Jumat, 19 Maret 2010

Hut SMPN 29 Batam

Cangkan Sekolah Bebas Sampah dan Berbasis IT
Laporan : Arment


SMPN 29 Batam, Senin (8/3) merayakan ulang tahun yang ke-3.  Perayaan ditandai dengan pencanangan program 'Sekolah Bebas Sampah' serta 'Sekolah Berbasis ilmu dan Teknologi (IT)'. Acara cukup meriah dengan mempertontonkan kebolehan para siswa-siswi SMPN 29 Batam dalam peragaan merakit, menginstal dan memprogram komputer.

Meski mereka baru siswa SMP, namun soal kebolehan hampir standar dengan siswa SMK jurusan IT. Hal ini dibuktikan langsung oleh para siswa di hadapan tamu undangan unsur Dinas Pendidikan, Camat, Lurah, Muspida, tokoh masyarakat, serta sejumlah tamu undangan dari sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Batuampar.

Bahkan Disdik sendiri ketika itu diwakili Kasi Tenaga Pendidik, Muchril SPd, sampai berdecak kagum atas kemahiran para siswa memperagakan keahlian dalam merakit komputer ini. Begitu pula dengan Lurah Tanjungsengkuang, Tahir, langsung memesan satu unit komputer yang akan digunakan di Kantornya.

Acara semakin meriah dengan persembahan Tari Laggam Melayu, Penampilan Musik Tradisional dan Band Sekolah. Ketiga penampilan tersebut merupakan kelompok kesenian yang kerap mendapat juara disetiap lomba dan sering dipakai untuk mengisi acara di masyarakat. Acara ditutup dengan potong tumpeng dan pelepasan puluhan balon yang cukup mendapat tepuk tangan gemuruh dari para siswa yang memadati lapangan sekolah.

Kepala Sekolah SMPN 29 Batam, Sularno SPd, usai acara menyatakan, program pencanangan Sekolah Bebas Sampah ini agar SMPN 29 Batam kedepannya punya karakter tersendiri, karena dengan sekolah bersih akan berdampak pada suasana proses belajar mengajar (PBM) yang baik dan nyaman. Maka dari itu untuk mensukseskan program ini semua penghuni sekolah ikut terlibat langsung, bahkan bagi siapa saja yang melanggar akan dikenakan sanksi membersihkan semua tong sampah serta tulisan corat coret yang ada di tembok. Selain itu, pihaknya juga mengadakan lomba kebersihan antar kelas.

Sementara terkait penerapan keterampilan IT di SMPN 29 ini, Disdik telah mengakuinya dan meminta untuk memberikan pelatihan komputer kepada 7 sekolah yang nantinya supaya menerapkan skill yang sama kepada para siswanya seperti dilakukan selama ini oleh SMPN 29 Batam ini. "Bahkan SMKN 1 Batam telah melihat keterampilan yang dimiliki anak didik kita dibidang komputer. Sekarang mereka sedang memantau mencari bibit-bibit yang mahir dalam IT ini. Dan saya sendiri telah mengajukan usulan kepada SMKN 1 Batam untuk diadakan MoU supaya siswa yang pandai IT ini bisa digaransi masuk SMKN 1 Batam. Apalagi disekolah itu sudah ada 20% kuota bagi siswa berprestasi masuk kesana" ujar Sularno yang tahun ini mewakili kecamatan ikut ajang pemilihan Kepala Sekolah berprestasi tingkat Kota Batam.

Diakui Sularno, prestasi bidang akademik SMPN 29 Batam belum menonjol seperti sekolah terdahulunya. Namun Sularno tidak ingin hanya bisa pejam mata saja, namun perlu ada upaya gebrakan baru dalam prestasi dibidang skill lainnya seperti penguasahan IT dan menjuarai setiap Lomba olahraga. Hal ini telah dibuktikannya pada Porseni tingkat Kecamatan Batuampar, semua lomba olahraga disapu bersih oleh SMPN 29 Batam untuk mewakili tingkat Kota Batam.

Kasi Tenaga Pendidik Disdik Kota Batam, Muchril SPd, pada saat itu, juga menyatakan rasa salutnya atas keberhasilan para siswa-siswi dalam menguasai skill dibidang komputer. Dinilainya merupakan terobosan bagus mempola pendidikan berprestasi dalam segala bidang, terutama dibidang penerapan skill seperti komputer ini. Namun agar program ini terus meningkat, ia minta semua steak holder perlu memberikan dukungannya, terutama para orang tua murid dan donatur. Karena ia merasa Disdik sendiri telah banyak upaya dalam memfasilitasi sarana dan prasaran, serta meningkatkan kesejahteraan guru di Batam ini.

"Pola skill yang diterapkan SMPN 29 ini, perlu dicontoh oleh sekolah lain. Karena selain siswa pandai ilmu pengetahuan, juga iptek juga harus menguasainnya, karena pada akhirnya pola pembelajaran ini akan mengarah berbasis pada IT," jelasnya.

Sementara Ketua Komite Sekolah SMPN 29 Batam, Marfin Timu AP, SH,SE, juga mengaku salut upaya-upaya dilakukan SMPN 29 Batam menjadikan siswanya berprestasi. Maka dari itu selaku komite, pihaknya sangat mendukung segala program diterapkan sekolah, terutama dalam peningkatan mutu pendidikan dan prestasi siswanya. "Kita dari komite tiap bulan selalu mengadakan rapat untuk melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan prestasi di SMPN 29 Batam ini. Hal ini telah terbukti seperti cabang olahraga telah ada yang berprestasi hingga tingkat nasional, dan UN kemarin kelulusan hampir mendekati 100 persen," kata pria yang juga menjadi Ketua Komite di SMAN 14 dan SDN 001 Batuampar ini.

Sebagai pengurus Komite, kata Marfin, telah memiliki program jangka pendek, menengah dan program jangka panjang. Untuk program jangka pendek, komite sedang berusaha melengkapi kekurangan sarana lab IPA dan Komputer, Sedangkan program jangka panjang, Marfin bersama pengurus lainnya sedang mengupayakan menambah lahan untuk memperluas sarana pembangunan rumah dinas bagi para guru agar mereka lebih dekat dan konsentrasi dalam mengajarnya. (arment)    

    

Nilai Try Out Semakin Membaik, Tinggal Mental Siswa Ditingkatkan

Disdik Pastikan Siap Gelar UN dan UASBN 2010

Laporan  : Arment
 

Hasil nilai try out terakhir yang dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) menunjukan ada peningkatan. Membuat Disdik Kota Batam optimis, sehingga memastikan diri siap menggelar ujian nasional (UN) dan Ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) 2010 yang mulai dihelat pada 22 Maret bulan ini untuk tingkat SMA/MA/SMK. Sedangkan jadual pelaksanaan UASBN bagi SD/MI/SDLB/Sederajat akan digelar pada 4 Mei 2010 medatang.

Begitu juga dengan sekolah dan Siswa yang akan mengikuti UN dan UASBN 2010 ini, pada umumnya menyatakan kesiapannya diri meski pelaksanaan UN dipercepat dari sebelumnya bulan April menjadi Maret ini. Karena para siswa telah mempersiapkan dengan pemantapan dan berulang kali melakukan try out, baik itu dari pihak sekolah, Disdik maupun lembaga pendidikan lainnya.

Melihat dari kesiapan sekolah maupun siswa ini, Disdik juga merasa yakin target kelulusan UN bagi siswa SLTP dan SLTA mencapai 90 persen itu bisa tercapai. Begitu pula untuk siswa SD/MI, malah ia mentargetkan lebih tinggi lagi bisa mencapai 95 persenan.    

Kepala Disdik Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, menyatakan bila sejauh ini melihat dari persiapan dilakukan siswa dan sekolah cukup maksimal telah siap menghadapi UN maupun UASBN. Hanya saja yang sekarang perlu digesa lagi adalah persiapan mentalitas dan motivasi siswa agar bersemangat menghadapi UN ini. Karena kata dia, bila mental tidak siap sepandai apapun siswa menguasai materi UN, hasilnya tidak akan maksimal yang diharapkan.

"Pokoknya kita telah meminta untuk semua jenjang sekolah agar meningkatkan mentalitas siswa, dan tugas para guru untuk memotivasi anak didiknya biar terpacu terus untuk memberikan hasil terbaik dalam UN nanti. Karena bila melihat persiapan pemberian materi sudah maksimal benar," ujar Muslim menjawab Sijori Mandiri, Senin (8/3).

Menurut Muslim , kesiapan sekolah dan siswa dalam menghadapi UN ini, terlihat dari hasil try out ada peningkatan dari try out pertama hingga terakhir semakin membaik. hanya saja untuk sekolah hinterland, hasil try out ini belum mengembirakan. Hal ini ia maklumi, karena daya serap siswa di hinterland dan mainland berbeda, meski dirinya telah menempatkan guru yang berkualitas.

"Untuk kedepannya, kita akan menempatkan semua guru di hinterland ini harus berkualitas dan telah sertifikasi, karena guru-guru yang seperti ini telah mengerti benar pola mengajar terhadap anak didiknya. Makanya bagi guru yang ditempatkan di hinterland ini akan diberi tunjangan lebih dan di kasih reward bila berprestasi nanti, agar mereka (guru-red) termotivasi terus dalam mengajarnya. Nah dengan demikian, kemampuan anak didik kedepannya akan seimbang, baik di hinterland maupun di mainland," kata Muslim.

Meski demikian, jelas Muslim, dalam meningkatkan mutu pendidikan ini bukan hanya sekedar tanggungjawab sekolah, guru dan Disdik semata. Melainkan tanggungjawab bersama semua steak holder, terlebih orang tua murid, karena bila diserahkan kepada sekolah dan guru kemampuannya terbatas. "Salah satunya upaya mensingkronisasikan keharmonisan dalam meningkatkan kemajuan pendidikan ini, kita minta Sekolah dan Komite bersama orang tua murid perlu mengadakan pertemuan minimal 3 bulan sekali, guna membahas permasalahan dihadapi sekolah dalam memajukan pendidikan ini," jelas Muslim lagi.

Sementara dari data diperoleh Disdik Kota Batam, perserta UN untuk siswa tingkat SLTP sebanyak 90 sekolah dengan jumlah peserta sebanyak 7.694 siswa, dan peserta UN tingkat SLTA berjumlah 61 sekolah dengan jumlah peserta 4.992 siswa. Sedangkan untuk peserta UASBN tingkat SD/MI berjumlah 201 sekolah dengan jumlah peserta sebanyak 10.478 siswa.   
    
Misalnya persiapan UASBN di SDN 003 Batuampar dan SDN 003 Bengkong, serta SDN 005 Bengkong. Baik Kepala Sekolah, guru, maupun siswa umumnya menyatakan sudah mempersiapkan diri dari awal tahun ajaran, sejak siswa kelas akhir naik kelas 6. Seperti diungkapkan Kepala Sekolah SDN 005 Bengkong, Kartina Nengsih, SPd, kalau pihaknya telah mempersiapkan siswanya sejak dari awal dengan pemantapan dan penambahan satu jam untuk mata pelajaran yang di UASBN-kan. Namun Kartina juga telah mengingatkan kepada orang tua siswa agar siswanya diikutkan les-lesa atau bimbel supaya mendapat pelajaran lebih, karena usaha guru sudah maksimal mungkin mengasah kemamapuan anak dalam mempersiapkan bekal menghadapi UASBN ini.

"Uji coba UASBN (try out) telah beberapa kali kita lakukan, belum lagi membahas bank-bank soal, buku persiapan UASBN dan pemanggilan orang tua bagi anaknya yang mendapat nilai try out terendah. Sekarang ini kita sedang menanamkan mentalitas dan motivasi kepada siswa, dan rencananya sebelum UASBN dilaksanakan kita akan mengadakan yasinan bersama di sekolah," jelas Kartina.

SDN 005 Bengkong, kata Kartina, sejak dirinya menjadi kepala Sekolah telah digesa agar bisa meraih prestasi dari segala bidang. Hal ini telah dibuktikan dengan masuk dalam rangking perolehan nilai UN tingkat kota Batam. Maka dari itu Kartina telah mentargetkan bisa meraih UASBN tahun ini bisa lulus 100 persen dengan perolehan nilai cukup baik.

 Tanggungjawab Bersama     
Ketua Komite SMKN 1 Batam, Drs Darlispon, MM, menilai bila bila tanggungjawab pendidikan itu bermula dari siswa sendiri, orangtua, masyarakat, organisasi, lembaga pendidikan dan pemerintah selaku pengawas pengendalian mutu, kata Darlispon ketika dimintai komentarnya terkait UN.  Ia menjelaskan, melihat secara nyata di lapangan terutama jika dikaitkan dengan minat baca siswa maka jelas sekali benang merahnya masalah UN adalah unsur tanggungjawab siswa untuk mengikuti pendidikan secara benar yang diawasi, dievaluasi oleh orangtua masing-masing. "Banyak siswa yang takut mengikuti UN karena siswa tersebut memang tidak belajar atau tidak pernah membaca buku," ungkapnya.

Bahkan, kata dia, peran orangtua mengawasi anaknya belajar juga kurang sehingga sebahagian orangtua juga merasa ketakutan menghadapi UN. Padahal, tidak perlu ditakui karena seharusnya siswa mempersiapkan diri jauh sebelum pelaksanaan UN dimulai. "Kalau mau lulus UN, buku-buku di rumah harus dibaca jangan hanya menjelang UN saja," katanya.

Namun disamping itu juga, kata Darlispon, upaya memperkuat mental para siswa, baik  SD, SLTP mupun SLTA yang hendak mengikuti UN,  perlu terus ditanamkan rasa percaya diri dan motivasi yang kuat. Seharusnya kata Darlispon, Disdik menegaskan kepada sekolah agar bisa membimbing anak-anak didik mereka baik dalam hal pelajaran atau pun mental siswanya. Karena kata Darlispon, kesiapan siswa dalam menghadapi UN ini tidak hanya dalam hal materi pelajaran saja, melainkan mental dan motivasi juga harus diterapkan. Karena tidak sedikit siswa yang sudah menguasai materi pelajaran, ketika menghadapi soal UN malah grogi dan gugup serta hilang konsentrasi. Akhirnya tak lulus UN, sedangkan ia mampu mengerjakan soal tersebut. (arment)

Rabu, 03 Maret 2010

Guru Swasta Protes Terkait Perbedaan Dana Insentif

Disdik Diminta Jangan Diskriminasi



 Laporan Arment
SIJORI MANDIRI---Dinas Pendidikan (Disdik) kota Batam diminta jangan diskriminasi terhadap pemberiaan dana insentif terhadap guru swasta. Karena pemberian dana tersebut terpaut jauh bila dibanding yang diterim guru honor dan PNS di sekolah negeri. Seperti insentif diterim guru honor dan PNS di sekolah negeri Rp600 ribu hingga Rp800 ribum sedangkan untuk guru yang mengajar di sekolah swasta hanya Rp Rp200 ribu hingga Rp400.000.


Keluhan guru swasta ini disampaikan kepada Ketua DPC PKB Batam, Rudi SE, saat rapat dengar pendapat (hearing) dengan guru swasta di MTsN Batam, beberapa waktu lalu. Selain perbedaan dana insentif, para guru swasta juga mengajukan keberatan atas rencana Pemko Batam meniadakan pemberian dana insentif bagi guru swasta ini. Mereka

(guru swasta-red0  menilai, Disdik Kota Batam telah menganggap seakan keberadaan guru swasta ini hanya sebagai pelengkap. Padahal, kata mereka, porsi dan tujuan mengajar guru sekolah swasta dan guru sekolah negeri sama-sama mendidik dan memajukan pendidikan.

"Kenapa harus dibeda-bedakan, bukannya tugas dan fungsinya sama dengan guru negeri, malah kami (guru swasta, red) malah lebih berat lagi menyiasati kurikulum yang harus dibarengi dengan praktek yang serba minim ini," ujar salah seorang guru swasta, Abdul Hamid, saat ditemui di MTs Darul Islam, Tanjungsengkuang, Batuampar, Rabu

(3/3).

Sementara Ketua DPC PKB, Rudi, saat itu terlihat kaget mendengar keluhan disampaiakan para guru-guru swasta tersebut. Ia mengaku, sejauh ini belum tahu bila dana insentif ini ada perbedaan antara guru swasta dan guru negeri. "Lho kok bisa begitu, enggak benar itu, seharusnya guru diberikan porsi yang sama tidak boleh

diskriminasi begitu. Tapi bapak ibu harap bersabar saja, nanti kami akan croscek ke Disdik sendiri. Bila memang itu benar, maka kita akan minta untuk ditinjau kembali kebijakan tersebut," jelas Rudi ketika itu.

Kepala Disdik Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, ketika dikonfirmasi via telepon, Rabu (3/3), membenarkan adanya perbedaan pemberian dana insentif pada guru ini.  Perbedaan ini alasan Muslim, karena guru swasta merupakan tanggungjawab dari yayasan dan sekolah tempat mereka mengajar dalam hal meningkatkan kesejahteraan gurunya.

"Perlu dipahami, namanya juga sebatas bantuan tentunya berdasarkan sebatas kemampuan pemerintah. Lagi pula untuk guru swasta ini merupakan tanggung jawab dari yayasan, lagi pula iuaran siswa cukup besar bila dibanding sekolah negeri, malah SD dan SMP di gratiskan. Kalau misalkan insentif ini kita sama ratakan, malah nanti guru negeri juga akan protes," jelas Muslim.

Terkait wacana penghapusan pemberian dana insentif bagi guru swasta, di bantah Muslim tidak pernah mewancanakan seperti itu. Hanya saja, untuk pemberian dana insentif  ini diperuntukkan bagi guru yang telah mengajar lebih dari dua tahun. Dan kemungkinan, bagi sekolah yang baru mengajukan gurunya akan dialokasikan pada APBD mendatang.

"Terus terang saja, pemberian dana insentif ini baru di Provinsi Kepri saja di berlakukan, untuk daerah lain belum ada. Jadi kita harus bersyukurlah pemerintah daerah  sangat memperhatikan akan kesejahteraan para guru ini," kata Muslim menandaskan.(arment)

Motivasi Belajar Siswa Dinilai Kurang

Sekolah Kuatir Siswanya Tak Lulus UN


Laporan Arment


SIJORI MANDIRI---Berdasarkan hasil evaluasi ujia coba (try out) ujian nasional (UN) pertama dan kedua dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam dimasing-masing sekolah, hasilnya belum begitu memuaskan. Perolehan nilai kelulusan paling tinggi mencapai 65 persen, bahkan ada sekolah hasil kelulusan try out UN ini hanya 30 persenan. Hal ini diakibatkan kebanyakan siswa belum serius menghadapi UN 2010 ini. Padahal, Disdik sendiri telah menargetkan angka kelulusan siswa pada UN 2010 ini mencapai 90 hingga 95 persenan, atau naik dari pencapaian kelulusan UN tahun sebelumnya.

Melihat kondisi seperti ini, bukan saja Disdik yang merasa cemas dan kuatir, terlebih lagi pihak sekolah takut bila nanti banyak siswanya tak lulus UN. Wajar bila pihak sekolah merasa kuatir, karena perolehan try out Un baik yang pertama maupun kedua belum ada peningkatan yang signipikan. Terutama untuk mata pelajaran matematika dan bahasa Inggeris. 

Kepala Dinas Disdik Kota Batam, Drs H Muslim Bidin, mengakui bila angka kelulusan try out pada masing-masing sekolah dengan rata-rata tiap 65 persen saja bisa dibilang sudah memadai. Namun sayangnya sejauh ini masih banyak sekolah yang memperoleh nilai persentase kelulusan dibawah 65 persen, bahkan ada sekolah hanya 30 persenan kelulusannya. Meski demikian kata Muslim, dengan try out ini pihaknya telah melihat gambaran sebenarnya kesiapan dari masing-masing sekolah dalam mempersiapkan siswanya menghadapi UN yang akan digelar pada bulan Maret ini.      

Diyakini Muslim, persiapan pihak sekolah membekali siswa untuk menghadapi UN ini dinilai sudah lebih dari cukup, mulai dari pemantapan, pembahasan soal-soal dan lain sebagainya guna memperoleh nilai terbaik dalam UN nanti. Hanya saja tingkat keseriusan para siswa dalam menyiapkan diri menghadapi UN ini, dirasakan Muslim, masih kurang. Apalagi mereka (siswa-red) dihadapkan pada banyaknya godaan berupa pergaulan dilingkungan, pengaruh permainan elektronik dari komputer, serta telepon seluler. Sedangkan faktor lainnya, menyebabkan mereka enggan belajar dengan serius.

"Sekarang ini guru dihadapkan pada dilema yang serba sulit. Misalnya anak didik dihimbau dan ditegur, atau diberi PR oleh sang guru tidak dihiraukan. Sementara bila diberi sanksi, salah-salah guru bisa dipolisikan oleh orang tua murid. Jadi guru sekarang ini menjadi gamang, apalagi bila tidak ada kesadaran dan perhatian dari orang tuanya, maka produk pendidikan dipastikan akan seperti ini terus. Padahal kita tahu upaya guru dan sekolah cukup luar biasa dalam mendidik anak muridnya ini," ujar Muslim menjawab Sijori Mandiri terkait kekuatiran pihak sekolah terhadap hasil UN nanti.

Untuk itu Muslim menghimbau, agar orang tua bisa kerjasama dengan pihak sekolah sama-sama mengawasi dan mendisiplinkan anaknya supaya punya tanggungjawab terhadap dirinya sebagai pelajar yang tugasnya hanya belajar. "Kita inginkan guru dan orang tua saling kerjasama dalam merubah sikap dan mental anak, jadi ada hubungan sinergilitas" pinta Muslim.

Guru Harus Jadi Presenter

Sementara itu Muslim juga menginginkan, supaya guru juga bisa berperan sebagai presenter dalam mendidik siswanya. Maksud Muslim, guru harus bisa membawa diri dalam segala situasi, artinya bisa sebagai kawan bercanda, sahabat, guru dan orang tua. Hal ini dipastikan Muslim, akan memunculkan pigur guru yang bisa menjadi kebanggaan bagi anak didiknya, tentunya akan melahirkan rasa segan dan kepercayaan dari anak didiknya. Maka disarankan Muslim, dalam proses pendidikan itu, guru dengan orang tua itu harus ada sinergilitas dalam mendidik anak. Dikuatirkan Muslim bila ini tidak terjadi, maka pendidikan anak kedepannya tidak punya kekuatan dan percaya diri. Malah Ia (anak didik-red) akan jadi pemalas dan tidak punya motivasi belajar.

Pantau Kelapangan

Kekuatiran Muslim akan hasil UN nanti, terlihat jelas, ia rutin turun kelapangan mendatangi sekolah-sekolah yang biasanya hanya satu minggu sekali, sekarang dilakukannya 3 hingga 4 kali dalam seminggu. "Saya turun kelapangan selain melihat kendala dihadapi sekolah, juga memotivasi para guru agar jangan menyerah dan patah semangat dalam mendidik siswa. Begitu pula dengan guru yang ada di pulau, meski nanti hasil UN-nya kurang memuaskan, kita maklumi karena sarana dan prasarana yang kurang," jelas Muslim.

Sementara dalam pelaksanaan UN nanti, Muslim juga akan mengerahkan seluruh pengawas sekolah serta stafnya di kantor agar ikut serta memantau jalannya pelaksanaan UN ini. Bahkan, Muslim merasa berterima kasih kepada pihak Kepolisian, Polda dan Poltabes yang menanyakan langsung atas pelaksanaan UN ini. "Saya sangat memberikan apresiasi kepada pihak Kepolisian yang proaktif ingin mensukseskan UN. Malah langsung datang menanyakan kepada saya," kata Muslim.

Pada bagian lain Muslim juga berniat akan memberikan reward bila siswa Batam masuk 10 besar semuanya. Hal ini kata dia, akan dibahas bersama DPRD dan Walikota Batam, reward apa yang pantas diberikan bagi siswa yang berprestasi itu. Upaya Muslim ini, dalam menyemangati siswa memperoleh nilai sebaik mungkin dalam Un nanti.                        

Kepala Sekolah SMPN 10 Batam, Drs Fahrul, saat diminta komentarnya terkait persiapan UN, menyatakan bila dilihat dari hasil perolehan siswa pada try out UN kedua ini ada sedikit peningkatan dari dari hanya 50 persen menjadi 66 persenan. Secara umum perolehan nilai rata-rata ada peningkatan, hanya saja untuk pelajaran matematika sedikit mengalami penurunan. Dirincikan Fahrul, perolehan try out UN pada try out pertama untuk pelajaran matematika mendapat nilai rata-rata 5,6 dan try out UN kedua menurun menjadi 4,69. Begitu pula untuk pelajaran bahasa Inggris pada try out Un pertama mendapat 6,92 menurun menjadi 6,48. Berbeda dengan pelajaran bahasa Indonesia dari try out UN pertama 5,90 ada kenaikan pada try out Un kedua menjadi 6,80. Begitu pula untuk pelajaran IPA try out Un pertama hanya rata-rata 5,72 naik menjadi 6,52.

Tak Lulus Try Out UN, Siswa Dimasukan Kelas Ektra

Menurutnya, soal try out UN baik yang pertama maupun kedua tingkat kesulitannya hampir sama, hanya saja pola yang diterapkan mengunakan sistem A dan B. Maka dari itu untuk mengesa dalam pemantapan soal yang sulit dievaluasi dan dibahas bersama para siswa. "Try uot kedua ini pertama kita prediksikan anak didik bisa lulus 75 persen, tapi meleset dari perkiran kita. Kenapa kita prediksikan segitu, karena kita tahu upaya para guru dalam pemantapan cukup luar bisa. Bahkan soal yang kita berikan saat pemantapan diambill dari mana-mana. Hanya persaolannya anak didik yang kurang konsentrasi dan tidak fokus serta kurang konsentrasi mengerjakan  soal-soal tersebut yang di try outkan," jelas Fahrul.

Kendati demikian, kata Fahrul, dengan waktu yang cukup singkat ini pihaknya telah mengambil langkah cepat dengan memaksimalkan materi yang di UN-kan, salah satunya menonaktifkan sementara waktu dua mata pelajaran kesenian dan olahraga digunakan untuk membahas soal-soal UN sambil melakukan ulangan harian bagi mata pelajaran di UN-kan. Bahkan ia sendiri telah mengklasifikasikan siswa, terutama yang tidak lulus pada try out UN kedua dilaksanakan Disdik Provinsi dimasukan pada kelas ektra. Disamping itu juga dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan mentalitas, peserta Un setiap hari Jumat diadakan baca yasinan.

Meski perolehan try out UN hanya 65 persenan, namun Fahrul optimis hasil UN nanti akan bagus, makanya ia telah mentargetkan bisa lulus 95 persen. Target seperti ini telah dibuktikan oleh Fahrul pada UN tahun lalu, mulanya ia hanya ditargetkan 97,7 persen ternyata tercapai menjadi 99 persenanan. Namun ia tak menapik kalau dirinya masih gamang, karena input siswa lebih bagus dari lulusan tahun lalu. 

"Kalau soal pemantapan rutin kita lakukan, bahkan saya sendiri mengawasi hingga pukul 16.00 WIB di sekolah. Begitu pula ada anak didik satu kali saja tidak ikut pemantapan, kita panggil. Dan rencananya kita akan mengundang lagi orang tua murid agar sama-sama mengawasi belajar anaknya dan mngasih tahu hasil UN dari mulai try out pertama dan kedua yang diadakan Disdik Provinsi sambil mensosialisasikan pentinya UN ini," kata pria yang terpilih jadi Wakil Ketua MKKS ini. Seraya mengatakan bila peserta UN tahun ini di SMPN 10 Batam berjumlah 250 siswa (arment)