Jumat, 26 Februari 2010

Siswa dan Guru SMK di Batam Protes
Try Out Bahasa Inggris Tak Sesuai SKL
Reporter : Arment 
SIJORI MANDIRI--Uji coba (try out) ujian nasional (UN) digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri secara serentak diberlakukan pada seluruh sekolah, menuai protes dari kalangan siswa dan guru SMK di Batam. Pasalnya soal try out untuk mata pelajaran bahasa Inggris, tidak sesuai dengan standar kopetensi lulusan (SKL) yang selama ini mereka pelajari ketika melakukan pemantapan UN. Dengan kata lain, Disdik mempola soal try out Bahasa Inggris bagi SMK ini, disamaratakan dengan siswa SMA. Padahal jelas-jelas dari sisi materi pemantapan siswa SMK, tidak sama dengan materi pemantapan dilakukan siswa SMA.

Protes pertama datangnya Humas SMK Multistudy Hight School (MHS), Arseto HP, kalau sejauh ini pihaknya ketika pemantapan selalu berpatokan pada SKL sesuai anjuran dari Disdik itu sendiri. Namun ia merasa kaget, tiba-tiba saat try out digelar provinsi, para siswanya melapor kesusahan dalam menjawab soal-soal bahasa Inggris karena tak satupun soal mengacu pada kisi-kisi SKL UN.

"Ya tidak bisa kalu try out bahasa Inggris untuk SMK ini disamakan dengan SMA. Karena pola pelajarannya sejak awal sudah berbeda, meski sama-sama mengacu pada SKL UN. Jadi wajar kalau siswa kebingungan mengerjakan soal-soal Bahasa Inggris ini,  dan nantinya hasil try out nilainya pada jeblok. padahal ketika kita melakukan try out sendiri, hasilnya cukup memuaskan," ujar Arseto dihadapan para wartawan, Senin (25/1).

Selain tidak mengacu pada SKL UN, kata Arseto, pada soal bahasa Inggris juga kebanyakan sistem listening. Padahal Disdik sendiri sejauh ini tidak pernah memberikan kaset untuk materi bahasa Inggris listening. Akhirnya siswa mengerjakan soal try out bahasa Inggris dengan reading. Begitu pula untuk kunci jawaban diberikan Disdik kepada pihak sekolah tidak sama, akhirnya sekolah memeriksa jawaban siswa dengan manual tidak melalui scaning.       

Disarankan Arseto, seharusnya ketika mempola soal-soal untuk try out bagi siswa SMK dibedakan dengan SMA, karena sejak awal materi pemantapan di sekolahnya selalu berpatokan hampir 100 persen mengacu pada SKL sesuai acuan materi UN bagi SMK yang diberikan Disdik sendiri. Maka dari itu Arseto mengusulkan, untuk pembuatan soal try out kedua nanti, sebaiknya Disdik melibatkan para guru SMK yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

"Soal bahasa Inggris ini melencengnya hampir 80 persenan jauh sekali dengan mengacu pada SKL SMK. Kami tidak tahu apakah ini kesalahan murni MGMP Provinsi dalam membuat atau Disdik sendiri yang membuat soal. namun demikian kita sarankan sebaiknya Disdik mengantisifasi dari sekarang, jangan sampai pada try out kedua nanti mempola soal yang salah juga. Apalagi katanya kalau hasil try out ini akan dijadikan acuan bagi Disdik dalam keberhasilan UN yang sebenarnya nanti," kata Arseto lagi.


Ketua Pemilik Yayasan SMK MHS Batam, Bambang Soediono, juga menyarankan agar kedepannya Disdik lebih baik lagi dalam mempola soal disesuaikan dengan kisi-kisi UN bila ingin melihat persentase kelulusan siswa sebelum UN sesungguhnya di gelar. Sebaiknya, kata Bambang, pelaksanaan try out ini ditinjau ulang agar try out selanjutnya tidak terjadi kesalahan lagi. Apalagi melihat waktu pelaksanaan UN semakin dekat, dikuatirkan Bambang, hasil UN nanti meleset dari target yang telah Disdik tentukan.

"Pemantapan kita sudah lebih dari cukup, malah kita mengandeng Primagama dalam pemantapan ini agar siswa berhasil UN nanti dengan memuaskan. Tapi setelah melihat pola soal try out disusun Disdik, melenceng dari materi pemantapan yang kita berikan selama ini. Padahal kita mengikuti arahan dari Disdik, 100 persen mengacu pada kisi-kisi SKL UN," jelas Bambang sedikit kecewa.

Protes yang sama juga dilontarkan Kepala Sekolah SMK Harmoni Batam, Dra. N. Nong Triadiah, bila dirinya telah menginformasikan kejanggalan soal bahasa Inggris ini kepada pihak Disdik Provinsi. Begitu pula Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) provinsi, juga telah mengetahuinya.

"Apakah ini salah memberikan soal atau apa ya. Kita sendiri kurang tahu persis. Tapi bagimana pun kesalahan ini harus segera di evaluasi biar tidak terjadi pada try out kedua yang akan digelar Disdik pada bulan Pebruari nanti. Mudah-mudahan saja kita berharap try out kedua ini lebih baik lagi," jelas Nong.

Selama ini, kata Nong, SMK Kartini telah melakukan 3 kali try out dan keberhasilannya cukup baik. Hanya saja yang masih perlu dibina lagi adalah materi matematika baru 50 persen lebih angka keberhasilannya. Namun demikian untuk pola pemantapan di SMK kartini sendiri, telah menambah jam belajar menjadi 8 jam diantaranya 3 jam perhari untuk pemantapan materi yang di UN-kan. "Dengan menjadi 8 jam belajar lebih memfokuskan pada materi UN, dan ada beberapa mata pelajaran kita masukan dalam ektrakurikuler," jelasnya.

