala Sekolah SMKN 2 Batam, Syahrial SPd, selaku Ketua K3S SMK di Batam, akan segera membantu guru bahasa Inggris yang tergabung dalam MGMP untuk menelaah soal-soal yang diberikan Disdik pada try out lalu supaya sesuai dengan SKL UN. Malah Syahrial sendiri mengaku, dirinya telah melaporkan kejanggalan soal bahasa Inggris ini kepada pihak Kabid Pendidikan Menengah agar segera ditindak lanjuti supaya try out yang kedua nanti sesaui dengan SKL. Hanya saja untuk pada soal-soal try out yang telah dilakukan itu, dirinya tidak begitu paham, karena yang membuat adalah Disdik Provinsi. (sm/aa)

=========
Try Out Hanya Simulasi UN
Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI---Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, mengatakan soal try out khususnya Bahasa Inggris bagi siswa SMK agak sulit dan tidak sesesuai dengan SKL. Namun demikian Muslim menegaskan, bila kesulitan soal try out ini sengaja dilakukan Disdik Provinsi Kepri, tujuanya untuk membiasakan siswa mengerjakan soal pada tingkat kesulitan ketika menghadapi Ujian Nasional (UN) nanti. Di samping itu juga, try out merupakan simulasi membiasaan siswa mengisi lembar jawaban komputer (LKJ) agar tidak ada kesalahan.

"Try out ini merupakan simulasi, melatih siswa agar terbiasa mengerjakan soal-soal pada tingkat kesulitan yang ada. Karena banyak siswa ketika ikut UN, grogi dan salah menjawab pada lembaran soal. Dan try out ini juga untuk membantu kesiapan para siswa dan pihak sekolah menghadapi UN. Juga bertujuan menganalisa titik kesalahan yang ditemukan pada pelaksanaan try out ini. Sehingga dapat memperbaikinya agar tidak terulang kembali saat berlangsungnya UN/UASBN nanti," ujar Muslim menjawab Sijori Mandiri ketika diminta komentarnya tehadap soal try out yang tidak mengacu pada kisi-kisi SKL UN ini.

Namun demikian, Muslim akan mengevaluasi perolehan hasil UN tiap sekolah nanti. Bila mana soal ini benar-benar tidak sesuai dengan SKL, maka akan memberikan masukan-masukan kepada Disdik Provinsi supaya pola penerapan soal try out itu untuk kedua kalinya lebih mengacu pada kisi-kisi SKL UN.


Ditegaskan Muslim, pelaksanaan try out ini secara serentak se provinsi ini, merupakan kesepakatan bersama kepala sekolah ketika mengadakan rapat koordinasi UN di kabupaten Linggu beberapa bulan lalu. Pada rapat tersebut, kata Muslim, kepala sekolah juga setuju kalau pada try out bersama ini dimasukan ada soal-soal pada tingkat kesulit dalam pengerjaan oleh siswa itu sendiri. Begitu pula soal-soal try out ini berdasarkan rumusan yang dibuat berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) tingkat provinsi.

"Kalau ada soal pada tingkat kesulitan yang tinggi, malah bagus. Artinya siswa harus bisa mengantisifasinya, karena kita tidak tahu persis sejauh mana tingkat kesulitan soal pada UN ini, meski soal-soal UN nanti mengacu pada SKL UN. Dengan cara seperti ini, menjadikan siswa terbiasa dengan soal-soal yang sulit ini," jelasnya.

Persiapan UN Hampir 90 Persen
Sementara ditanya terkait kesiapan Disdik dalam menghadapi UN nanti, jawab Muslim, persiapan Disdik Kota Batam sudah 90 persen. Ia optimis untuk UN kali ini akan berjalan lancar dan perolehan nilai dan kelulusan siswa akan lebih meningkat lagi dari tahun sebelumnya. Hanya saja sekarang ini tinggal dukungan dari orang tua saja dalam menggiatkan siswa untuk lebih meningkatkan lagi belajarnya. (sm/aa)       


    

 

Hari ini Disdik Kepri Gelar Try Out serentak

Reporter : Arment

SIJORI MANDIRI-Menjelang ujian nasional (UN) yang akan dilaksanakan serentak pertengan Maret 2010 mendatang, peserta UN tingkat SD/MI, SLTP dan SLTA se provinsi Kepri, hari ini, Selasa (19/1) mengadakan try out UN serentak diselenggarakan di masing-masing sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri, Drs H Arifin Nasir, beberapa hari lalu mengatakan, bila pelaksanaan try out UN secara serentak ini diharapkan para siswa dapat mengerjakan soal try out dengan baik. Karena hasil try out, merupakan gambaran dari kesiapan para peserta UN secara rill. Makanya ia berharap agar siswa mengerjakan soal sebisa mungkin menjawab soal secara sungguh-sungguh.

Karena, katanya, meski yang dilaksanakan ini bukan UN sungguhan, tapi cara-cara pengisian identitas dan jenis soal yang dibahas pasti banyak kesamaannya. “Kita mengharapkan para siswa bisa mengikuti try out ini secara serius sehingga pada UN yang akan digelar Maret nanti bisa berjanlan dengan baik," ujar Arifin.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 12 Batam, Drs Guswandinata, mengatakan, try out UN bagi siswa SMPN 12  Batam sudah dilaksanakan beberapa kali dan ujicoba ini hasilnya ada peningkatan. Meski meteri yang diberikan lebih diperlengkap lagi.



Sama halnya dengan SMPN 29 Batam, siswanya telah siap menghadapi try out serentak ini. Karena dengan mengikuti try out, diharapkan para siswanya jauh lebih siap mengikuti UN yang akan dilaksanakan pada bulan Maret yang akan datang.
Menurut Kepala Sekolah SMPN 29 Batam, Sularno, SPd, dengan adanya try out serentak oleh Disdik ini diharapkan dapat memotivasi siswa agar mencapai nilai UN yang tinggi. Disamping itu juga dengan banyaknya try out tentu akan merangsang otak siswa. Sehingga siswa diharapkan sudah terbiasa untuk mengerjakan soal-soal UN dan menjawabnya dengan baik.

"Hasil dari Try out nanti akan kami analisa dan akan diinformasikan kepada orang tua siswa sehingga para orang tua pun  menjadi tahu kemampuan putra-putrinya  dalam menjawab soal-soal UN dalam try out ini," kata Sularno.

Begitu pula kata Sularni, bagi siswa yang mendapatkan nilai try out yang kurang memuaskan, pihaknya akan memberikan proses “driling” dimana guru memberikan remedial dan latihan-latihan soal sampai siswa yang bersangkutan memahami betul materi yang diujikan.
"Memang butuh kesabaran dari para guru untuk membimbing siswa. Namun tak masalah, karena hasilnya nanti akan kita rasakan. Makanya kita harapkan peran serta orang tua sama-sama mengawasi cara belajar anak di rumah," kata Sularno lagi.

SMK Al Jabar Paling Siap hadapi Uji Kompetensi

Reporter : Arment

SIJORI MANDIRI----Meski sarana dan prasarana penunjang praktek masih terbatas, namun persiapan dalam menghadapi uji kompetensi para siswa SMK Al Jabar paling siap. Hal ini terbukti dari msing-masing jurusan saat diwawancarai Tim Fokus Pendidikan Sijori Mandiri, rata-rata menyatakan siap menghadapinya. Hanya saja untuk ujian nasional (UN), para siswa kelihatannya masih terus mengesanya dengan pendalaman materi yang di Un-kan, seperti matematika, bahasa  Indonesia dan bahasa Inggris.  

Seperti pengakuan dari Muhammad Fajri siswa kelas III jurusan Electronika, kalau ia sejak semester awal sudah merasa siap mengikuti ujian kompetensi ini, karena bahan praktek yang diujikan telah ia kuasai dengan benar. Hal ini tiada lain, karena saat prakin, ditempatkan pada bidang yang sesuai dengan jurusannya. "Seperti pelajaran esiloskop, reparation, dan materi lainnya telah saya kuasai saat prakin, karena pelajaran yang diterapkan oleh guru di SMK Al Jabar sangat pas sekali dengan ditempat prakin saya itu. Malah saya merasa siap dan pede tuh, bersaing dibursa tenaga kerja nanti. Apalagi tempat saya prakin telah menawarkan pekerjaan setelah lulus nanti," ujar Fajri.

Bukan hanya Fajri saja, seperti Aldi Irwandi siswa kelas III jurusan Mesin Produksi SMK Al Jabar, mengaku siap menghadapi uji konpetensi ini, karena semua teori yang dipelajari seperti mesin bubut, las, capling dan lainnya telah ia kusai dengan baik. Aldi juga sama ditawari perusahaan untuk bekerja di tempat prakinnya itu selepas lulus nanti.
"Sesuai bidang saya jurusan mesin produksi, kayanya sudah dipahami semuanya karen diperdalam saat prakin tadi. Ini berkat sekolah yang menempatkan saya untuk prakin sangat cocok dengan jurusan saya ini," kata Aldi dengan bangga. Meski demikian, baik Aldi maupun Fajri, tetap harus berjuang saat uji kompetensi dan UN nanti, karena faktor grogi dan lainnya bisa saja mempengaruhi meski dirinya merasa percaya diri menghadapinya.

Siasati Keterbatasan

Sementara menurut Kepala Sekolah SMK Al Jabar, Drs Refio, meski keterbatasan sarana yang dimiliki sekolahnya untuk praktek siswa, tapi ia bisa menyiasatinya dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan dan sekolah negeri (SMKN 1-red) dalam memanfaatkan fasilitas praktek yang dibutuhkan siswanya itu. Bahkan guru SMKN 1 sendiri diminta untuk mengajar di sekolahnya minimal 1 kali dalam seminggu.

Hal ini dalam ia lakukan dalam upaya menstandarkan pelajaran di SMK Al Jabar dengan SMKN 1 Batam. "Kita memang mengharapkan bantuan pemerintah untuk melengkapi sarana ini, karena pemerintah sendiri sudah tahu apa saja yang kita butuhkan itu. Hanya saja sejauh ini belum ada bantuan yang kita terima," jelas Rafio.

Meski demikian, Refio merasa optimis, kalau SMK Al Jabar bisa lebih maju lagi dan standar dengan SMK yang telah memadai. Bahkan tahun ajaran mendatang, Refio berencana akan membuka jurusan Informatika Komputer, karena ia merasa mampu menciptakan SDM yang unggul dengan kemampuan guru didik dan sarana yang ia miliki itu. 
"SMK kita sekarang telah ditunjuk menjadi SMK Aliansi dan menjadi SMK Model. Karena melihat prestasi yang kita tunjukan dari tahun ketahun terus meningkat. Makanya pada 2010 ini, kita akan mengadakan pelatihan SDM guru yang menguasai ilmu dan teknologi, serta paham betul mengatur manajemen sekolah," katany.

Walaupun SMK Al Jabar masih keterbatasan sarana, tapi sejauh ini telah memberikan beasiswa belajar bagi siswa kurang mampu dengan menglang bantuan dari donator, seperti bantuan beasiswa dari Yayasan Mesjid Raya, Poltek Batam, dan beasiswa dari dana BKM. (arment)                    

Tim Penguji Didatangkan dari Perusahaan

Reporter : Arment
2.128 Siswa SMK, Pebruari Jalani Uji Kompetensi
SIJORI MANDIRI---Para siswa di sekolah menengah kejuruan  (SMK) di Batam siap menghadapi uji kompetensi keahlian yang akan di gelar pada awal Pebruari 2010 mendatang. Berdasarkan keterangan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, siswa yang akan mengikuti uji kompetensi ini berjumlah 2.128 orang.

Uji kompetensi ini merupakan bekal bagi siswa dalam memasuki dunia kerja. Karrena, sertifikat kompetensi yang akan mereka dapatkan adalah syarat penting ketika para lulusan memasuki profesi spesifik mereka. Uji kompetensi ini meliputi ujian tulis (teori kejuruan) dan praktik kejuruan yang bersifat penugasan perorangan. Serta merupakan wajib diikuti siswa SMK, karena ini merupakan persyaratan untuk mengikuti ujian nasional. Bila siswa tidak mengikuti uji kompetensi ini, maka siswa tersebut tidak lulus pada ujian nasional tahun ini.

Kepala Disdik Kota Batam Drs H  Muslim Bidin, menyatakan  pelaksanaan ujian teori kejuruan akan dilaksanakan pada awal Pebruari 2010 mendatang.  Namun Tim Penguji kompetensi ini melibatkan pihak luar, misalnya untuk perhotelan melibatkan tenaga hotel yang mempuanyi sertifikat keahlian. Begitu pula jurusan Otomotif, industri, elekto dan lainnya melibatkan pihak luar yang berkompeten.    

Dikatakan Muslim, uji praktek kompetensi ini merupakan salah satu ujian yang harus di ikuti oleh siswa kelas 3 SMK, dimana hasil dari ujian ini akan menjadi tolak ukur kompentensi siswa setelah menempuh pendidikan di SMK. Menurut Muslim, dalam uji kompetensi ini terbagi menjadi 2 bagian, yakni teori dan praktik. Misalnya untuk uji kompetensi teori akan dilakukan bersamaan dengan Uji Nasional (UN).  Sedangkan prakteknya dilakukan sebulan lebih dahulu sebelum UN dilaksanakan.

Dijelaskan Muslim, untuk durasi waktu pelaksanaan ujian praktek ini antara 18 hingga 24 jam sesuai dengan karakteristik program keahlian. Dalam kegiatan tersebut, kata dia, penyelenggara ditingkat satuan pendidikan melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan industri (DUDI) yang merupakan pasangan dalam pelaksanaan ujian praktek kejuruan.

Selain itu, sekolah juga bisa melaksanakan ujian praktek kejuruan di SMK yang memenuhi persyaratan dan kelayakan maupun di DUDI pasangannya. Sekolah pun juga menggunakan ketiga paket soal yang tersedia atau dapat memilih diantara ketiga paket soal praktek kejuruan sesuai dengan kecocokan materi pembelajaran, ketersediaan peralatan dan bahan praktik kejuruan, jelasnya.

Tak hanya itu saja, dijelaskan Muslim,  sekolah juga harus menerapkan bahan peralatan dan alat penunjang praktek tersebut.  Sekolah pun diperkenankan memberikan soal praktek kejuruan kepada peserta uji sebelum pelaksanaan ujian. Serta kata dia, penilaian ujian praktek kejuruan ini dengan menggunakan format penilaian yang tersedia.

Sedangkan Penguji sendiri, melakukan penilaian sesuai dengan karakteristik program keahlian berdasarkan produk yang dihasilkan oleh peserta. Selain itu, penguji juga memberikan bobot dan skor untuk setiap komponen yang dinilai. Sementara untuk pengumuman hasil penilian ini dilakukan setelah sekolah mengirimkan ke Disdik Kota untk diteruskan kepada Disdik provinsi, selanjutnya dikirimkan ke Puspendik bersama-sama dengan hasil pemindaian Lembar Jawaban UN  ke 4 mata pelajaran lainnya.

Penguji Kerjasama Arsita dan Perhotelan
Sementara Tim Penguji pada uji kompetensi dilaksanakan di SMKN 2 Batam, rencananya akan kerjasama dengan pihak Arsita dan Perhotelan untuk jurusan Usaha Jasa Pariwisata dan Jurusan Perhotelan. Sedangkan untuk jurusan Akutansi, SMKN 2 Batam, akan kerjasama dengan Akuntan Public.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 2 Batam,  Sisrayanti, menyatakan meski  Tim Penguji untuk Uji Kompetensi ini dilakukan pihak luar, namun tetap mengacu pada prosedur operasional standar (POS) UN  (Memakai kisi-kisi UN). Sedangkan pelaksanaannya tetap akan dipantau dan diawas pihak Disdik dan sekolah.  Meski Tim Penguji didatangkan dari luar, namun pihak sekolah terlebih dahulu telah melakukan seleksi, minimal memiliki sertifikat keahlian, jabatan manager, dan memiliki pengalaman bekerja diatas 5 tahun.        

 "Kalau melihat persiapan siswa menghadapi uji kompetensi nanti terlihat cukup siapa. Karena memanag sejak awal hingga sekarang ini masih terus diberi pembekalan. Dan kebetulan untuk tahun ini,  SMKN 2 Batam ada tiga jurusan ikut UN, yakni Akutansi, UJP, dan Perhotelan yang baru tahun ini ikut UN," jelas Sisrayanti.

Untuk uji kompetensi di SMKN 2 Batam akan didakan di sekolah, karena melihat dari sarana yang dimiliki sudah memadai. Seperti pada UN tahun lalu, pelaksaan uji kompetensi berjalan lancar dan tak ada kendala. Malah melihat dari lulusan, hampir semua siswa terserap dunia kerja. "Kita bersyukur baru pertama ikut UN tahun kemarin hampir 98 persen siswa lulus. Ini merupakan prestasi yang patut kita banggakan," kata Sisrayanti lagi.

Pemantapan Digesa

Sementara melihat persiapan uji kompetensi maupun persiapan UN di SMK Al Azhar, para siswa terus menerus digesa, karena sekolah merasa khawatir perolehan dari try out dilakukan pihaknya kurang memuaskan. Berbeda dengan persiapan uji kompetensi, merasa yakin bahwa para siswa dapat menempuh dengan baik. Hal ini dikarenakan hasil dari praktek kerja lapangan (PKL) di perusahaan inputnya cukup bagus, bahkan keberadaan siswa merasa dibutuhkan oleh perusahaan ditempat PKL-nya.

"Mulai dari pemantapan sampai uji kompetensi telah kita siapakan dengan sungguh-sungguh. Karena untuk uji kompetensi ini kita sengaja mendatangkan tim penguji dari perushaan. Tapi kami optimis, anak didik kami bisa menempuhnya dengan baik," jelas Waka Kurikulum SMK Al Azhar, Reni Fitriareni, SPd, menjawab Sijori Mandiri.

Pemantapan UN dan pelatuhan uji kompetensi yang diterapkan SMK Al Azhar, semuanya mengacu pada kisi-kisi UN. Seperti untuk Akutansi, kata Reni, pihaknya menambah lagi jam pelajaran, karena melihat waktu yang dibutuhkan untuk uji kompetensi siswa hingga 5 jam.  Meski demikian, ia merasa bangga, berkat usaha gigih para gurunya menyiapkan UN ini, para siswa tahun lalu lulus UN 100 persen. Serta daya serap di dunia usaha cukup bagus.

"Bahkan banyak perusahaan yang menawarkan pekerjaan kepada para siswa sewaktu PKL meski belum lulus sekolah," kata Reni lagi. (arment).   

Komentar
 
 Sulastri
Jurusan UJP
SMKN 2 Batam








Tour Planing dan Schadule Masih Kurang 
Sejauh ini persiapan menghadapi uji kompetensi  yang harus aku mengesa lagi adlah pelajaran tour planing dan schadule masih kurang paham. Tapi itu bisa aku atasi, karena melihat dari prakin yang aku lakukan di travel cukup lancar-lancar saja tak ada kendala. Malah pernah tempat aku prakin dulu ditawari untuk bekerja bila lulus sekolah nanti. Selain itu materi UN harus lebih aku mantapkan lagi dengan banyak belajar di rumah.

 
Syahriani
Jurusan Perhotelan
SMKN 2 Batam
  






Siap Hadapi Uji Kompetensi 
Untuk menghadapi uji kompetensi nanti aku sudah siap, hanya tinggal memantapkan lagi bidang kereceptionisan saja, terutama dalam pengusaan bahasa Inggris. Sekarang yang masih kurang adalah untuk UN pada pelajaran matematika harus lebih ditingkatkan lagi. Makanya upaya aku sekarang ini banyak belajar sama guru dan kerja kelompok bersama kawan. Mudah-mudahan saja bisa lebih mantap lagi.

Fatmawati
Jurusan Akutansi
SMK Al Azhar








Materi UN Masih Kurang 
Kalau persiapan uji kompetensi sudah siap, karena ketika prakin sesuai dengan penempatan jurusan. Hanya saja sejauh ini tinggal mempersiapkan materi UN saja, terutama pelajaran matematika yang masih lemah perlu digesa lagi. Salah satunya yang aku lakukan banyak belajar dan bertanya pada guru serta teman yang sudah mengerti.

Rendi Zandra
Jurusan Pemasaran
SMK Al Jabar








Pengelola Alat Transaksi Belum Paham 
Yang perlu aku gesa lagi dalam menghadapi uji kompetensi nanti adalah pemahaman pengelolaan alat transaksi, karena memang terlalu rumit. Kalau soal marketing atau pemasaran, kayanya sudah lebih dari cukup. Apalagi aku sendiri pernah mempraktekan cara memasarkan produk sabun cukup laku juga. Begitu juga materi UN yang perlu digesa adalah pelajaran matematika masih dibawah standar SKL saat try out kemarin.   

                    






Nilai UN Jeblok Kepsek Akan Dievaluasi

Disdik Tingkatkan UN
 Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI--Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam optimis hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2010 ini akan lebih bagus dari hasil  UN tahun 2009 sebelumnya. Hal ini dikarenakan pola pemantapan dilakukan pihak sekolah cukup bagus. Namun  apabila nanti hasil UN malah sebaliknya kurang memuaskan atau ada penurunan dari UN 2009 lalu, maka Disdik akan segera mengevaluasi pihak sekolah bersangkutan.

"Ya kalau nanti hasil UN 2010 ini kurang memuaskan atau malah sebaliknya ada penurunan, maka kita akan melakukan evaluasi terhadap sekolah. Karena Kepala Sekolah kurang serius menggenjot persiaoan UN ini," ujar Kepala Disdik Kota batam, Drs H Muslim Bidin usai menghadiri  ulang tahun Yayasan Keluarga Batam ke-31 beberapa hari lalu.

Muslim juga menyarankan agar kepsek yang tidak mampu menjalankan fungsinya, untuk mundur dari pada nantinya mempola manajemen sekolah kurang bagus. Maka dari itu, ia telah menyiapkan tim evaluasi yang bertugas menilai kepsek yang hasil UN-nya kurang memuaskan, karena Disdik sendiri telah banyak upaya memberikan pelatihan dalam mempersiapkan UN. Bahkan tiap sekolah akan menggelar try out sebanyak 5 kali.

"Karena melihat persiapan UN cukup matang, maka kita telah mentargetkan UN 2010 mendatang bisa mencapai kelulusan 85-90 persen. Apalagi sistem UN untuk tahun 2010 ini agak longgar dua kali digelar peluang lulus itu cukup besar, yakni UN utama dan UN ulangan bagi siswa yang tidak lulus UN pada salah satu mata pelajaran saja," jelas Muslim.   

Terkait pelaksanaan UN, kata Muslim, masih mengacu pada pola lama masih mengakomodir soal-soal dari derah 25 persen hasil dari rumusakan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) sekitar 25 persenan. Selebihnya Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang membuat.

Berusaha Sebaik Mungkin

Sementara Kepala Sekolah SMPN 12 Batam, Drs. Guswandinata, menyatakan untuk persiapan UN ini pihaknya bersama para guru berusaha sebaik mungkin, salah satunya dengan pemantapan sore hari selama 1 jam dan melakukan try out sesering mungkin. Bahkan tiap anak didik telah diklasifikasikan sesuai dengan kemampuan anak. Hal ini ia lakukan agar lebih efektif dalam pemantapan.

"Try out malah akan kita gelar lagi pada tanggal 19 sampai 21 Januari mendatang, bahkan soal try out kita buat sama dengan UN biar si anak terbiasa. Dari try out ini kita targetkan anak didik bisa memperoleh nilai rata-rata 7 keatas, baru merasa puas anak didik siap menghadapi UN ini," kata .Guswandinata.

Sejujurnya Guswandinata sendiri tidak setuju dengan kebijakan UN dijadikan tolak ukur penentu kelulusan siswa. Seharusnya kata dia, kelulusan itu bisa mengakomodir faktor lainnya menyangkut prestasi siswa yang diperoleh selama tiga tahun di sekolah.

"Seharusnya sekolah dilibatkan dalam penentu kelulusan ini, minimal diberi porsi 25 persen untu menentukan kelulusan siswa ini. Karena yang lebih tahu anak itu berprestasi atau tidaknya adalah sekolah itu sendiri, bukan pusat," kata pria yang saat ini tergabung dalam Tim Pengembang Provinsi Kepri ini.

Apalagi kata Guswandinata bila mengacu pada PP no 19 tahun 2005 pada pasal 72 ayat 2, menyebutkan siswa dianggap layak lulus itu, apabila bila tuntas belajar, nilai minimal 75 memuat ahlak mulia, nilai UN dan UAS, dan pengembangan diri.

Sementara sejauh ini, Guswandinata menilai, bila soal-soal UN selalu disamaratakan antara sekolah perkotaan dengan sekolah di pulau yang diketahui  minim akan fasilitas sarana penunjang pendidikannya. Namun ia heran, justru sekolah di pulau lah bisa lulus 100 persen, bila dibanding sekolah di perkotaan masih banyak siswanya tidak lulus UN. Hal ini lah kata Guswandinata lagi, yang perlu disikapi kemurnian dari hasil UN itu sendiri.  

Setuju Kepsek Dievaluasi

Komite Sekolah SMKN 2 Batam, Lailan SE, sangat mendukung upaya Disdik Kota Batam akan mengevaluasi Kepsek yang UN-nya nanti jeblok itu. Karena ia menilai, Disdik setiap pelaksanaan UN selalu  memfokuskan memyiapkan pelaksanaan UN yang akan dilaksanakan Maret 2010 mendatang. Apalagi Disdik juga punya terus menerus memantau dan melakukan rapat evalauasi agar pelaksanaan pra-UN dan UN dapat berjalan dengan baik dan para siswa dapat lulus 100 persen.

Dengan langkah Disdik seperti itu, Lailan optimis, siswa-siswi yang akan mengikuti UN Maret 2010 nanti tetap terhadap persiapan dan UN nanti. Begitu pula upaya sekolah, ia  merasa salut dengan tetap melakukan pengayaan mempelajari kembali soal-soal yang telah diberikan untuk ujian-ujian dan pra-UN. Bahkan para siswa yang akan mengikuti UN dipersipakan dengan berbagai macam pola belajar, baik pengajaran, dan mempelajari soal-soal yang telah diberikan. (arment)

Komentar

Kerjasa Primagama
Hasil try out saat penempatan untuk pemantapan MTK masih jeblok, tapi setelah try out yang kedua ada peningkatan karena kita gesa dengan pelatihan dan memotivasi belajar anak didik. Apalagi pemantapan di SMK MHS ini, kerjasama dengan Primagama kami yakin hasilnya akan lebih baik. Makanya kita taergetkan siswa bisa lulus minimal 80 persen, tapi keinginan kita lulus semua.




 







Jaren Hiskia Pinem
Guru MTK SMK MHS Batam
   

Tergantung Motivasi Anak
Berhasil tidaknya dalam pemantapan ini, tergantung dari motivasi belajar anak, karena kita sebagai guru telah memberikan yang terbaik sebisa kita dalam pemantapan ini. Disamping itu juga orang tua perlu juga mengawasi di rumah dan membatasi bermain anak, karena guru hanya sebatas lingkungan sekolah saja. Tapi sejauh ini siswa kelas III SMPN 12, motivasi belajarnya cukup meningkat.









 



Titin Ari Frianti
Guru MTK SMPN 12 Batam

   

Fisika Masih Lemah
Sejauh ini hasil aku masih lemah pelajaran Fisika, karena susah banyak rumus yang tidak dimengerti. Makanya belajar lebih aku insentifkan lagi. Begitu juga saat try out, MTK jatuh karena soal tidak sesuai dengan waktu yang disediakan. Meski demikian akau tetap berusaha yang terbaik agar nilai nanti memuaskan.







 




M Fadil Fahleva
Siswa SMPN 12 Batam


Bahasa Inggris Susah
Kalau pelajaran lain sudah lumayan bagus, tapi bahasa Inggris ini masih lemah susah sekali mempelajarinya. Makanya sejak kelas III ini aku belajar lebih digiatkan lagi dan banyak bertanya. Tapi kalau boleh meminta, guru juga harus lebih pres cara mengajar agar tidak stres dan tak membosankan biar pelajaran mudah dicerna.    

 



 





Rekiko R Putri
Siswi SMPN 12 Batam  
   


Kamis, 25 Februari 2010

Pendidikan di Batam Masih Jalan Ditempat

Disdik Perlu Melakukan Pemetaan Permasalah Pendidikan

Berbagai kalangan ketika diminta komentarnya seputar pendidikan di Batam beragam pendapat.  Namun berdasarkan hasil pendapat secara randum dilakukan pada berbagai pelaku pendidikan, mereka menilai,  bila pendidikan di Batam ini masih berjalan ditempat  masih perlu pembenahan dan perbaikan disana sini.  Apalagi sejauh ini masih ditemukan adanya masyarakat yang termajinalkan dengan
layanan pendidikan wajib belajar (Wajar) 9 tahun dan program  pendidikan gratis, masih banyak anak yang putus sekolah dan buta huruf ditemukan di lapangan.

Contoh sederhana saja, tidak sedikit anak dibawah umur berkeliaran  menjadi pengemis jalanan, pengamen, penjual koran, dan menjadi anak jalanan.  Padahal mereka ini,  tergolong anak wajib belajar.  Realita ini tidak bisa dipungkiri, karena kerap ditemukan potret nyata kehidupan anak putus sekolah masih marak dilapangan. Namun sejauh ini pemerintah mengkalim, pihaknya merasa telah berhasil mengulirkan program peningkatan pendidikan ini dengan baik.

Seperti diungkapkan Dosen Perguruan Tinggi di Batam,  Cici Ratnaningsih, SPd, bila persoalan pendidikan yang masih mengiringi pada 2009  lalu dan  hingga sekarang ini.  Salah satunya terkait  banyaknya guru yang belum bersertifikasi guru,  insentif guru yang selalu dipermainkan, kualifikasi guru, ujian nasional (UN), dan kinerja daerah dalam mendukung mutu pendidikan tersebut.

Disarankan Cici, sebaiknya pemerintah Kota Batam segera  mengambil langkah kongkrit dengan melakukan pemetaan masalah pendidikan yang ada.  Karena kata dia, pemetaan masalah pendidikan ini tujuan utamanya untuk menggambarkan kondisi dan data pendidikan di daerah yang sebenarnya. Terlebih lagi untuk layanan pendidikan di hinterland masih butuh perhatian yang besar dari pemerintah Kota Batam yang sejauh ini sangat termarjinalkan.

Padahal sejauh ini dana untuk pendidikan, kata Cici cukup besar dikucurkan di APBD, hanya saja arahnya tak tepat sasaran. Belum lagi adanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Block Grant (BG), serta sejumlah alokasi dana bantuan sosial lainnya dalam upaya  peningkatan pendidikan, tapi hasilnya pendidikan masih berjalan di tempat.

Perkataan Cici tadi di benarkan  Pemerhati Pendidikan, Drs H Darlispon, MM. Kata mantan anggota DPRD Provinsi Kepri ini,  melihat dari pemerataan pendidikan  di Batam masih harus perlu di tingkatkan lagi dan masih banyak yang perlu diperbaiki pada tahun 2010 ini. Salah satunya terkait  persoalan sertifikasi guru yang belum berjalan sempurna.  Sejauh ini, dirinya sendiri banyak menerima keluhan dari para guru, karena masih berstatus Ketua Komite di SMPN 10 Batam, terkait keikutsertaannya dalam program sertifikasi. Mereka (para guru-red) memandang, kata Darlispon, sertifikasi ini telah terjadi diskriminasi, karena banyak guru yang masa mengajarnya singkat sudah mendapatkan sertifikasi.  Sementara  guru yang sudah mengajar puluhan tahun belum juga mendapat kesempatan tersertifikasi.  Hal ini dikarenakan faktor politik, kedekatan, dan ikatan saudara dengan  pihak pemangku kebijakan.

"Padahal dalam aturan Peraturan Pemerintah (PP) No 74 sudah jelas bahwa mereka berhak disertifikasi walaupun kualifikasi pendidikannya tidak sarjana. Jadi, ini wajib diprioritaskan lebih dahulu dibandingkan guru-guru yang masa mengajarnya singkat. Jangan karena ada lobi-lobi politik, kedekatan atau ikatan saudara," jelas Darlispon.

Untuk itu, sebaiknya Disdik bisa melihat realita yang ada dan pengaturan kuota sertifikasi guru dapat diperhatikan sehingga berkeadilan bagi para guru. Mereka (guru-red) harus  lebih memperhatikan daftar urutan kepangkatan (DUK) guru.  Hal lain yang menjadi catatan adalah koordinasi dalam program sertifikasi tersebut.

Begitu pula dengan muitu pendidikan yang ada, dikatakan Cici, perlunya ada penataan lebih baik lagi dan Disdik tahu pemetaan pendidkan ditiap wilayah dengan baik . Karena kata dia, dengan dukungan anggaran 20% baik dari pemerintah pusat, provinsi, dan kota Batam , seharusnya kualitas dan mutu pendidikan lebih baik lagi.

Disdik Disarankan Buka Excellent Class

Sementara  untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kota Batam sendiri, disarankan Darlispon, agar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam  menerapkan kebijakan kepada setiap sekolah  baik SMP maupun SMA negeri untuk  menerapkan excellent class atau kelas Akselerasi.

Sesuai dengan artinya, kata Darlispon,  kelas akselerasi ini hanya diisi oleh para siswa yang berkualitas atau benar-benar excellent yang bisa cepat menyelesaikan masa studi yang tadinya ditempuh dalam tiga tahun bisa hanya dua tahun saja.  Hal ini sangat efektive, karena siswa yang berprestasi ini waktunya tidak tersita dalam mengembangkan IQ dan potensinya.

"Bagi anak yang sering menjadi juara I terus, harus dikasih kesempatan untuk mencoba masuk kelas Akselerasi  ini. Nah bila nanti dia tidak mampu menyelesaikan studinya, tidak masalah anak tersebut di kembalikan lagi pada kelas leguler. Hal ini telah dilakukan di salah satu pesantren di Jawa dan ternyata cukup berhasil," ujar Darlispon.  

Sejauh ini pada sekolah negeri di Batam, diakui Darlispon, belum menerapkan adanya kelas Akselerasi baru sebatas sekolah unggulan  dan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) saja. Berbeda dengan sekolah swasta telah menerapkan sistem tersebut.

Hanya saja konsekwensinya,  kata Darlispon, pihak sekolah juga harus menempatkan tenaga pengajar yang benar-benar guru berkualitas. Serta siswa yang masuk ke kelas Akselerasi ini, minimal memiliki IQ 125 dan harus mengikuti beberapa tes akademi, dan ada persetujuan dari orang tua.  Namun untuk excellent class ini, tidak semua siswa bisa mengikutinya tentunya bagi  siswa yang punya kemampuan tertentu yang bisa masuk kelas ini.

UN Bukan Indikator Keberhasilan Pendidikan

Sementara Ketua Yayasa Pendidikan Al Kaffah, Said Indra,  mengisyaratkan agar pemerintah tidak menjadikan Ujian Nasional (UN) sebagai satu indikator menilai keberhasilan pendidikan suatu daerah, karena sejauh ini UN tersebut hanya menilai kemampuan intelektual saja, sebagian kecil dari aspek pendidikan. Karena ruang lingkup pendidikan itu sendiri sangat luas.

Indra menilai, sejauh ini pemerintah daerah selalu mengkait-kaitkan menjadikan UN ini sebagai satu indikator keberhasilan pendidikan. Padahal pendidikan secara keseluruhan meliputi empat aspek, yakni intelektual yang bisa diukur melalui UN, spiritual, emosional dan kinestetik atau jasmani.

Sejauh ini, ia melihat bila UN ini bisa mengukur satu aspek saja dalam pendidikan, yakni intelektual. Sedangkan indikator keberhasilan pendidikan lainnya tidak bisa dipantau melupakan aspek pendidikan lainnya. Padahal, kenyataannya hakekat pendidikan itu sangat luas, tidak hanya keberhasilan dan nilai tinggi ketika UN, namun yang paling  penting adalah perubahan perilaku dan emosional yang bagus dari peserta didik.

Ia meghimbau, agar pemerintah dan masyarakat juga bisa melihat bila proses pendidikan itu secara menyeluruh tidak hanya dari nilai UN saja. Sebaiknya ke depannya pemerintah perlu membuat terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan mutu pendidikan. " Harus ada inovasi baru dalam mempola pendidikan ini, karena kalau bicara soal dana kita sudah lebih dari cukup. Hanya tinggal bagaimana saja  kita membuat inovasi baru dalam peningkatan mutu pendidikan di Batam ini," jelasnya.  (arment)


-------------------------------

Komentar


Prestasi Siswa Terus Ditingkatkan

Sebagai guru tentunya kami terus berusaha untuk meningkatkan mortivasi belajar dan prestasi siswa. Disamping itu juga pola kurikulum terus menerus disempurnakan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini terbukti n kelas unggulan semua siswa menunjukan nilai semesteran yang cukup menggembirakan. Sama halnya kelas reguler hanya beberapa orang saja yang kurang. Namun bila hal ini terjadi, komunikasi dengan orang tua selalu kita lakukan .

Zuhernawati
Waka Kurikulum SMPN 4 Batam.

------------
Motivasi Selalu Ditanamkan

Supaya mutu pendidikan baik dan anak berprestasi, kami sebagai guru tak henti-hentinya untuk memotivasi siswa. disamping itu juga pola belajar lebih mengarah kepada IT dan Multi media, serta infocus. Hal ini supaya anak menerima pelajaran mudah dicerna dan tidak bosan . Begitupula pola kurikulum IPA disiati dengan mediasi alam terbuka.

Suwiati
Guru Fiqih MTsN Batam

------------

Selain KKM Ahlak Perlu Tanamkan

Pola belajar dianggap berhasil  selain memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)/ tuntas belajar dan anak pintar, ahlak dan budi pekerti juga perlu ditanamkan. Artinya bila si anak memperoleh nilai kecil, dan prilakunya kurang baik, maka sebagai guru harus memberi kesempatan remidial dan merubah sikap anak didik lebih santun lagi. Kebetulan melihat hasil semesteran pelajaran dan akhlak anak didik di MTsN Batam ini cukup bagus, maka anak pun tidak jarang sekali yang ikut remidial atau pembinan akhlak..

Anedi, S.Ag
Guru Aqidah Ahlak   

Rabu, 24 Februari 2010

Upaya MAN 2 Batam Siasati Keterbatasan Sarana

Praktek Numpang di MTs


Madrasah Aliayah Negeri (MAN) 2 Batam, merupakan salah satu sekolah Islam yang tahun ini akan meluluskan siswanya di Ujian Nasional (UN) berjumlah 48 peserta. Meski dilihat fasilitas dimiliki sangat terbatas, namun bagi para siswa, guru dan kepala sekolah bukan menjadi halangan untuk berprestasi. Karena mereka pandai menyiasatinya dengan cara memanfaatkan menumpang fasilitas yang dimiliki MTs Negeri Batam yang satu lingkingan dengan sekolahnya.

Selain kekurangan fasilitas, labolatorium, perpustakaan, ruang kelas baru dan tempat ibadah, MAN 2 ini juga masih kekurangan tenaga pengajar (guru). Terutama guru untuk bidang studi umum, seperti Matematika dan IPA. Meski semua itu bisa disiasati, namun tetap saja dalam proses belajar mengajar (PBM) untuk kedua mata pelajaran tersebut dirasakan kurang maksimal. Misalnya ketika try out bersama yang digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri belum lama ini, perolehan nilai try out kurang memuaskan alias jeblok, terutama jatuh pada pelajaran Matematika dan IPA.

"Pada try out Pelajaran IPA yang jatuh sekali, karena kita tidak memiliki lab, padahal untuk mengamplikasikan materi IPA itu harus di praktekan di dalam Labor. Meski guru telah menyiasati dengan membawa mediasi alat praktek ke kelas, masih saja kurang mengenai sasaran yang kita inginkan," ujar Kepala Sekolah MAN 2 Batam, Ulfa Ismiyati, S.Pd, saat Tim Fokus Pendidikan Sijori Mandiri menjambangi MAN 2 Batam beberapa hari lalu.

Dijelaskan Ulfa, bila pelaksanaan PBM di MAN 2 Batam cukup padat, malah agar waktu belajar siswa lebih panjang pihaknya memberlakukan jam belajar dimulai 6.30 WIB hingga 14.30 WIB. Upaya ini, kata Ulfa dalam rangka menambah jam pelajaran untuk pembahasan materi mata pelajaran yang akan di UN-kan. Hal ini Ulfa terapkan dalam upaya kiat-kiat membina anak didiknya agar menjadi siswa terbaik dalam pencapaian hasil UN. Setidaknya hasil nilai UN lebih baik lagi dari perolehan try out.

Meski hasil try out bersama Disdik kurang memuaskan, namun Ulfa merasa bangga karena murni hasil dari siswanya, malah dari hasil tersebut kata Ulfa, dirinya bersama para guru bisa mengevaluasi dan dijadikan spirit serta motivasi bagi anak didiknya supaya bisa lebih baik lagi dalam mempersiapkan diri menghadapi UN mendatang. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan selanjutnya ketika antar madrasah mengadakan try out bersama, perolehan nilai siswanya cukup mengembirakan hampir lulus try out semuanya.

"Motivasi belajar anak didik cukup meningkat, mereka bersemangat belajar untuk mengejar ketertinggalan. Ya kita harapkan anak didik kita bisa lulus semuanya, meski baru pertama kali menjadi peserta UN," kata Ulfa berharap.

Menurutnya, hasil try out belum menjadi gambaran bahwa siswa tidak mampu. Karena ia menilai, banyak faktor yang mengakibatkan siswa gagal pada try out. Yakni, karena pengalaman pertama siswa sehingga masih memungkinkan cara menjawab siswa banyak salah tarsir. Dan inilah kata dia fungsinya try out menjadi bahan evaluasi. Di mana kelemahan murid, apakah kesalahan tarsir, atau kemampuan materi yang belum terpenuhi, kata Ulfa. Dan ia merasa optimis, pada try out kedua nanti hasilnya akan lebih meningkat dari yang pertama. Saat ini, dirinya juga selain mengesa materi UN juga sedang menyiapkan mental para siswa.

Selaku kepala sekolah, Ulfa memang punya aturan dalam menerapkan kedisiplinan kepada siswa dan guru dalam PBM, ia pun selalu memantau kegiatan setiap hari terutama untuk kelas akhir. Ia sendiri meski kepala sekolah, ikut memberikan pelajaran kepada siswanya dengan harapan semua siswa bisa tuntas dalam menerima pelajaran. Ulfa juga merupakan sosok kepala sekolah yang cukup terbuka dan kerap berkonsultasi dengan komite dalam pelaksanaan PBM, agar mendapat dukungan setiap program yang dijalankan pihak sekolah dengan tujuan MAN 2 Batam ini dapat maju seperti sekolah lainnya. "Prestasi non akademik cukup banyak diraih para siswa MAN 2 Batam ini, baik bidang olahraga, MTQ, dan bidang lainnya selalu meraih juara," kata Ulga lagi menandaskan. (arment)

200 Guru dan Kepala Sekolah Bakal Dibekali Sertifikat Kompetensi



200 Guru dan Kepala Sekolah 
Bakal Dibekali Sertifikat Kompetensi

Sijori Mandiri - Sebanyak 200 guru dan Kepala Sekolah di Batam akan dibekali sertifikat kualifikasi dan kompetensi agar mencukupi dalam mengajar di sekolah. Pembekalan kompetensi ini dialaksanakn pada bulan Pebruari kerjasama antara Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam dan PGRI bersama Yayasan Pengembangan & Pembinaan Pendidikan Nusantara. tahap awal pembekalan ini hanya membina 200 guru SD yang dijadikan pilot project keberhasilan dari program ini. Namun kedepannya seluruh guru di Batam akan ikut dalam program ini.

Pimpinan Yayasan Pengembangan & Pembinaan Pendidikan Nusantara (YP3N) , Ir HM Taufik Hazairin MM, menyatakan pembekalan Kompetensi guru ini agar proses belajar mengajar lebih terarah lagi dalam penyampain materi, terutama dalam mempersiapkan UASBN, MTK, Sain, dan bahasa Indonesia. Pembekalan kompetensi guru ini, akan dibina dosen berpengalaman YP3N bekerjasama dengan UPI Bandung dan Universitas Jakarta.

Sejauh ini menurut Taufik, kurikulum yang diterapkan cukup bagus, hanya saja belum bisa dibuktikan sebatas mana kurikulum tersebut penerapannya. Hal ini dikarenakan, masih ditemukan guru yang kurang berkompeten yang mengajar tidak sesuai rool yang telah ditentukan. Terutama para guru di daerah hinterland, mereka belum paham akan manajemen mutu pendidikan.

"Sejauh ini kalau saya lihat guru tersertifikasi, tapi pola mengajar belum ada perubahan. Sertifikasi yang ia dapat itu hanya sebatas formal admistrasi saja tidak sesaui dengan harapan," ujar taufik.

Disadari Taufik, keberhasilan program yang diterapkannya itu (kompetensi-red) tidak semerta-merta terlihat langsung peningkatan perubahannya. Karena kata dia, mendidik manusia itu perlu waktu. Namun langkah ini merupakan awal upaya dalam peningkatan proses mengajara, berhasil tidaknya tergantung motivasi personel gurunya itu sendiri.

Pasalnya kata dia, program ini untuk bekal ilmu pengetahuan guru sesuai bidang dan kompetensinya. Apalagi sejauh ini terkait teknologi, masih banyak guru yang belum melek teknologi. Dengan demikian, tidak hanya cukup guru itu dengan seminar-seminar pendidikan tentang teknologi yang perlu dilaksanakan. Tapi, belajar secara mandiri juga diperlukan untuk mengejar ketertinggalan, dalam hal ini adalah teknologi informasi. Makanya dalam pembekalan kompetensi nanti akan mengakomodir semuanya.

"Sewajarnya bila tenaga pendidik untuk mata pelajaran apa pun, dituntut mampu menguasai ilmu teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, paling tidak guru telah berupaya mewujudkan proses menuju profesionalisme, yang salah satunya adalah mampu mengikuti (tidak tertinggal) arus perkembangan informasi di masyarakat," jelasnya.(arment)

Aliyah Berhasil Sabet Juara II Guru Teladan Tingkat Nasional

Provinsi Kepri boleh merasa berbangga hati, karena salah seorang guru telah berhasil mencatat prestasi nasional awal tahun 2010 ini. Apalagi prestasi yang diraih ini patut dibanggakan oleh masyarakat Provinsi Kepri, karena untuk mendapatkan predikat guru teladan nasional tidak mudah harus mampu menggeser ratusan ribu guru lainnya tentunya dengan kemampuan, disiplin dan profesionalisme yang prima.

Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Nasional, telah menobatkan salah seorang guru bahasa Indonesia yang mengajar di MTsN Batam bernama Aliayah SPd. Ia berhasil menjadi juara II Guru Teladan Tingkat Nasional yang telah dianugerahkan pada 3 Januari 2010 kemarin.

Sama dengan utusan dari provinsi lainnya, sebelum ketingkat nasional Aliyah berhasil melewati berbagai proses seleksi, mulai pada tingkat Kota Batam, tingkat Provinsi, hingga ketingkat nasional. Seperti seleksi tingkat nasional ini, tes mulai dari seleksi fortopolio, wawancara, dan presentase karya tulisnya.

Saat di wawcarai Sijori Mandiri, ia menyatakan rasa bersyukur kepada Allah dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, dengan harapan dirinya bisa mengembangkan amanat dan membawa kebaikan untuk peningkatkan kinerja dan kualitas pendidikan. Karena disadari Aliyah, bahwa keberhasilan yang ia peroleh itu merupakan keberhasilan bersama. Karena kata dia, tanpa ada dukungan dari semua pihak tak mungkin ia bisa memperoleh prestasi sebaik itu.

Bagi Aliyah sendiri, predikat guru teladan tingkat nasional ini , merupakan beban moral berat yang harus ia jalani. Karena segala tindak tanduk yang ia lakukan akan dijadikan tolak ukur harus sejalan dengan gelar yang telah ia sandang itu. "Jadi bukan sekedar teoritis saja. Melainkan harus dibuktikan dengan sikap sesuai dengan status guru teladan tersebut. Malah saya merasa tertantang untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan dan prestasi anak didik.

Untuk itu Aliyah juga menginginkan kawan-kawan se profesinya itu bisa menjadi guru teladan tingkat nasional, jangan kalah dari daerah lain," ujarnya disela-sela kesibukannya mengajar bahasa Indonesia di sekolahnya MTsN Batam. (arment)

Mengisi Liburan Semester K3S Moro dan Durai Adakan Study Tour

Dalam rangka mengisi libur semester ganjil serta menambah wawasan tentang sejarah Melayu, UPT Dinas Pendidikan (Diknas) Kecamatan Moro dan Duari bersama Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) mengadakan study tour ke Singapura dan Malaysia. Studi tour yang ikuti kurang lebih 35 kepala sekolah SD di dua kecamatan itu, dipandu langsung Diruktor Tour & Travel Telaga Indah Permai Batam, Budianto. Para rombongan saat itu menginap di Malaysi selama 4 hari 3 malam menjelajahi situs-situs bersejarah di negara tersebut.

Studi tour ini selain untuk refresing/penyegaran bagi kinerja para kepala sekolah, juga menambah pengetahuan dan pelajaran cara menjaga lingkungan bersih dan sehat. Pasalnya lokasi yang mereka lalui itu, mencerminkan lingkungn yang bersih, sehat dan asri. Apalagi para kepala sekolah ini sempat berkunjung kepada salah satu sekolah di Malaysia yang cukup asri dan bersih. Kendati saat itu sekolah di Malaysia ini sedang liburan, tapi kebersihan tetap terjadi dengan baik.

Menurut Kepala UPT Diknas Kecamatan Moro dan Durai, Azwaruddin, SS, kalau perjalanan studi tour ini selain refresing juga untuk menambah wawasan para guru dan Kepala Sekolah sebagai lawatan sejarah. Karena tempat-tempat yang dikunjungi kebanyak tempat bersejarah Melayu. Diyakininya, bila tempat yang mereka kunjungi itu masih berhubungan dengan pendidikan. Sehingga Guru dan kepala sekolah yang mengikuti study tour ini, bisa membagi cerita dan pengetahuan yang mereka dapat kepada guru lain dan anak didiknya.

"Untuk dana studi tour ini murni biaya mereka masing-masing yang dikumpulkan selama 3 tahun. Karena sejauh ini mereka tidak pernah bepergian, setelah tiga tahun studi banding ke SDN 001 di Yogya. Diharapkan dengan adanya studi banding atau studi tour ini, bisa dijadikan tolak ukur untuk peningkatan mutu pendidikan di Moro dan Durai ini," ujar Azwaruddin. Seraya menyatakan kalau lawatan sejarah tersebut, turut serta Kepala Diknas Kabupaten Karimun, Haris Fadillah.

Lebih rinci Azwaruddin juga menjelaskan, sejauh ini sekolah yang telah berdiri di kecamatan Moro sebanyak 21 SD dan 2 SMP ditambah 6 SMP yang satu atap, serta 1 SMK dan 1 SMK. Namun yang baru berstatus SSN hanya SDN 001 dan SMPN 01 saja. Selebihnya akan ditargetkan tahun 2010 ini bisa SSN semuanya. Sedangkan untuk kecamatan Durai baru berdiri hanya 6 sekolah SD, 3 sekolah SMP dan 1 sekolah SMA.

Sementara Ketua Rombangan, Hanan Spdi, yang merupakan Kepala Sekolah SDN 001 Moro, menyatakan studi tour ini sngat bermanfaat sekali dalam pencerahan para kepala sekolah yang selama enam bulan berkutat mengatur manajemen sekolah. Namun disamping itu, manfaat yang didapat lebih memperluas wawasan sejarah dan pengetahuan dalam meningkatkan pola penerapan hidup bersih yang dilakukan di negara tetangga tesebut. (sm/arment)

SMKN 2 Batam Bekali Sertifikat TOEIC

SMKN 2 Batam Bekali Sertifikat TOEIC


Tuntutan dunia pendidikan sepertinya semakin berat setiap tahun. Bahkan ditargetkan tahun 2010 ini, khususnya bagi lulusan SMK harus memiliki TOEIC (Test of English for International Communication) dengan nilai minimal 400. TOEIC ini merupakan syarat lulusan SMK, agar bisa memahami bahasa Inggeris dengan baik. Maka dengan TOEIC ini, suatu pilihan perusahaan nanti untuk menguji kecakapan bahasa Inggris bagi para lulusan SMK yang dibekali melalui sertifikat oleh pihak sekolah.

"Pandai tidaknya lulusan SMK ini dalam pemahaman bahasa Inggris akan tergambar dalam sertifikat TOEIC ini. Karena mulai tahun 2010 ini Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan (DikMenJur) membuat kebijakan bagi siswa SMK Negeri yang duduk di kelas 3 harus mengikuti test TOEIC sebagai bekal mereka untuk masuk ke dunia kerja. Begitu pula standar yang ditetapkan memang tidak terlalu tinggi, skor minimal adalah 400," ujar guru Bahasa Inggeris kelas III, SMKN 2 Batam, Devi Yanti SPd, usai menyelenggarakan tes TOEIC bagi siswa kelas III.

Dijelaskan Devi, soal yang diberikan untuk tes TOEIC ini sebanyak 200 soal pilihan ganda dibuat berdasarkan standar acuan Bisnis Pariwisata (Bispar) bagi siswa SMK. Ke 200 soal tersebut berdurasi dua jam, diantaranya listening (mendengarkan) pertanyaan 100 soal yang diatur melalui audio-cassette dan reading (membaca) menjawab 100 lagi. Untuk pertanyaan listening maupun reading dilakukan secara terpisah dalam suatu skala dari 5 sampai 495 poin-poin. Sedangkan total score diberikan antara 10 dan 990 poin-poin.

"Dengan adanya istem pembelajaran TOEIC di SMK ini, maka lulusan SMK akan memiliki kualitas yang standart untuk memasuki dunia kerja. Jadi bukan hanya dalam lingkungan nasional tetapi juga di lingkungan Intenasional," ujar Devi.

Dinilainya, kebijakan ini sangat baik bisa melihat kemampuan bahasa Inggris siswa terutama dalam listening. Namun untuk siswa kelas I dan Kelas II juga diterapkan hal yang sama, hanya saja masih dalam tahapan elementri. Berbeda untuk kelas III sudah mengarah ketingkat advance. Makanya perkelas kita telah dipasilitasi satu tipe, sekarang malah masing-masing kelas telahmemiliki tipe.

Mutu Guru Lebih Ditingkatkan

Sementara menurut Kepala Sekolah SMPN 34 Batam yang juga pernah menjadi Waka Kurikulum RSBI di SMPN 6 Batam, Drs Herizon, agar mutu TOEIC lebih bagus, maka mutu gurunya yang lebih dulu ditingkatkan. Karena kata dia, bagaimana bisa meningkatkan mutu TOEIC siswa bila mutu gurunya sendiri masih minim. Disarankan Herizon, sebaiknya gurunya yang mengajar bahasa Inggeris juga harus memiliki skor TOEIC minimal 700 bila anak didik diharuskan TOEIC 400.

Maka dari itu kata Herizon, untuk mengetahui kemampuan guru ini, terlebih dahulu dilakukan tes kemampuan TOEIC yang kisaran skornya antara 10 sampai 990, dengan 200 soal yang diberikan. Tes terhadap guru bahasa Inggeris ini, Sifatnya hanya melihat seberapa besar kemampuan guru memahami bahasa Inggeris ini. Karena inilah kata dia, yang menjadikan acuan bagi sekolah untuk meningkatkan mutu guru bahasa Inggeris dalam mengajar siswanya.


"TOEFL atau International English Language Testing System (IELTS) ini merupakan patokan yang banyak dipakai untuk menguji kemampuan bahasa Inggris seseorang. Sesaui namanya Test of English for International Communication, berarti kemampuan bahasa Inggerisnya sudah teruji. Terlebih lagi bagi guru yang mengajar di RSBI/SBI wajib hukumnya melakukan guru memiliki TOEIC minimal 700 itu," kata Herizon menandaskan. (sm/aa)

Try Out UN

Hari Pertama Try Out Kedua Digelar Berjalan lancar
 Soal Lebih Mudah Sesuai SKL

Para peserta Ujian Nasional (UN) Kelas 3 sekolah lanjutan tingkat SMP, SMA/SMK, Senin (22/2), mengikuti try out kedua secara serentak di masing-masing sekolah. Misi diadakannya try out kedua ini sebagai parameter untuk mengukur kesiapan siswa menghadapi UN yang sesungguhnya. Karena pada try out pertama, hasil perolehan nilai peserta UN sangat memprihatinkan alias jeblok, karena bentuk yang diberikan tingkat kesulitannya cukup tinggi dan sebagaian tidak mengacu ke standar kompetisi kelulusan (SKL) .

Berbeda pada try out kedua kali ini, meskibelum terlihat hasilnya. Namun dari pengakuaan beberapa siswa, soal yang dikerjakan seperti bahasa Indonesia cukup mudah dan sangat mendekati SKL sesuai yang diajarkan dalam pemantapan di sekolahnya. Tidak sedikit para peserta try out mersa puas dengan soal yang dikerjakan, malah diantara mereka lebih cepat mengerjakan soal-soal dari waktu yang disedikan pihak sekolah. Seperti pengakuan dari Nurfitri Aprilia dan Riky Sepriady, siswa SMKN 2 Batam, keduanya mengaku tak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal bahasa Indonesia yang berjumlah 50 soal itu. Malah kata Nurfitri, dirinya merasa yakin bisa mengerjakan soal dengan benar sebanyak 40 soal. "Saya yakin 40 soal bisa dijawab dengan benar, namun sisanya 10 soal lagi masih ragu-ragu," ujarnya usai try out pelajaran bahasa Indonesia di sekolahnya, Senin (22/2).

Menurut Nurfitri, soal dalam try out hampir semuanya diajarkan dalam pemantapan di sekolah. Hanya saja kata dia, mengerjakan soal bahasa Indonesia ini harus lebih teliti karena banyak yang menjebak hampir semua jawaban benar. Meski Nurfitri mengaku ketika try out pertama mendapat nilai 62, namun ia belum merasa puas, bila perlu katanya pada try out kedua ini harus lebih besar lagi. "Walau try out kedua ini bukan penentu UN, tapi pingin dong nilainya lebih baik lagi dari try out pertama. Dengan demikian, berarti kita telah siap menghadapi UN ini," katanya.

Pengakuan yang sama juga dilontarkan siswa SMPN 29 Batam, Ifati Berkat Eka Prasetya, kalau try out kedua ini soal-soal lebih mudah dan sesuai dengan yang diajarkan sekolah. Hanya saja ada beberapa soal yang membingungkan karena terlalau panjang dan jawabannya hampir benar semuanya. Namun demikian Ifati merasa dirinya mampuh menyelesaikan soal-soal ini dengan baik dan benar.


Baik try out pertama maupun kedua yang digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Ini merupakan kerjasama Badan Standarisasi Nasional Pusat (BSNP) selaku pembuat soal. Hal ini dilakukan dalam upaya melihat kesiapan siswa dalam mengahadapi UN, serta membiasakan siswa mengisi lembar jawaban komputer (LKJ) dan menjawab soal-soal yang di UN-kan. Meski ini merupakan try out, Disdik Kota Batam, telah menurunkan Tim Pengawasan try out untuk memantau langsung jalannya try out ini. Karena ia ingin try out benar-benar serius dilakukan pihak sekolah, agar hasilnya lebih maksimal ketika manghadapi UN yang sebenarnya.

Menurut Kepala Disdik Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, meskipun pelaksanaan ujian diserahkan sepenuhnya kepada Disdik kota Batam, tapi master soal try out tetap dari dibuat oleh Disdik Provinsi.Sedangkan untuk penggandaan soal-soal ujian tersebut dilakukan oleh pihak sekolah masing-masing.

Lebih lanjut Muslim menjelaskan, dengan digelarnya kegiatan uji coba UN (try out-red) ini, setidaknya dapat melatih para siswa, karena soal-soal yang diberikan telah disesuikan dan berdasarkan Standar UN. Dari uji coba tersebut dapat diketahui sejauh mana kemampuan anak dalam menghadapi UN, untuk itu pihak Disdik memberikan kewenngan kepada pihak sekolah untuk memberikan langsung penilaian kepada siswa. Hal tersebut dilakukan untuk menginstrospeksi diri dan mendapat bayangan kesiapan anak untuk UN nanti.


Diakui Muslim, soal try out kedua ini memang lebih mudah dari try out pertama. Tingkat kesulitan soal, kata dia, hanya 20 persen saja dan ini upaya Disdik dalam membiasakan siswa agar terbiasa mengerjakan soal pada tingkat kesulitan. Disamping itu juga sebagai bahan bahasan bagi para pendidik untuk membahas soal-soal dengan siswanya pada pelajaran yang lebih sulit lagi. "Hasil try out ini akan kita evaluasi bersama-sama dengan Disdik Provinsi, nah bila nanti hasilnya tidak ada perubahan dari try out pertama, maka akan kita lakukan pembinaan dan mengambil langkah-langkah tepat menyaiasati UN dengan baik," jelasnya.


Begitu pula kata Muslim bagi siswa yang memperoleh nilai dibawah ketentuan yang telah ditetapkan, dengan adanya tenggang waktu setengah bulan lagi. siswa tersebut dapat dilatih khusus agar benar-benar siap mengikuti UN ini. "Materi soal try out kedua yang diberikan kepada siswa malah lebih mudah tingkat kesulitannya menurun 20 persen. Makanya bila memang siswa masih belum juga ada peningkatan, harus segera kita ambil strategi baru," jelas Muslim lagi.

Pantauan Sijori Mandiri, penyelenggaraan try out dilakukan di SMKN 2 Batam terbagi 9 ruangan kelas. Para siswa terlihat serius mengerjakan soal-soal yang diberikan para pengawasa, sebanyak 168 siswa menjadi peserta Un tahun ini yang terdiri dari siswa jurusan UJP, Perhotelan, dan Akutansi. Kepala Sekolah SMKN 2 Batam, Syahrial SPd, menyatakan bila try out kedua ini soal lebih baik lagi mengacu pada SKL sesuai dengan kisi-kisi UN. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal semuanya bisa diselesaikan dengan baik, bahkan banyak siswa yang cepat keluar meski waktu banyak tersisa.

Diharapkan Syahrial, perolehan nilai try out kedua kali ini ada peningkatan dari try out pertama. "Kita harapkan bisa mencapai 60 persen hasil try out ini, karena melihat dari soal yang mudah serta kesiapan siswa mengerjakan soal. Hal ini dikarenakan guru yang memberikan pemantapan cukup luar biasa, selain di kelas bahkan di luar sekolah seperti dirumah mereka bersedia memberikan materi pada anak didinya," jelas Syahrial penuh optimis. Seraya Syarial mengatakan untuk Un tahun ini pihaknya telah mentargetkan siswanya bisa lulus 95 persen. Hal ini diyakini Syahrial bisa tercapai, karena dari pengalaman UN tahun lalu telah melebihi yang ditargetkan menjadi 98 persen dari target semula 90 persen.

Dalam kesempatan ini Syahrial juga menghimbau, agar para siswa untuk tidak takut menghadapi UN. Was-was kata Syahrial, boleh-boleh saja, asalkan jangan sampai ketakutan dan merasa tertekan menghadapi UN. Justru hal demikian membuat kemampuan diri akan menurun.

Salah seorang guru bahasa Indonesia SMPN 6 Batam, Herlina SPd, usai mengawas try out menyatakan, pelaksanaan try out diberikan kepada siswa dinilanya cukup bagus. Karena ia menganggap semakin banyak siswa mengikuti try out ini, maka semakin lebih mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa terhadap mata pelajaran yang diujikan. Meski diakui dia try out soal yang dibuat Disdik Provinsi lebih sulit dibandingkan soal try out dari pihak sekolah maupun tempat bimbingan belajar. Namun hal tersebut kata Herlina, dalam upaya membiasakan siswa mengerjakan soal-soal yang sulit ketika UN nanti. "Tak masalah soal try out sulit, justru kita mendapat gambaran dan pelajaran untuk membiasakan siswa mengerjakan soal yang sulit," kata Herlina menandaskan. (arment)