Ajukan Protes

Sementara Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMKN 1 Batam, Deden Suryana, MPd, malah melayangkan surat protesnya kepada Disdik provinsi, karena soal listening tidak dibarengi dengan kaset. Sehingga siswa mengerjakan listering dengan sistem reading. Begitu pula soal reading tidak sesuai dengan SKL yang selama ini pihaknya pelajari dalam pemantapan UN, dan soal-soal try out banyak kesalahan dalam pengetikan membingungkan para siswa.

Menurut Deden, surat yang ia layangkan pada Disdik itu agar dijadikan masukan untuk try out kedua yang akan digelar pada 16 Pebruari mendatang supaya soal try out SMK sesuai dengan SKL dan tidak disamaratakan dengan SMA. Begitu pula dalam mempola soal untuk try out, kata Deden alangkah bijaksananya bila melibatkan guru mata pelajaran ikut merumuskan soal try out agar sesui dengan SKl yang mereka ajarkan pada pemantapan selama ini.

"Kalau melihat hasil bahasa Inggris pada try out dilakukan Disdik perolehan siswa kita sangat rendah hanya 30 persen keberhasilannya. Malah ada siswa kita memperoleh nilai bahasa inggris 3, dan secara keseluruhan rata-rata perolehan try out ini hanya 5 saja. Nah ini lah yang sekarang kita analisa, tentunya untuk perubahan yang lebih baik lagi pada try out mendatang," jelas Deden lagi.

Kepala Sekolah SMKN 2 Batam, Syahrial SPd, selaku Ketua K3S SMK di Batam, akan segera membantu guru bahasa Inggris yang tergabung dalam MGMP untuk menelaah soal-soal yang diberikan Disdik pada try out lalu supaya sesuai dengan SKL UN. Malah Syahrial sendiri mengaku, dirinya telah melaporkan kejanggalan soal bahasa Inggris ini kepada pihak Kabid Pendidikan Menengah agar segera ditindak lanjuti supaya try out yang kedua nanti sesaui dengan SKL. Hanya saja untuk pada soal-soal try out yang telah dilakukan itu, dirinya tidak begitu paham, karena yang membuat adalah Disdik Provinsi. (sm/aa)

=========
Try Out Hanya Simulasi UN
Reporter : Arment
SIJORI MANDIRI---Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, mengatakan soal try out khususnya Bahasa Inggris bagi siswa SMK agak sulit dan tidak sesesuai dengan SKL. Namun demikian Muslim menegaskan, bila kesulitan soal try out ini sengaja dilakukan Disdik Provinsi Kepri, tujuanya untuk membiasakan siswa mengerjakan soal pada tingkat kesulitan ketika menghadapi Ujian Nasional (UN) nanti. Di samping itu juga, try out merupakan simulasi membiasaan siswa mengisi lembar jawaban komputer (LKJ) agar tidak ada kesalahan.

"Try out ini merupakan simulasi, melatih siswa agar terbiasa mengerjakan soal-soal pada tingkat kesulitan yang ada. Karena banyak siswa ketika ikut UN, grogi dan salah menjawab pada lembaran soal. Dan try out ini juga untuk membantu kesiapan para siswa dan pihak sekolah menghadapi UN. Juga bertujuan menganalisa titik kesalahan yang ditemukan pada pelaksanaan try out ini. Sehingga dapat memperbaikinya agar tidak terulang kembali saat berlangsungnya UN/UASBN nanti," ujar Muslim menjawab Sijori Mandiri ketika diminta komentarnya tehadap soal try out yang tidak mengacu pada kisi-kisi SKL UN ini.

Namun demikian, Muslim akan mengevaluasi perolehan hasil UN tiap sekolah nanti. Bila mana soal ini benar-benar tidak sesuai dengan SKL, maka akan memberikan masukan-masukan kepada Disdik Provinsi supaya pola penerapan soal try out itu untuk kedua kalinya lebih mengacu pada kisi-kisi SKL UN.


Ditegaskan Muslim, pelaksanaan try out ini secara serentak se provinsi ini, merupakan kesepakatan bersama kepala sekolah ketika mengadakan rapat koordinasi UN di kabupaten Linggu beberapa bulan lalu. Pada rapat tersebut, kata Muslim, kepala sekolah juga setuju kalau pada try out bersama ini dimasukan ada soal-soal pada tingkat kesulit dalam pengerjaan oleh siswa itu sendiri. Begitu pula soal-soal try out ini berdasarkan rumusan yang dibuat berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) tingkat provinsi.

"Kalau ada soal pada tingkat kesulitan yang tinggi, malah bagus. Artinya siswa harus bisa mengantisifasinya, karena kita tidak tahu persis sejauh mana tingkat kesulitan soal pada UN ini, meski soal-soal UN nanti mengacu pada SKL UN. Dengan cara seperti ini, menjadikan siswa terbiasa dengan soal-soal yang sulit ini," jelasnya.

Persiapan UN Hampir 90 Persen
Sementara ditanya terkait kesiapan Disdik dalam menghadapi UN nanti, jawab Muslim, persiapan Disdik Kota Batam sudah 90 persen. Ia optimis untuk UN kali ini akan berjalan lancar dan perolehan nilai dan kelulusan siswa akan lebih meningkat lagi dari tahun sebelumnya. Hanya saja sekarang ini tinggal dukungan dari orang tua saja dalam menggiatkan siswa untuk lebih meningkatkan lagi belajarnya. (sm/aa)       


    

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar